Kaburnya Mustopa alias Opa (36) membuat waswas warga di Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Mereka khawatir, Opa bakal kembali merusuh di kampung.
Kaburnya Opa sempat bikin ramai media sosial Facebook. Warganet mengabarkan soal kaburnya Opa dari panti sosial dengan cara menyelinap diantara celah sempit teralis di ruang isolasi. Warga juga tidak kalah heran, posisi Opa yang tinggi besar bisa dengan mudah keluar dari balik teralis.
"Semalam dia terlihat di sekitar rumahnya, makanya warga ramai lagi. Kabarnya kan sudah diamankan di panti tapi lepas," kata pria inisial N, warga Desa Jayanti kepada detikJabar, Jumat (24/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
N mengaku tidak mengetahui ihwal Opa bisa mengidap gangguan kejiwaan dan mengalami perubahan perilaku. Padahal dahulu pria itu kerap bekerja serabutan termasuk menjadi kuli bangunan.
"Kalau penyebab kurang tahu juga kenapa bisa seperti itu, yang pasti perilakunya kasar," imbuh N.
"Situasi di kampung halaman Opa sekarang siaga satu kang. Apalagi orang-orang yang sempat ikut menangkap Opa kemarin jadi waswas paur di kakalakeun (Takut diburu). Walaupun wajahnya ditutup tapi dia kenal dengan suara-suara orang di sini," sambungnya.
Menurut N, saat ini warga yang akan berkebun dihantui ketakutan. "Orang yang dua hari ke belakang tenang berkebun sekarang mereka sudah tidak berani ke ladang tempat mereka berkebun karena takut ada si Opa," ujarnya.
Saking takutnya warga, mereka bahkan langsung membungkus bagian kepala Opa agar tidak bisa melihat orang-orang di sekitarnya yang mengantarnya ke Panti Aura Welas Asih.
Soal kondisi Opa itu sebelumnya diceritakan Irgiana, pekerja sosial Panti Aura Welas Asih (AWA) Palabuhanratu. Ia menceritakan saat Opa diantar petugas Babinsa menggunakan ambulans Desa Jayanti pada Selasa (21/5/2024).
"Diantar sekitar jam 11.00 WIB, kondisinya ditidurkan blankar dengan keadaan terikat. Wajah dililit menggunakan cadar, seluruh tubuhnya juga diikat kain, kaki diikat tambang, tangan juga memakai borgol, mirip mumi," kata Irgiana pekerja sosial Panti AWA kepada detikJabar, Jumat (24/5/2024).
(sya/yum)