Sudah 21 Tahun Sanusi mencari nafkah dengan berjualan Tahu Gejrot khas Cirebon, Jawa Barat. Setiap hari, pria yang akrab disapa Mang Uckul ini memikul jualannya dari Jl. Laswi ke Jalan Lengkong Kecil, Kota Bandung.
Kawasan Lengkong Kecil dipilih Mang Uckul sebagai lokasi jualan karena sejak lama menjadi pusat kuliner malam di Kota Bandung. Apalagi lokasinya yang tak jauh dari pusat kota, menjadikan kawasan ini ramai dikunjungi turis dari luar daerah.
Pria kelahiran 1973 itu bercerita, sebelum jualan tahu gejrot, ia sempat mencoba peruntungan diberbagai macam pekerjaan, mulai dari kuli bangunan, kenek bus, hingga montir mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun 80'an saya sudah mulai hafal Jakarta-Bandung. Jadi kuli bangunan di Jakarta, kenek bus, sampe pernah diajarin montir mobil, tapi saya gak ahli," katanya.
Perantauannya ke Jakarta, memang tidak membuahkan hasil yang signifikan. Namun, ia bertemu secara tidak sengaja dengan saudaranya yang masih satu keluarga besar.
"Pas di Jakarta, kebetulan saya ketemu saudara dekat, anaknya kerja di kedubes Thailand. Jadi saya ikut dia ke Thailand, kurang lebih 7 bulan saya di sana. Waktu itu zamannya Menteri Penerangan Harmoko," katanya sambil mengingat-ingat kata sapaan dalam bahasa Thailand.
"Dari kecil saya pengen banget ke luar negeri, walaupun saya gak lulus SD. Alhamdulillah tercapai," tambahnya.
Mang Uckul mulai berjualan tahu gejrot sejak tahun 2003. Setelah ikut saudara dan mencoba beberapa pekerjaan di Jakarta, ia mencoba mencari peruntungan di Kota Bandung.
"Pas di Bandung, saya ketemu sama teman satu kampung jualan tahu gejrot keliling. Saya tertarik buat jualan juga, akhirnya saya belajar dan jualan sampai sekarang," kenangnya sambil melayani pembeli.
Mang Uckul menjual tahu gejrotnya seharga Rp 15. 000 untuk satu porsinya. Dalam satu hari, biasanya ia membawa sekitar 30 sampai 37 porsi.
"Alhamdulillah kalau untuk penghasilan. Yang penting disyukuri, dinikmati, saya dan keluarga diberi kesehatan, kalau ada lebihnya dipake sedekah," ujarnya.
Walaupun Mang Uckul tidak lama duduk bangku sekolah. Namun, ia bertekad akan menyekolahkan anaknya minimal hingga SMA.
"Alhamdulillah dari hasil jualan tahu ini, 3 anak saya pada sekolah semua," ujarnya dengan rasa bangga.
Dari pengalamannya yang pernah ke luar negeri meski tak lulus SD, membuat anaknya termotivasi ingin belajar dan bekerja di luar negeri juga.
"Anak saya yang pertama sekarang kerja di salah satu perusahaan otomotif di Jepang. Adiknya yang baru lulus SMA, ada niat mau ke luar negeri juga," kata bapak beranak 3 itu.
Selama jualan tahu gejrot, pria 51 tahun ini sempat mengalami insiden yang membuat tubuhnya terbakar hingga 75%.
Ia bercerita ketika sedang memasak gula untuk tahu gejrotnya kompor sumbu yang dipakainya tiba-tiba mengeluarkan api dan membakar tubuhnya.
"Itu kejadiannya tahun 2005 pas saya lagi masak gula, sumbu kompornya lepas, dan badan saya kebakar semua," tuturnya.
"Saya dirawat di rumah sakit Muhammadiyah Bandung, sampai 90 infusan. Badan udah dililit perban semua. Waktu itu dokternya bilang 'kalau gak meninggal, sembuhnya stress'," katanya mengenang masa sulitnya itu.
Masa sulitnya itu ia lewati dengan menjalani perawatan selama kurang lebih 1 tahun. Ia merasa sangat bersyukur bisa diberi kesehatan dan kembali berjualan untuk menafkahi keluarga dan anaknya.
"Alhamdulillah saya masih dikasih sehat lagi setelah kejadian itu. Saya merasa bersyukur banget bisa dipanjangkan umurnya sampai sekarang dan bisa cari rezeki buat keluarga dan anak," ujarnya.
(yum/yum)