Beragam kegiatan dilakukan warga Bandung kala akhir pekan. Seperti warga Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, bukan tempat wisata atau mal yang mereka kunjungi untuk mengisi akhir pekan, melainkan Sungai Citarik. Mereka memilih memancing di akhir pekan.
Tepian sungai yang kini mulai mengering akibat kemarau digunakan sejumlah warga sebagai tempat memancing ikan. Seperti yang dilakukan Ecep (43), warga Cibodas, Solokanjeruk itu mengaku, setiap hari Minggu ia kerap memancing dialiran sungai tersebut.
"Keseharian jualan makanan di sekolah, kalau nggak ada acara keluarga di hari Minggu mancing ke sini, kebetulan airnya jug udah surut," ujar Encep.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Encep mengaku di aliran Sungai Citarik di kala mulai musim kemarau, banyak ikan muncul ke permukaan dan kadang terjebak di kubangan lumpur di aliran sungai tersebut. "Ikan pasti cari tempat dalam di sungai, memang kalau dipinggiran sini nggak akan ada, tapi mereka kaya ngumpet di dalam air di lubang lumpur gitu," ujar Encep.
"Ikannya macam-macam, ada ikan mas, nila, mujair, lele. Ukurannya macam-macam, tapi rata-rata sedang dan kecil. Tapi kalau lagi beruntung suka dapat babon," tambahnya.
Babon yang dimaksud Ecep, yakni ikan berukuran besar. Bisa juga ikan berukuran di atas satu kilogram yang disebut babon. Menurut Ecep, nanti ikan tangkapannya jika dia dapat banyak bisa dijual, jika sedikit akan dimakan oleh Ecep dan keluarga.
"Tapi kebanyakan sih dimakan aja sama istri dan anak, kalau nggak bagi-bagi ke tetangga juga. Buat saya sih yang hobi mancing lebih menyukai proses memancingnya dibandingkan makan ikannya," terang Ecep.
Hal serupa juga dilakukan oleh Ujang (36), warga Rancaekek yang berprofesi sebagai buruh pabrik itu mengaku kala akhir pekan kerap gunakan untuk memancing.
"Jarang sih kalau mancing gini, pas libur kerja aja. Refreshing buat saya bisa mancing kayak gini, ya mau hiburan apa lagi, mancing di sungai sudah dianggap hiburan gratis oleh saya," ucap Ujang.
Disinggung berapa banyak ikan yang dia bawa ke rumah jika memancing di aliran sungai, Ujang sebut tak tentu karena harus pintar-pintar mencari spot mancing.
"Ini meski airnya masih ngalir, ikan itu gak itu berenang, mereka kaya diem didalam air di tempat yang lumpunya melengkung ke bawah gitu. Nah jadi kita itu harus pintar-puntar cari tempatnya," tutur Ujang.
"Berapa banyak ikan yang saya dapat? Tergantung hoki kalau mancing di sungai gini, bisa banyak, bisa juga sedikit, tidak tentu," tambahnya.
Baik Ecep ataupun Ujang, mereka mulai memancing di pagi hari dan menjelang siang merekapun memilih pulang. Namun jika tangkapan ikan lagi bagus dan dirasa ikan masih banyak, mereka cari tempat berteduh seperti di bawah pohon.
"Waktu tergantung, kadang sebelum zuhur udah pulang, kalau ikannya banyak paling sebelum asar, tergantung mood juga," pungkasnya.
(wip/sud)