Jabar Hari Ini: Wanita Lembang Tewas di Tangan Mantan Pembantu

Jabar Hari Ini: Wanita Lembang Tewas di Tangan Mantan Pembantu

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 21 Mei 2024 22:00 WIB
Pelaku Pembunuhan Wanita di Lembang Diamankan
Pelaku Pembunuhan Wanita di Lembang Diamankan (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung -

Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (21/5/2024). Mulai dari kasus pembunuhan wanita asal Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) oleh mantan pembantunya, hingga Kepala Desa (Kades) di Cirebon diduga melakukan aksi pelecehan seksual terhadap warganya.

Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:

Wanita Lembang Tewas di Tangan Pembantu

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fifi (55), ditemukan tewas di rumah kontrakannya di Kampung Barulaksana RT 02/15, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Ia ditemukan tak bernyawa pada Selasa (21/5/2024) sekitar pukul 03.35 WIB.

Kasus ini bisa terbongkar awalnya saat warga mendengar suara ribut-ribu dari rumah kontrakan korban. Setelah dicek warga, wanita tersebut ditemukan dalam kondisi penuh luka dan tak bergerak sama sekali.

ADVERTISEMENT

"Jadi warga sempat menghubungi pemilik kontrakan dulu karena mendengar ribut-ribut. Setelah pemilik kontrakan datang dan membuka pintu, di situ didapati korban sudah tergeletak dengan tubuh penuh luka. Ada seorang laki-laki juga yang menggunakan penutup kepala dan diduga pelakunya," ucap Kapolsek Lembang Kompol Hadi Mulyana saat dikonfirmasi.

Tak hanya mayat Fifi, di lokasi juga ada seorang laki-laki yang tangannya berlumuran darah. Ia memakai penutup kepala dan diduga pelakunya. Pria itu kemudian diamankan dan warga melapor polisi.

"Ada seorang laki-laki juga yang menggunakan penutup kepala dan diduga pelakunya," jelas Hadi.

Pria mencurigakan itu kemudian mengaku sebagai pelaku yang menganiaya korban Fifi hingga tewas. Dia juga kemudian diamankan untuk diperiksa kepolisian.

Setelah diperiksa, pelaku bernama Taudin (40) yang ternyata pernah membantu bekerja di rumah korban. Taudin tak hanya sendiri, di situ ia bekerja dengan istrinya yang bertugas merawat suami Fifi. Namun mereka sudah tak lagi bekerja dengan korban semenjak suaminya meninggal dunia karena sakit dua bulan lalu.

"Jadi terduga pelaku dan istrinya bekerja di keluarga korban. Tapi semenjak suami korban meninggal, mereka tidak bekerja di situ. Korban tinggal di rumah itu sekitar 6 bulan lalu, jadi mereka pendatang. Dua bulan belakangan, korban tinggal sendiri," kata Hadi.

Hadi juga menjelaskan kronologis penganiayaan berujung tewasnya korban. Saat itu, mantan pembantu korban ini berniat datang ke rumah korban dan ditengarai merencanakan aksi pembunuhan tersebut.

Setelah masuk, ternyata korban sudah bangun dan mereka bertemu di dapur. Saat itu, pelaku yang sudah membawa potongan kayu kurang lebih sepanjang 50 sentimeter, menghantamkannya ke wajah korban.

"Akibatnya korban mengalami luka parah di bagian wajah akibat dihantam potongan kayu itu. Saat penganiayaan itu, korban sempat teriak minta tolong dan didengar oleh saksi yang saat itu mau ke masjid," kata Hadi.

Mendengar jeritan tolong dari rumah kontrakan korban, saksi kemudian menghubungi pengurus RT dan warga lainnya. Mereka kemudian masuk ke dalam rumah kontrakan.

"Di situ mereka menemukan pelaku berdiri di dekat korban, sementara korbannya tergeletak diduga sudah tidak bernyawa. Kemudian warga mengamankan dulu pria itu karena memang dia bilang saya pelakunya dengan tangan berlumuran darah," kata Hadi.

Pelaku kemudian dibawa ke Mapolsek Lembang lalu diperiksa. Saat ini pihaknya masih mendalami motif di balik aksi keji Adi menghabisi nyawa mantan majikannya itu.

Respons Polda Jabar Soal Kejanggalan Kasus Vina Cirebon

Isu kejanggalan di kasus pembunuhan Vina dan Pacarnya, Rizky alias Eky, kini sedang ramai diperbincangkan. Ini terjadi setelah Saka Talal, salah satu terpidana yang kini sudah bebas buka suara dan membeberkan sejumlah kejanggalan selama proses penyelidikan.

Dikonfirmasi detikJabar, Polda Jawa Barat lalu merespons secara normatif isu tersebut. Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan, saat ini anggota kepolisian sedang bertugas untuk menuntaskan kasus itu.

"Mohon bersabar, ya. Anggota masih bekerja," kata Jules Abraham saat dihubungi via pesan singkat WhatsApp, Selasa (21/5/2024).

Polda Jabar diketahui sudah menyebar ciri-ciri 3 orang yang menjadi DPO dalam kasus pembunuhan Vina dan pacarnya, Eky. Ketiganya adalah Andi, Dani dan Pegi alias Perong.

"Nanti kalau ada (update informasi), kita infokan," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Saka Tatal (23), salah satu pelaku pembunuhan Vina dan Muhammad Rizky atau Eky, buka suara terkait kasus yang menjeratnya. Saka mengaku ada beberapa kejanggalan selama proses penyelidikan.

Saka divonis 8 tahun penjara di kasus ini. Saat itu usianya 15 tahun. Namun, dia bebas setelah menjalani 3 tahun 8 bulan bui di Lapas Anak Sukamiskin Bandung, Jawa Barat. Selain Saka, terdapat 7 pelaku lain yaitu Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramadhani, Hadi Saputra, Jaya, Eka Sandi, Sudirman dan Supriyanto.

Saka mengaku selain proses penangkapan dirinya, salah satu kejanggalan lain di kasus ini yaitu dia tidak mengenali salah satu pelaku Rivaldi Aditya Wardana. Sedangkan, 6 pelaku lainnya ia secara tegas mengaku mengenali termasuk Eka Sandi, pamannya.

"Kalau yang saya nggak kenal itu namanya Rivaldi, saya juga sempat bingung waktu di kantor polisi karena saya benar-benar nggak kenal," katanya kepada detikJabar, Sabtu (18/5/2024) malam.

Gadis Mandalajati Bandung Hilang Sejak Bulan Puasa

Seorang gadis bernama Rahma Anjani (17) dilaporkan menghilang dari rumahnya. Ia tak kunjung pulang sejak bulan puasa, tepatnya pada 29 Maret 2024.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast mengatakan, orang tua korban sudah melaporkan kejadian ini ke polisi. Gadis tersebut saat itu meninggalkan rumah dan izin ke orang tuanya untuk ngabuburit.

"Sejak keberangkatan dari rumah, selama dua minggu kemudian korban tidak ada lagi pulang ke rumah," kata Jules dalam keterangannya, Selasa (21/5/2024).

Namun kemudian, gadis ini tak kunjung pulang ke rumah. Orang tuanya lalu mendapat informasi anaknya berada di wilayah Solokan Jeruk, Bandung. Tapi setelah dicek langsung ke sana, ia tak berada di wilayah tersebut.

"Orang tua korban terus mencari sampai ke daerah Leuwipanjang. Namun tidak ada hasil dan belum diketahui keberadaan anaknya," ucapnya.

Orang tuanya sempat menghubungi nomor HP korban. Meski sempat tidak direspons, gadis ini lalu mengirim pesan bertuliskan 'dede bekerja'.

Sayangnya, saat ditanyakan kembali, tak ada balasan dari gadis tersebut. Tiba-tiba gadis ini lalu mengirim pesan ke orang tuanya bertuliskan 'ngelapor' yang membuat keluarganya dilanda kekhawatiran.

Orang tua korban lalu melaporkan peristiwa ini ke Polda Jabar. Laporan tersebut sudah teregistrasi dengan nomor L/B/195/V/2024/SPKT/Polda Jabar.

"Adapun bukti-bukti yang dihimpun berupa akta kelahiran, kartu keluarga dan 3 lembar pas foto korban," pungkasnya.

Viral Ibu Melahirkan di Bus di Bandung

Sebuah potongan video yang menunjukkan detik-detik menegangkan seorang ibu yang mengalami proses persalinan di bus Primajasa viral di media sosial. Ibu tersebut, langsung dilarikan ke RS Santosa Kopo, Bandung setelah melahirkan di dalam bus.

Dilihat detikJabar, Selasa (21/5/2024), video itu dibagikan di akun Instagram @bandung.banget. Dalam narasinya, akun itu menyebutkan peristiwa ini terjadi pada akhir pekan kemarin.

"Seorang ibu melahirkan di dalam bis jurusan Garut-Jakarta lagi di tol dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Santosa Kopo mudah-mudahan ibu dan bayinya sehat," demikian tulisan narasi di video akun IG @bandung.banget.

Akun @bandung.banget, mengunggah ulang video yang awalnya diunggah di akun TikTok @ratna.una. Dalam video itu juga dituliskan bagaimana kronologi saat si ibu melahirkan di dalam bus Primajasa hingga akhirnya dilarikan ke RS Santosa Kopo.

Dalam cuplikan video yang pertama, terlihat seorang ibu yang sedang menggendong bayinya di dalam bus. Kemudian dalam video kedua, terlihat ibu dan bayinya ini turun dari bus saat dilarikan ke rumah sakit.

"Kronologi kejadian : Suami mau perjalanan Bekasi Bandung karena udah mau dekat dia pindah duduk ke depan, disampingnya perempuan. Ga lama cewe itu bilang "aa perut saya keram" Emang kenapa? "Ini k3p4l4nya udah keluar"," demikian keterangan di unggahan tersebut.

"Dan beliau langsung bilang ke kenek "Pa tolong ini ada orang mau l4hir4n" Dari situ semua panik dan untung keneknya berani, beliau yang membantu mengeluarkan b4y1nya. Alhamdulillah keluar dengan selamat dan langsung di bawa ke rumah sakit terdekat keluar Tol Kopo, tidak jauh ada Rumah Sakit Santosa.."

Saat dikonfirmasi detikJabar, Manajer Humas Santoso Hospital Bandung Kopo, Nova Anggraeny, mengatakan peristiwa itu terjadi pada Sabtu (18/5/2024) lalu. Ibu dan bayinya pun dipastikan dalam kondisi selamat usai mendapatkan penanganan di rumah sakit.

"Betul, itu ada pasien datang ke IGD Santosa Kopo kurang lebih jam 8 pagi. Pasien dibawa sama sopir bus untuk melahirkan, kemudian sampai di IGD langsung ditangani secara medis oleh tim keperawatan," katanya melalui sambungan telepon seluler.

Setibanya di RS, ibu dan bayinya yang sudah lahir kemudian ditangani Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi atau Obgyn Santosa Hospital Kopo, dr Donny Damiar. Setelah dilakukan penanganan, sehari kemudian tepatnya pada Minggu (19/5), ibu tersebut akhirnya diperbolehkan pulang.

"Pasien dirawat sehari karena harus diobservasi. Minggunya, pasien sudah diperbolehkan pulang. Alhamdulillah, ibu dan anaknya dalam kondisi sehat," ucapnya.

Informasi yang pihaknya dapatkan, ibu ini sedang melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Garut pada saat itu. Tapi saat tiba di wilayah Bandung, si ibu mengalami kontraksi dan akhirnya melahirkan di dalam bus Primajasa.

Nova Anggraeny pun memastikan, Santosa Hospital memang menerapkan standar operasional (SOP) yang menganjurkan pasien kedaruratan supaya bisa ditangani secara cepat dan akurat. Sehingga dalam kejadian ini, pihak rumah sakit fokus menangani pasien termasuk memastikan keselamatan sang ibu beserta bayinya yang baru dilahirkan.

"Baik di Santosa Sentral maupun Santosa Kopo, SOP penanganan pasien itu memang harus dilaksanakan secara cepat, tepat dan baik. Karena ini pasien melahirkan, itu juga jadi fokus utama kami. Karena yang kami perhatikan itu keselamatan ibu dan anak, jadi itu yang menjadi konsernnya temen-temen di Santosa Kopo saat itu di IGD," pungkasnya.

Kades di Cirebon Diduga Lecehkan Warganya

Seorang kepala desa (kades) di Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat diduga melakukan aksi tak terpuji. Kepala desa tersebut diduga melakukan aksi pelecehan seksual terhadap salah seorang warganya.

Korban dalam peristiwa ini merupakan seorang wanita. Perbuatan tak senonoh dari seorang kepala desa itu pun ramai diperbincangkan di media sosial. Adapun akun yang mengunggah terkait adanya kejadian tersebut yaitu @bandungterkini.

Pada unggahannya, akun tersebut menampilkan postingan story Instagram milik anak dari korban dalam kasus dugaan pelecehan seksual itu.

Dalam postingan tersebut, anak korban menjelaskan kronologi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang kades terhadap ibunya. Dilihat dari postingan itu, kejadian bermula saat kades itu datang ke rumah korban.

Saat itu, kades tersebut bertemu dengan korban. Mereka kemudian berbincang-bincang. Dalam perbincangan itu, kades itu disebut mengeluarkan candaan yang dinilai kurang sopan. Namun, korban tidak terlalu menghiraukan.

Singkat cerita, kades tersebut kemudian meminta untuk dibuatkan kopi kepada korban. Setelah dibuatkan kopi, obrolan yang dikeluarkan oleh kades itu disebut semakin mengarah ke pembahasan yang semakin tidak sopan.

Kades itu disebut meminta atau mengajak korban untuk berhubungan badan. Bahkan, kades itu juga disebut berusaha menyentuh bagian sensitif dari tubuh korban. Di tengah situasi itu, korban tidak tinggal diam. Korban berusaha melawan dan langsung menghubungi anaknya.

Sementara itu, Kapolsek Beber Resor Kota Cirebon, AKP Eddie membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya, aksi tak terpuji yang dilakukan oleh kades itu terjadi pada Senin (20/5) kemarin sekitar pukul 13.00 WIB siang.

"Kejadiannya (dugaan pelecehan seksual) itu kemarin siang. Jam 13.24 WIB," kata Eddie kepada detikJabar, Selasa (21/5/2024).

Adapun pelaku yang diduga melakukan aksi pelecehan seksual terhadap warga itu merupakan seorang kades berinisial SRT. Ia merupakan seorang kades dari salah satu desa yang ada di Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon.

"Untuk korbannya merupakan ibu-ibu umur 60 tahun," kata Eddie.

Menurut Eddie, dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh kades terhadap warga itu itu belum dilakukan proses hukum. Sebab, pihak korban belum membuat laporan polisi.

"Dari pihak korban untuk sementara ini belum membuat laporan polisi. Tapi kita belum tahu apakah nanti ada perubahan atau tidak," ucap Eddie.

Sejauh ini, kata Eddie, pihak korban hanya meminta agar kades yang diduga melakukan pelecehan seksual itu untuk membuat pernyataan dan mengakui perbuatannya. Pengakuan itu harus dilakukan oleh terduga pelaku di depan umum.

"Korban ini meminta agar kepala desa mengakui secara terbuka di depan masyarakat. Ini untuk memperbaiki nama baik korban," kata Eddie.

"Tadi sudah dilakukan di balai desa tadi sekitar jam 09.00 WIB. Dan kepala desanya juga mengakui. Dia mengakui atas perbuatannya dan memohon maaf," ucap Eddie menambahkan.




(ral/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads