Cerita Ani 20 Tahun Bertahan Jadi Perajin Tusuk Sate Tradisional

Serba-serbi Warga

Cerita Ani 20 Tahun Bertahan Jadi Perajin Tusuk Sate Tradisional

Dadang Hermansyah - detikJabar
Minggu, 19 Mei 2024 13:30 WIB
Ani pengrajin tusuk sate tradisional di Baregbeg Ciamis sedang membuat tusuk sate di belakang rumahnya.
Ani perajin tusuk sate tradisional di Baregbeg Ciamis sedang membuat tusuk sate di belakang rumahnya. (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar).
Ciamis -

Seorang ibu rumah tangga di belakang rumahnya sedang sibuk memotong sebilah bambu menggunakan pisau. Kemudian ia memotongnya kecil-kecil hingga menjadi tusuk sate.

Adalah Ani Mulyani, warga Dusun Ciwahangan, Desa Baregbeg, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis. Aktivitas tersebut telah Ani lakukan sejak 2004 atau 20 tahun lalu.

Wanita berusia 38 tahun itu masih bertahan menjadi perajin tusuk sate tradisional. Meski uang yang dihasilkan tidak terlalu banyak tapi cukup untuk menambah penghasilan guna keperluan rumah tangga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak masih remaja sampai sudah menikah sudah bikin tusuk sate. Bikinnya ya manual pakai pisau," ujar Ani saat ditemui detikJabar, Jumat (17/5/2024).

Dalam sehari Ani mampu membuat 6.000 tusuk sate yang dikemas dalam 30 ikat tusuk sate, 1 ikat berisi 200 tusuk. 1 batang bambu yang dibeli seharga Rp 10 ribu oleh suaminya Rosidin bisa dibuat Ani sampai 50 ikat tusuk sate.

ADVERTISEMENT

"Produksi setiap hari dari pagi sampai sore, lumayan daripada hanya diam di rumah. Lumayan buat tambah-tambah, meski sedikit tapi saya terus kerjakan. Sendirian saja, kadang dibantu suami kalau nggak lagi kerja di bangunan," kata Ani.

Proses pembuatan tusuk sate tradisional nampak terlihat mudah tapi memerlukan proses cukup panjang. Mulai dari membelah bambu, kemudian memotong kecil dan tipis. Bambu yang sudah tipis tadi kemudian dipotong lagi membentuk tusuk sate.

Setelah terkumpul banyak kemudian dijemur selama dua hari agar tusuk sate kering. Setelah itu bambu dihaluskan dengan menggunakan ban bekas digesek-gesek (digerek) seperti orang mencuci.

Selanjutnya tusuk sate diruncingkan menggunakan mesin gerinda hasil modifikasi dari mesin pompa air. Tusuk sate pun siap dikemas atau diikat untuk kemudian dijual.

"Kalau dulu lebih lama karena meruncingkannya pakai pisau satu per satu. Kalau sekarang pakai gerinda yang dibuat suami jadi lebih cepat," jelas Ani.

Untuk pemasarannya, Ani menyebut biasanya ada beberapa pelanggan yang datang sendiri untuk membeli tusuk sate buatannya. Kebanyakan dari tukang sate hingga tukang cilok dan lainnya.

Harga 1 ikat tusuk sate hasil buatan Anu dijual Rp 1.500 per ikat untuk partai besar. Sedangkan untuk yang beli eceran harganya Rp 2 ribu per ikat atau 200 tusuk.

"Alhamdulillah langganan ada, tapi tidak tentu. Kadang seminggu sekali datang, kadang 3 hari sekali dari tukang sate. Biasanya yang pesan itu belinya 60 ikat atau 1 kardus atau Rp 90 ribu. Kebanyakan tukang sate yang pesan," ungkap Ani.

Terlihat Ani membuat tusuk sate cukup cepat dan lihai. Menurut Ani keahliannya itu didapat karena sudah terbiasa karena dilakukan hampir setiap hari. Sewaktu dulu di kampungnya di Saguling, hampir semua warganya menjadi perajin tusuk sate. Namun kini perlahan warga mulai berhenti memproduksi tusuk sate.

"Kalau yang lain sudah banyak yang berhenti, mungkin 'teu kahartos'. Saya mah Istikomah dijalani saja," kata Ani.

Menurut Ani, tukang sate lebih menyukai tusuk sate tradisional daripada yang menggunakan mesin. Ketika menusuk daging, tusuk sate tradisional lebih tajam, sedang kan tusuk sate mesin terlalu halus.

Menjelang Idul Adha ini, tusuk sate Ani biasa dibeli oleh perorangan yang akan membuat sate. Sedangkan pesanan dari tukang sate malah lebih sedikit.

"Kalau Idul Adha kan tukang sate juga sepi, jadi yang pesan sedikit. Tapi kalau Ramadan malah jadi banyak pesanan, dari tukang cilok, sate dan sejenisnya. Sampai-sampai pesanan tidak terpenuhi semua," ungkapnya.

Ani mengaku tetap bertahan menjadi perajin tusuk sate tradisional di tengah gempuran tusuk sate produksi mesin. Selama masih ada pelanggan yang memesan tusuk sate buatannya.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads