Upaya Menjaga Rasa Aman dari Study Tour di Jabar

Round-Up

Upaya Menjaga Rasa Aman dari Study Tour di Jabar

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 14 Mei 2024 10:30 WIB
Petugas kepolisian mengevakuasi korban kecelakaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mencatat, dalam kecelakaan bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok tersebut untuk sementara terdapat 11 orang korban meninggal dunia yang terdiri dari 10 orang siswa SMK dan 1 orang pemotor asal Cibogo Kabupaten Subang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.
Evakuasi bus yang kecelakaan di Ciater, Subang. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Bandung -

Acara perpisahan sekolah yang dibalut dengan kegiatan study tour berakhir tragis setelah bus yang ditumpangi rombongan SMK Lingga Kencana, Depok terlihat kecelakaan maut di jalur wisata Ciater, Subang, Sabtu (11/5) malam. Dalam kecelakaan itu, 11 orang tewas yang 9 diantaranya adalah pelajar.

Kecelakaan maut di Ciater, Subang kemudian jadi buah bibir masyarakat. Pemerintah bahkan bergerak cepat untuk mengantisipasi hal serupa tidak terjadi di kemudian hari.

Melalui surat edaran yang dikeluarkan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, kegiatan study tour ke depannya wajib memperhatikan faktor keselamatan, mulai dari kondisi kelayakan bus hingga tujuan study tour yang dianjurkan tidak keluar dari wilayah Jawa Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Substansi di dalam surat edaran tersebut study tour pada prinsipnya itu masih dimungkinkan dan diimbau untuk tetap di area Jawa Barat, jadi tidak keluar," ucap Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Wahyu Mijaya saat diwawancarai di kantornya, Senin (13/5/2024).

Wahyu menjelaskan, imbauan agar study tour tidak dilakukan di luar Jawa Barat bukan tanpa alasan. Menurut dia, dengan jarak yang tidak terlalu jauh, bakal mengurangi human eror sopir bus akibat kelelahan. Selain itu, menurutnya setiap study tour harus mengantongi izin dan surat bukti kelayakan bus.

ADVERTISEMENT

"Dari sisi keamanan, sisi keamanan itu pertimbangannya adalah ketika kita tidak terlalu jauh pergi, maka sebenarnya dari kondisi pengemudi, kemudian teknisi dan lain sebagainya juga tidak terlalu capek, sehingga bisa lebih optimal dari sisi fisiknya," jelasnya.

"Kemudian kita juga di dalam surat edaran itu menyampaikan bahwa harus ada izin dari apa kelayakan kendaraan tersebut. Sehingga betul kami mencoba mengoptimalkan dari sisi keamanan," tambahnya.

Namun yang terpenting kata Wahyu, study tour di dalam provinsi dilakukan tidak lain adalah untuk mengenal beragam potensi yang dimiliki Jawa Barat. Sehingga dengan begitu, potensi di Jabar semakin terangkat.

"Sehingga potensi-potensi Jawa Barat itu bisa lebih dioptimalkan dari berbagai sisi pengetahuannya, seni budaya, sosial budaya dan lain sebagainya. Itu bisa lebih dioptimalkan," ujarnya.

Masih kata Wahyu, Pemprov Jabar tidak pernah melarang kegiatan study tour meski beberapa kali terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun dia mengingatkan agar study tour menjadi sarana yang bermanfaat bagi siswa dengan mengutamakan aspek keselamatan.

"Pada prinsipnya bukan tentang melarang tapi bagaimana kita lebih bisa menjaga keamanannya, keamanan siswa, keamanan para guru. Keamanan ini ditandai dengan apa, salah satunya misalnya kendaraan yang digunakan harus berizin, kemudian pengemudi harus juga dalam kondisi fit, tempat tujuan harus dipertimbangkan," tegas Wahyu.

(bba/orb)


Hide Ads