Tim gabungan dari polisi, KNKT, Dishub Kabupaten Subang, Dishub Jawa Barat, dan APM (Agen Pemegang Merk) melakukan pemeriksaan terhadap bangkai bus bernomor polisi AD 7524 DG di Subang.
Pantauan detikJabar, tim dari APM melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap bagian-bagian vital pada bus tersebut, mulai dari sistem kendali, sistem rem, mesin, hingga keamanan lainnya tak luput dari pemeriksaan.
"Hari ini kami dari Dinas Perhubungan Subang sedang melaksanakan pengujian terkait laka lantas Ciater. Kami bersama tim dari penguji kendaraan dari Subang, Lantas Dishub Provinsi Jabar melaksanakan giat apa saja yang menjadi cikal-bakal kecelakaan ini, ini akan jadi pedoman bagi kami untuk dapat memberikan statement apabila nanti diperlukan saat persidangan," ujar Jamaludin Kabid Lalin Dishub Subang, Senin (13/05/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jamaludin mengatakan, hasil pemeriksaan ini membuahkan hasil. Tim menemukan ada kebocoran pada sistem pengereman yang diduga menjadi pemicu kecelakaan.
"Kami saat ini sedang dilakukan pengujian apa penyebabnya. Tadi diinformasikan ada satu kebocoran di dalam mekanik pengereman kendaraan ini, baik oli maupun gas atau angin yang keluar," katanya.
Pemeriksaan ini juga mengungkap jika bus PO Putera Fajar berkantor di Wonogiri bermesin tahun 2006, dan uji KIR sudah kadaluwarsa.
"Untuk PO saat ini belum dapat kami temui, beralamat di Wonogiri. Kalau ke Bekasi belum tahu, hanya informasi saja, mesin tahun 2006. Bus ini sudah melaksanakan uji KIR, tapi batas waktu uji sudah lewat, tanggal 6 Desember 2023 sudah habis masa berlakunya. Saat ini belum melakukan pengujian KIR lagi," pungkasnya.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Akhmad Wiyagus mengatakan, kecelakaan tersebut mengakibatkan 11 penumpang bus meninggal dunia.
"Untuk sementara berdasarkan laporan jumlah korban (Meninggal Dunia) ada 11," ujar Wiyagus di lokasi kecelakaan.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Subang dr. Maxi menyebut, 11 korban tewas akibat kecelakaan itu sebagian besar adalah pelajar, satu orang guru dan seorang pengendara sepeda motor.
"Iya jadi informasinya sembilan pelajar, satu guru, terus satu lagi pengendara motor asal Cibogo, Subang," ujar dr. Maxi.
(orb/orb)