Kecelakaan bus pariwisata Trans Putera Fajar yang mengangkut rombongan pelajar SMK Lingga Kencana di jalur wisata Ciater, Subang menjadi buah bibir masyarakat. Bukan cuma menimbulkan korban jiwa, insiden itu terjadi gegara kondisi bus yang ternyata tidak layak dan berizin.
Banyak yang menyayangkan masih adanya bus tidak layak namun dipaksakan beroperasi hingga akhirnya memakan korban meninggal dunia. Termasuk Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin. Bey menekankan, keselamatan jadi faktor utama yang harus diperhatikan.
Karena itu, menurutnya penumpang wajib mengetahui kondisi kendaraan sebelum berangkat. Bahkan Bey meminta penumpang untuk tidak segan menolak jika mengetahui kendaraan yang digunakan bermasalah atau sudah berusia tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perhatikan betul terutama kelaikan bis juga atau kesehatan pengemudinya. Bahkan belajar dari kasus Subang ini, tahun kendaraan jangan mau yang tua. Walaupun ada pemeliharaan, tapi tetap yang muda lebih baik. Harus berani menolak kalau bus kurang baik," ucap Bey di Bandung, Senin (13/5/2024).
Menindaklanjuti hal itu, Bey menuturkan seharusnya Dinas Perhubungan dan kepolisian bisa saling bekerjasama melakukan penertiban yang menyasar bus-bus tidak layak jalan. Dia mengatakan, jika kendaraan tidak atau belum melakukan uji KIR, sudah seharusnya kendaraan tersebut tidak mengangkut penumpang.
"Kami akan lebih tegas, kerjasama dengan Polisi dan Dinas Perhubungan agar bus tidak ada KIR, ugal-ugalan di jalan, stop aja. Untuk mengecek kelaikan bus, SIM dan sebagainya diperiksa. Ada sanksi kalau tidak ada KIR," tegasnya.
Bey mengungkapkan, peristiwa kecelakaan di jalur wisata Ciater Subang pada Sabtu (11/5) kemarin yang menewaskan 11 orang itu harus jadi yang terakhir kalinya. Dia juga menyinggung kegiatan study tour harus berakhir dengan kegembiraan untuk siswa.
"Jadi keselamatan siswa, guru utama. Kami berharap ini terakhir terjadi di Jawa Barat maupun nasional. Jangan sampai terjadi siswa kecelakaan, jangan sampai kesedihan jadi akhir dari sebuah study tour," ujarnya.
"Harusnya study tour meningkatkan kemampuan, kecerdasan siswa dan menambah pengetahuan tentang daerah," tutup Bey.
(bba/dir)