Musim haji tahun ini adalah bulan yang sangat ditunggu oleh Nenek Engkah. Lantaran, tahun ini ia ditetapkan untuk berangkat berhaji ditemani anak dan besannya. Engkah tercatat sebagai jemaah haji tertua dari Kabupaten Sukabumi untuk keberangkatan tahun 2024 ini.
Data yang diberikan Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi, warga asal Di Kampung Ciseke, Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi itu lahir pada 6 Februari 1925 atau berusia 99 tahun di tahun ini. Ia adalah jemaah haji kloter 40 yang rencananya akan berangkat ke tanah suci pada 29 Mei mendatang.
"Kalau dari KTP 99 tahun tapi sebenarnya lebih, kalau di KTP usia nenek 99 tahun kalau aslinya lebih, beliau ini ada 7 orang anak, tersisa 4 orang yang tiga sudah meninggal. Kalau cucu 11 orang ya kalau tidak salah," kata Uwoh salah seorang cucu nenek Engkah kepada detikJabar, Sabtu (11/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uwoh menceritakan rutinitas berjalan kaki untuk ikut pengajian mingguan secara rutin jadi resep Nenek Engkah tetap bugar. Uwoh menceritakan resep sang nenek, setiap hari Nenek Engkah secara rutin ikut pengajian mingguan yang dia ikuti setiap hari di tempat yang berbeda.
"Nenek ini masih kuat, tiap hari nenek nguriling (keliling) ngaji. Jalannya masih kuat, ngaji itu kan enggak hanya satu tempat, jalan kaki dia. Beda RT juga dia masih kuat jalan, ngaji minggonan (mingguan) tiap hari juga," tutur Uwoh.
Sejak mendaftar 11 tahun silam, atau pada tahun 2013 nenek Engkah sebenarnya sudah beberapa kali ditetapkan untuk berangkat. Namun karena pendampingnya tidak ikut dipanggil akhirnya ia mengurungkan niatnya.
![]() |
"Sejak 2013 sudah dipanggil beberapa kali, hanya pendampingnya (keluarga) tidak ikut dipanggil. Sementara maunya nenek berangkat dengan anak dan bapak (besan) mungkin sekalian sebagai pendamping," ucap Uwoh.
Soal kondisi Engkah yang bugar juga diceritakan oleh Titin (52), salah seorang putrinya menurutnya secara fisik nenek Engkah masih terlihat cukup sehat, hanya pendengaran saja yang mulai berkurang.
"Masih bugar, mengaji ke Cidahu masih bisa berangkat, masih kuat jalan. Kalau ngaji ke kampung sebelah, kuat jalan selama 30 menit," kata Titin.
Titin juga mendeskripsikan nenek Engkah sudah tiga kali ia mendapat penetapan untuk berangkat. Namun karena keluarga khawatir apabila sang nenek berangkat sendiri tanpa pendampingan keluarga ditambah sang nenek yang ingin ditemani keluarganya saat berhaji akhirnya kesempatan itu tidak diambil.
"Daftarnya tahun 2013, nah rencana tahun ini berangkat bertiga, Nenek Engkah, bersama anak pertamanya Hj Solihat dan mertuanya H Kosasih," ucap Titin.
Setelah sebelas tahun menunggu akhirnya Nenek Engkah dipastikan akan berangkat pada kloter 40 pada 29 Mei mendatang Perjalanan nenek Engkah menuju Tanah Suci bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga tentang semangat yang menggerakkan hati bagi siapa saja untuk menunaikan rukun Islam nomor lima, berhaji bagi yang mampu secara finansial dan juga fisik.
(sya/dir)