Israel meningkatkan serangannya Rafah. Gempuran Israel itu membuat 80 ribu orang meninggalkan Rafah. Hal itu disampaikan PPB.
Mengutip dari detikNews, Jumat (10/5/2024), AFP melaporkan PPB menyebut sekitar 80 ribu orang meninggalkan Rafah dalam tiga hari. Kondisi itu terjadi sejak Israel meningkatkan operasi militernya di wilayah selatan Gaza.
"Sejak operasi militer pasukan Israel semakin intensif pada tanggal 6 Mei, sekitar 80 ribu orang telah meninggalkan Rafah, mencari perlindungan di tempat lain," kata UNRWA di X, sebelumnya Twitter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah korban jiwa keluarga-keluarga ini tidak tertahankan. Tidak ada tempat yang aman," lanjutnya.
Israel terus menyerang Rafah di selatan Jalur Gaza, Palestina. Gempuran dilakukan Israel meski sekutunya Amerika Serikat (AS) mengancam akan menghentikan pasokan senjata.
Serang dilancarkan ke Rafah pada Kamis waktu setempat. Belum ada laporan terkait korban dalam gempuran terbaru Israel itu.
Israel diketahui menentang keberatan internasional dengan mengerahkan tank-tank militer dan melakukan operasi di Rafah, yang merupakan kota perbatasan yang menghubungkan Jalur Gaza dengan Mesir.
Tel Aviv meyakini Rafah menjadi markas terakhir bagi batalion terakhir Hamas yang tersisa. Namun Rafah juga diketahui menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta pengungsi Palestina yang menghindari rentetan serangan Israel.
Jurnalis AFP melaporkan serangan besar melanda Rafah pada Kamis (9/5/2024) pagi waktu setempat. Belum ada laporan mengenai korban dan kerusakan terkait serangan itu.
Artikel ini telah tayang di detikNews dengan judul PBB Sebut 80 Ribu Orang Tinggalkan Rafah Sejak Diserang Israel.
(dek/sud)










































