Dalam kurun waktu enam bulan terakhir, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang dikenal dengan Kota Santri dihebohkan dengan dua peristiwa pernikahan sesama jenis.
Pernikahan pertama yang menggemparkan Cianjur terjadi pada Desember 2023 dimana seorang perempuan menikah dengan perempuan, sedangkan pada awal Mei 2024 pernikahan sesama jenis kembali terungkap dimana seorang pria menikahi pria.
Pada dua kejadian tersebut pelaku menipu pasangannya dengan menyamar sebagai pasangan berbeda jenis kelamin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut cerita lengkap dua pernikahan sesama jenis yang menghebohkan kabupaten dengan julukan Tatar Santri ini.
1. Pernikahan Sesama Jenis Perempuan di Sukaresmi
Pada Desember 2023, Cianjur dihebohkan dengan tersebarnya foto pernikahan pasangan suami-istri di Kecamatan Sukaresmi. Namun terungkap jika pasangan dalam foto tersebut bukan lelaki dan perempuan, tetapi perempuan dan perempuan.
Informasi yang dihimpun detikJabar, pernikahan sesama jenis perempuan dengan perempuan itu terjadi di Desa Pakuon, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada 28 November 2023 lalu.
CH (mempelai perempuan) dan AD (mempelai laki-laki) itu melangsungkan pernikahan dengan meriah, bahkan menggelar hajatan di rumah mempelai perempuan.
Namun beberapa hari setelah pernikahan warga dan pihak keluarga yang curiga akhirnya memastikan identitas dari AD. Setelah itu terungkap jika AD merupakan perempuan.
"Ketahuannya setelah beberapa hari menikah. Karena kan yang mempelai laki-laki ini tidak pernah menunjukan identitasnya atau tanda pengenalnya. Tapi kemudian jadi terungkap kalau yang bersangkutan itu perempuan, bukan laki-laki," ungkap Camat Sukaresmi Latip Ridwan.
Diketahui jika pasangan itu tersebut sudah menjalin hubungan sejak dua tahun lalu. Mempelai pria mengaku sebagai orang Kalimantan yang merantau ke Cianjur.
Keduanya yang sudah saling menyayangi pun memutuskan untuk menikah, dengan membohongi keluarga dari mempelai perempuan dengan mengaku sebagai laki-laki.
"Keluarga perempuannya benar-benar tidak tahu. Dia mengaku sebagai laki-laki, kemudian mengaku tidak punya identitas sehingga sulit ditelusuri. Pada akhirnya terjadilah pernikahan secara siri atau tidak tercatat negara," kata dia.
Latip menyebut AD juga sempat mengurus persyaratan nikah ke pemerintah desa hingga KUA, tetapi tidak diloloskan lantaran tidak ada identitas.
"Banyak alasannya, mulai dari tidak bawa identitas hingga lainnya. Tapi karena identitasnya tidak jelas, tidak diproses," ucap dia.
Bahkan untuk memuluskan niatannya menjalin rumah tangga dengan sesama perempuan, AD juga mengaku sebagai pengusaha sukses.
Kepala Desa Pakuon Abdullah, mengatakan kepada keluarga mempelai perempuan, AD mengaku memiliki uang sebanyak Rp 10 miliar dan untuk pernikahan dia akan menyiapkan uang Rp 2 miliar.
"Jadi awal hebohnya itu ada pernikahan yang bakal menghabiskan Rp 2 M. Tidak tahu menggunakan tabungan siapa atau rekening siapa, yang jelas AD ini pernah menunjukan tabungan sebesar Rp 10 miliar," kata dia.
Di sisi lain, Kepala KUA Kecamatan Sukaresmi Dadang Abdullah, mengatakan pasangan tersebut sempat datang untuk mengurus syarat nikah ke Kantor KUA Kecamatan Sukaresmi.
Dia mengaku para petugas tidak merasa curiga, sebab AD yang kala itu mengaku bernama Adhiyat berpenampilan layaknya seorang laki-laki.
"Datang berdua, ya saat itu dikiranya laki-laki dan perempuan. Apalagi dari penampilan juga seperti laki-laki yang mengaku Adhiyat itu," kata dia.
Menurut dia, pasangan tersebut awalnya ingin menikah secara negara, tetapi lantaran salah satunya tidak ada identitas diri sehingga tidak diproses.
"Kemudian minta agar diizinkan nikah siri. Tapi kami beri pembinaan jika banyak hal buruknya dengan hanya menikah siri. Setelah itu pulang lagi mereka," kata dia.
Setelah itu, dia tiba-tiba mendapatkan informasi jika pasangan tersebut sudah menikah dan lebih mengagetkan jika ternyata mereka pasangan sesama jenis perempuan dengan perempuan.
"Jadi pernikahannya tanpa sepengetahuan. Kan sebelumnya juga tidak memproses karena identitasnya tidak jelas," kata dia.
Menurutnya KUA akan melakukan upaya pembinaan kepada masyarakat untuk mencegah adanya pernikahan sesama jenis. "Ini jadi pembelajaran agar tidak terulang ke depan lagi," ucapnya.
2. Pernikahan AK dengan Adinda sang Istri Palsu
Pada pekan lalu, pernikahan sesama jenis kembali menghebohkan Kabupaten Cianjur. AK (26), pemuda asal Desa Wangunjaya, Kecamatan Naringgul menikahi Adinda yang ternyata aslinya seorang laki-laki berinisial ESH (26).
Daud, ayah dari AK menuturkan anaknya sudah setahun mengenal ESH melalui media sosial Instagram. Namun hubungan tersebut berlanjut lebih serius pada dua bulan terakhir.
"Kalau kenalnya lama, tapi hubungan dekatnya baru dua bulan," kata dia, Senin (6/5/2024).
Menurut dia, ESH beberapa kali dibawa ke rumahnya oleh AK. Namun setiap datang, ESH alias Adinda Kanza kerap mengenakan cadar.
"Pernah datang ke rumah, tapi selalu pakai cadar. Jadi tidak tahu kalau dia ternyata laki-laki," kata dia.
Lantaran kerap mengenakan pakaian muslimah yang syar'i, keluarga AK pun tak merasa curiga ketika ESH menyebut jika orangtuanya sudah meninggal dan ayahnya pergi entah kemana.
"Kita percaya saja karena kan penampilannya muslimah, masa iya berbohong. Makanya sampai nikah secara siri di rumah saya," kata dia.
Namun, pada akhirnya kedok ESH terbongkar usai Daud menceritakan keluarga dari ESH. "Saya mikirnya pasti dia punya saudara, makanya saya cari. Akhirnya ketemua dan terungkap kalau dia itu laki-laki," kata dia.
Selain itu, akal bulus lainnya dari Adinda untuk menyamar sebagai wanita juga terbongkar setelah pakaiannya diperiksa oleh keluarga AK.
Ditemukan pakaian terutama baju dari ESH terpasang bisa di bagian dadanya. Hal itu diduga dilakukan agar Adinda terlihat memiliki payudara layaknya seperti seorang perempuan.
Namun kasus yang membuat heboh tersebut berakhir damai.
Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto mengatakan, baik AK ataupun ESH sudah bersepakat untuk berdamai. Bahkan AK juga membuat surat pernyataan untuk tidak melanjutkan masalah tersebut ke ranah hukum.
"Iya diselesaikan secara damai. Keduanya sudah menandatangani surat kesepakatan untuk tidak melanjutkan masalah tersebut secara hukum," kata dia.
Menurut Tono, ESH sudah meminta maaf dan tidak akan mengulangi perbuatannya. Selain itu, pria yang berpura-pura menjadi pria tersebut menyatakan siap untuk mengganti seluruh kerugian.
"Dalam surat pernyataannya ESH siap bertanggungjawab dan mengganti kerugian materil korban (AK)," kata dia.
(yum/yum)