Ancaman Gempa Sesar Lembang yang Belum Tampak Pergerakannya

Ancaman Gempa Sesar Lembang yang Belum Tampak Pergerakannya

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Rabu, 08 Mei 2024 16:05 WIB
Rambu di Jalur Sesar Lembang
Rambu di Jalur Sesar Lembang. Foto: Yudha Maulana
Bandung -

Wilayah Jawa Barat merupakan daerah dengan garis sesar yang cukup banyak. Sesar merupakan patahan pada lapisan penyusun bumi yang mengalami pergerakan.

Salah satu sesar yang terdeteksi dan wujudnya terlihat jelas oleh para ahli ialah Sesar Lembang, yang dikhawatirkan jika terjadi pergerakan, mampu menyebabkan gempa bumi dengan kekuatan yang dahsyat.

"Sesar Lembang itu adalah sesar aktif yang akan berpotensi menjadi sumber gempa. Karena dia memotong batuan-batuan muda dan berpotensi jadi sumber gempa. Secara hasil riset memang tidak bisa dipungkiri kalau Sesar Lembang itu adalah sesar aktif yang berpotensi menjadi salah satu sumber gempa yang cukup besar di Bandung," kata Edi Hidayat, Peneliti Muda BRIN dalam Bandung Menjawab, Rabu (8/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia memberikan contoh pergerakan Sesar Cianjur yang mulanya tidak tampak di permukaan, namun menjadi sesar aktif dan kemudian menimbulkan gempa hingga banyak korban berjatuhan. Edi menyebut, begitupun dengan Sesar Lembang yang meski letaknya tidak persis di Kota Bandung, namun dampaknya akan memengaruhi kota Bandung, terlebih titik-titik yang terdekat dengan Sesar Lembang.

Sementara itu Koordinator Bidang Data dan Informasi Geofisika BMKG Bandung, Virga Librian menyebutkan ancaman di balik Sesar Lembang ini akan memengaruhi beberapa daerah. "Hampir seluruh Jabar akan terdampak. Kemudian DKI Jakarta, Banten itu juga tapi mungkin dengan skala MMI yang tidak terlalu besar. Tapi dampaknya Bandung Raya terutama Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Subang, Purwakarta," ucap Virga.

ADVERTISEMENT

Sejauh ini, BMKG belum mencatat adanya pergerakan dari Sesar Lembang. Namun, hal tersebut bukan kabar baik. Sebab Virga menyebut, justru sesar aktif yang terus mengeluarkan kekuatannya sedikit demi sedikit maka tidak akan menyimpan kekuatan terlalu dahsyat.

"Aktivitas Sesar Lembang sampai saat ini belum terdeteksi atau dia belum mengeluarkan energinya. Padahal semakin sering sesar mengeluarkan energi berupa gempa-gempa kecil, dia tidak akan mengakumulasi ke energi maksimumnya. Potensi ke magnitude maksimumnya itu akan semakin kecil kemungkinannya," tutur Virga.

Jika mengandai Sesar Lembang terjadi pergerakan, Virga menyebut dampaknya akan sangat dahsyat. Secara skala mercalli, kekuatan gempa dari pergerakan Sesar Lembang mencapai 5-8 MMI (Modified Mercalli Intensity).

Virga menganalogikan bahwa Gempa Cianjur tahun 2022 lalu yang menyebabkan banyak korban jiwa, masuk dalam skala 6-7 MMI. Artinya, potensi maksimum gempa dari Sesar Lembang bisa lebih besar dari Gempa Cianjur yang kala itu berkekuatan M 5,6.

"Dari penelitian ahli, potensi gempa dari Sesar Lembang itu 5-8 MMI yang akan berdampak ke Bandung Raya. 6,5-7 MMI itu masuk gempa besar. Gambarannya Gempa Cianjur dulu itu 6-7 MMI," ucap Virga.

Mengantisipasi Sebelum Bencana Datang

Maka kini, baik BMKG atau pun BRIN mengimbau agar setiap kewilayahan punya informasi potensi kegempaan di Jawa Barat, khususnya dari sesar Lembang. Hal ini demi meningkatkan kesiapsiagaan, melalui langkah mitigasi sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

"Masyarakat harus mengetahui kondisi bangunan tempat tinggalnya itu seperti apa, sudah kokoh atau belum, kalau sudah ada kerusakan sebaiknya dilakukan perbaikan. Kemudian tidak menempatkan benda-benda yang berpotensi untuk jatuh seperti lemari, lukisan, lampu gantung. Lemari sebaiknya seperti dipakai siku pengikat dan ditempel ke dinding," ucapnya.

"Perlu juga tas siaga bencana, berisi buku atau dokumen penting, pakaian ganti, makanan instant, peluit, senter, obat-obatan," lanjutnya.

Virga pun memberi langkah drop, cover, and hold on. Drop yakni merunduk, cover yakni melindungi kepala dengan tangan, tas, atau berlindung di bawah meja kayu.

Terakhir hold on, yakni berpegangan pada kaki meja, ataupun pada struktur bangunan yang kuat. Sehingga pada saat terjadi gempa, tidak akan kerobohan oleh benda-benda yang berpotensi menimpa diri kita.

"Saat gempa jangan panik dan langsung melakukan evakuasi, tetapi kita melakukan langkah yang tadi. Setelah gempa mereda, kita evakuasi ke tempat titik kumpul yang lapang," pesan Virga.

(aau/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads