Kota Bandung Rawan Ancaman Gempa, Diskar PB Sorot Jalur Evakuasi

Kota Bandung Rawan Ancaman Gempa, Diskar PB Sorot Jalur Evakuasi

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 25 Apr 2024 20:31 WIB
Simulasi bencana gempa digelar di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna, Kota Bandung. Para siswa tampak panik karena tidak diberi tahu mengenai simulasi itu.
Simulasi bencana gempa digelar di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna, Kota Bandung. (Foto: Tri Ispranoto)
Bandung -

Kepala Seksi Mitigasi Bencana Diskar PB Kota Bandung, Amires Pahala menyebut saat ini pihaknya terus menggencarkan sosialisasi antisipasi dan penyelamatan bencana. Menurutnya, banjir dan longsor menjadi bencana yang paling difokuskan penanggulangannya.

"Untuk ke masyarakat, memang kita punya beberapa program. Kita melalui Kelurahan Tangguh Bencana, masuk ke masyarakat langsung. Kemudian ke sekolah-sekolah melalui Satuan Pendidikan Aman Bencana. Tahun ini sekitar 54 lokasi akan kita berikan edukasi, pelatihan di kelurahan, dan ke 5 sekolah," ucap Amires, Kamis (25/4/2024).

"Selain itu, kita ingin coba tahun ini untuk melakukan pemetaan terjalur evakuasi di beberapa lokasi memang yang daerahnya rawan. Daerah rawan yang jadi prioritas itu yang pernah terjadi bencana. Seperti yang kemarin mungkin Braga ya, di Braga kita coba nanti buat jalur-jalur evakuasi di Braga," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amires menargetkan beberapa lokasi lain juga yang pernah terjadi bencana, akan dibuatkan skema jalur evakuasi yang memadai. Hal ini agar masyarakat bisa merasa tenang dan tidak trauma.

Di lain sisi, salah satu bencana yang menurutnya masih minim pemahaman di masyarakat ialah gempa bumi. Padahal, Kota Bandung pun bisa terdampak gempa bumi dari adanya pergerakan sesar.

ADVERTISEMENT

"Gempa bumi juga kita berikan sosialisasi, kita berikan pemahaman tentang sesar Lembang, bagaimana dampak dan potensinya. Memang itu yang masih kurang di Kota Bandung, pemahaman potensi gempa di sini. Karena yang sering kita rasakan ini kan gempa-gempanya banyak di Banten, Cianjur, atau di Tasik," kata Amires.

"Tapi dampak paling besarnya mungkin bisa terjadi di Kota Bandung. Mengingat kepadatannya, lingkungannya yang memang punya dampak yang besar lah. Maka ini harus diantisipasi," tambahnya.

Diskar PB kemudian telah memetakan ada sekitar 19 Kecamatan di Kota Bandung yang punya resiko tinggi pergerakan sesar lembang. Pihaknya pun sudah melakukan kajian risiko bencana tersebut.

Selain sosialisasi, sebanyak 151 peta daerah rawan bencana khususnya gempa, telah dibagikan ke setiap kelurahan. Sementara itu, kendala lain yakni jalur evakuasi di Kota Bandung yang ia akui cukup sulit.

"Memang di kota Bandung itu ada sekitar 19 kecamatan itu punya risiko yang tinggi, selebihnya sedang. Makanya itu menjadi salah satu fokus utama kami untuk melakukan mitigasi dan sosialisasi. Minimal masyarakat itu mengetahui di daerah mana saja yang memang punya risiko tinggi," tuturnya.

"Jalur evakuasi khususnya kota Bandung memang agak sulit ya, dengan kepadatannya dan jalan yang tidak begitu lebar. Jadi dari pihak kewilayahan dan masyarakat perlu sama-sama memetakan di mana jalur-jalur yang aman di daerahnya yang bisa menjadi jalur evakuasi. Tentu saja itu kami berikan pendampingan kami sudah bagikan juga modul-modul memetakan jalur-jalur evakuasi," imbuh Amires.

Simulasi bencana gempa digelar di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna, Kota Bandung. Para siswa tampak panik karena tidak diberi tahu mengenai simulasi itu.Simulasi bencana gempa digelar di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna, Kota Bandung. Para siswa tampak panik karena tidak diberi tahu mengenai simulasi itu. Foto: Tri Ispranoto

Kini, pihaknya pun juga menanti kemungkinan pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung yang ditargetkan bisa dibentuk tahun 2025.

"Kalau dari segi regulasi, sesuai Undang-undang 24 tahun 2007 itu memang setiap kabupaten kota harus membentuk BPBD. Akhir-akhir ini kota Bandung terjadi kejadian-kejadian yang memang lebih meningkat, jadi memang perlu badan khusus yang untuk bisa mengurangi risiko-risiko yang ada. Nanti akan terpisah antara Diskar PB dan BPBD, harapannya bisa segera terbentuk," harap Amires.

(aau/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads