Mirip dengan Manusia, Ternyata Gajah Menguburkan Anaknya yang Mati

Mirip dengan Manusia, Ternyata Gajah Menguburkan Anaknya yang Mati

Tim detikEdu - detikJabar
Minggu, 05 Mei 2024 05:00 WIB
Gajah Sumatera bernama Pleno dan anaknya.
Ilustrasi gajah (Foto: Dok. TN Way Kambas)
Jakarta -

Sebuah penelitian menunjukkan jika terdapat kemiripan perilaku antara gajah dan tradisi penguburan manusia. Para peneliti India menemukan lima kasus penguburan anak gajah oleh induknya sendiri sepanjang 2022 dan 2023 di utara Benggala, India.

Dilansir detikEdu, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Threatened Taxa menyebutkan dalam setiap kasus, peneliti menemukan kawanan gajah mengangkut anak gajah yang mati bersama-sama pada bagian belalai dan kakinya. Mereka lalu menguburkannya ke dalam tanah dengan kaki menghadap ke atas.

"Melalui observasi oportunistik, fotografi digital, catatan lapangan, dan laporan pemeriksaan postmortem, kami menyimpulkan bahwa bangkai-bangkai tersebut dikuburkan dengan posisi berbaring yang tidak normal, terlepas dari alasan kematian anak gajah tersebut," kata peneliti dalam studi tersebut, dikutip dari Science Alert.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti mendapati hanya anak gajah yang digotong bersama dan dikuburkan seperti itu. Mereka memperkirakan, hal ini disebabkan sulitnya mengangkut gajah dewasa yang lebih berat.

Pada sebuah kasus, kawanan gajah tersebut mengeluarkan suara meraung dan seperti terompet yang keras di sekitar anak sapi yang sudah terkubur.

ADVERTISEMENT

Peneliti Parveen Kaswan dan Akashdeep Roy menyimpulkan dalam penelitian mereka bahwa tidak satu pun dari lima kematian anak gajah itu disebabkan oleh campur tangan manusia secara langsung.

Jejak kaki antara 15 dan 20 ekor gajah terlihat di sekitar lokasi pemakaman dan di atas tanah pekuburan. Anak-anak gajah itu semuanya mati karena kegagalan beberapa organ di usia tiga bulan hingga satu tahun.

Anak gajah tersebut dikuburkan oleh gajah di saluran irigasi yang terletak di perkebunan teh. Jaraknya ratusan meter dari pemukiman manusia terdekat.

Studi tersebut menyoroti bahwa meskipun gajah dikenal karena perilaku sosial dan kooperatifnya, penguburan anak gajah hanya dipelajari secara singkat pada gajah Afrika. Masih kurang eksplorasi tentang topik ini pada gajah-gajah Asia yang berukuran lebih kecil.

Gajah liar di Afrika dan Asia diketahui mengunjungi bangkai gajah lain pada sejumlah tahap pembusukan. Namun penelitian ini menemukan perilaku yang berbeda dari kawanan gajah yang diteliti.

Dalam kelima kasus tersebut, kawanan ternak meninggalkan lokasi kurang dari 40 menit setelah proses penguburan. Kemudian, mereka memilih jalur migrasi alternatif dan tidak kembali ke daerah tersebut.

International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan gajah Asia sebagai hewan terancam punah. IUCN memperkirakan 40.000 gajah Asia di antaranya hidup di alam liar, sebagian besar di India dan beberapa di Asia Tenggara.

Artikel ini telah tayang di detikEdu. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads