Ilmuwan Temukan Tradisi Gajah Kuburkan Sendiri Anaknya yang Mati, Mirip Manusia

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Temukan Tradisi Gajah Kuburkan Sendiri Anaknya yang Mati, Mirip Manusia

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Sabtu, 04 Mei 2024 08:00 WIB
Seekor anak Gajah Sumatra (elephas maximus sumatranus) jinak berusaha menjangkau kamera fotografer di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau, Selasa (13/8/2019).  Kajian WWF-Indonesia menunjukkan bahwa populasi Gajah Sumatra makin memprihatinkan dalam 25 tahun terakhir karena telah kehilangan sekitar 70 persen habitatnya, dan populasinya menyusut hingga lebih dari separuh, berkisar 2.400 hingga 2.800 individu, karena habitatnya terus menyusut dan pembunuhan yang terus terjadi. ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.
Seekor anak gajah Sumatra (elephas maximus sumatranus) jinak berusaha menjangkau kamera fotografer di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau, 2019. Foto: ANTARA FOTO/FB Anggoro
Jakarta -

Gajah Asia rupanya berkabung dan menguburkan sendiri anaknya yang mati. Hasil penelitian para ilmuwan India ini menunjukkan kemiripan antara perilaku gajah dengan tradisi penguburan manusia.

Para peneliti menemukan lima kasus penguburan anak gajah oleh induknya sendiri sepanjang 2022 dan 2023 di utara Benggala, India. Penelitian mereka diterbitkan dalam Journal of Threatened Taxa.

Ritual Pemakaman Gajah

Dalam setiap kasus, peneliti menemukan kawanan gajah mengangkut anak gajah yang mati bersama-sama pada bagian belalai dan kakinya. Mereka lalu menguburkannya ke dalam tanah dengan kaki menghadap ke atas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Melalui observasi oportunistik, fotografi digital, catatan lapangan, dan laporan pemeriksaan postmortem, kami menyimpulkan bahwa bangkai-bangkai tersebut dikuburkan dengan posisi berbaring yang tidak normal, terlepas dari alasan kematian anak gajah tersebut," kata peneliti dalam studi tersebut, dikutip dari Science Alert.

Peneliti mendapati hanya anak gajah yang digotong bersama dan dikuburkan seperti itu. Mereka memperkirakan, hal ini disebabkan sulitnya mengangkut gajah dewasa yang lebih berat.

ADVERTISEMENT

Meraung Bersama

Pada sebuah kasus, kawanan gajah tersebut mengeluarkan suara meraung dan seperti terompet yang keras di sekitar anak sapi yang sudah terkubur.

Peneliti Parveen Kaswan dan Akashdeep Roy menyimpulkan dalam penelitian mereka bahwa tidak satu pun dari lima kematian anak gajah itu disebabkan oleh campur tangan manusia secara langsung/

Jejak kaki antara 15 dan 20 ekor gajah terlihat di sekitar lokasi pemakaman dan di atas tanah pekuburan. Anak-anak gajah itu semuanya mati karena kegagalan beberapa organ di usia tiga bulan hingga satu tahun.

Anak gajah tersebut dikuburkan oleh gajah di saluran irigasi yang terletak di perkebunan teh. Jaraknya ratusan meter dari pemukiman manusia terdekat.

Meneliti Gajah Asia

Studi tersebut menyoroti bahwa meskipun gajah dikenal karena perilaku sosial dan kooperatifnya, penguburan anak gajah hanya dipelajari secara singkat pada gajah Afrika. Masih kurang eksplorasi tentang topik ini pada gajah-gajah Asia yang berukuran lebih kecil.

Gajah liar di Afrika dan Asia diketahui mengunjungi bangkai gajah lain pada sejumlah tahap pembusukan. Namun penelitian ini menemukan perilaku yang berbeda dari kawanan gajah yang diteliti.

Dalam kelima kasus tersebut, kawanan ternak meninggalkan lokasi kurang dari 40 menit setelah proses penguburan. Kemudian, mereka memilih jalur migrasi alternatif dan tidak kembali ke daerah tersebut.

International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan gajah Asia sebagai hewan terancam punah. IUCN memperkirakan 40.000 gajah Asia di antaranya hidup di alam liar, sebagian besar di India dan beberapa di Asia Tenggara.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads