Dadang Heryadi (60) telah 16 tahun merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang terlantar di jalanan Tasikmalaya. Hatinya tergerak ketika melihat ODGJ yang mengais makanan di tempat sampah, hingga akhirnya ia meneguhkan hati untuk merawat ODGJ terlantar di rumahnya.
Walau sempat ditentang orang tua, Dadang tetap tekun mengikuti kata hatinya. Jumlah ODGJ yang ia tampung mencapai ratusan orang, hingga akhirnya dengan bantuan orang-orang baik, Dadang bisa pindah dari rumahnya ke eks Terminal Cilembang, hingga akhirnya ke sebuah tempat khusus di di Jalan Letjen Mashudi, Kelurahan Mulyasari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Ia mengurus ODGJ terlantar itu di bawah payung Yayasan Mentari Hati .
Metode perawatan atau penyembuhan yang dilakukan Dadang terhadap ratusan ODGJ yang dia tampung, tergolong berbeda dengan panti rehabilitasi pada umumnya. Tidak ada pemberian obat atau ramuan, apalagi ritual khusus untuk penyembuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalau pun ada pemberian obat-obatan biasanya hanya untuk pengobatan penyakit kulit, pemberian vitamin atau pemberian obat demam dan lainnya.
Yang dilakukan Dadang lebih kepada memanusiakan ODGJ, diberi makan secara teratur, tidur teratur, mandi rutin, berkegiatan, diberi tanggung jawab, dilatih disiplin dan memberi ruang untuk berkomunikasi. Kalau pun ada upaya-upaya lain yang diarahkan untuk penyembuhan jiwa.
![]() |
Dadang mengaku itu hanya sebatas hasil dari pengalamannya selama belasan tahun mengurus orang gila. "Saya bukan ahli, sekolah saya juga pertanian. Saya hanya memperlakukan mereka layaknya manusia, diajak bicara, diberdayakan. Diberi perhatian dan kasih sayang," kata Dadang.
Dia bahkan mengaku tidak berkenan jika ada yang menanyakan berapa lama waktu yang dia butuhkan untuk menyembuhkan seorang ODGJ. Dadang biasanya akan menjawab pertanyaan itu dengan pertanyaan kapan kamu mati?. "Urusan sembuh itu kuasanya Allah SWT, sama seperti kapan seseorang mati. Tugas kita hanya ikhtiar, merawat mereka dengan ikhlas," kata Dadang.
Pada Kamis (2/5/2024) sore, detikJabar berkesempatan mengunjungi panti ODGJ Mentari Hati. Secara umum panti ini cukup representatif, memiliki halaman yang luas, ada blok kamar perempuan dan blok kamar pria.
Dari salah satu kamar perempuan sayup terdengar lantunan solawat yang cukup merdu, seorang jadi pengantar teman-temannya yang sedang asyik melamun dengan tatapan kosong. "Ada yang pintar mengaji atau solawatan, jadi dia lupa akan dirinya tapi tak lupa akan Tuhannya," kata Dadang.
Ragam perilaku ratusan ODGJ itu terkadang memberi tantangan bagi 10 relawan pengasuh di panti ODGJ Mentari Hati. Terutama bagi mereka yang masih agresif atau belum bisa tertib, misalnya suka merobek pakaian atau buang air sembarangan. Momentum seperti ini yang kerap memberi pengalaman duka bagi Dadang dan jajaran relawan.
Pernah suatu waktu ada yang berniat menjadi relawan di panti itu, namun baru satu hari bertugas dia sudah angkat tangan lalu angkat kaki.
"Awalnya semangat jadi relawan, saya pun senang. Tapi ketika menghadapi situasi sebenarnya, dia angkat tangan. Gara-garanya dia mau membersihkan kamar mendapati kotoran ODGJ yang berserakan di lantai dan menempel dinding," kata Dadang.
Namun demikian segala cerita duka mengurus ODGJ itu sering pula diwarnai oleh cerita bahagia. Misalnya ketika ODGJ menunjukkan progres positif. Berubah jadi penurut, mulai mengingat kembali jati diri dan tempat asalnya, berhasil terhubung dengan keluarganya hingga berhasil sembuh.
![]() |
Bagi ODGJ yang mulai menunjukkan kesembuhan, Dadang biasanya memberikan perlakuan berbeda dengan memberinya kegiatan produktif. Diantaranya diberdayakan untuk mengurus lahan pertanian atau hewan ternak. Bahkan ada yang sudah sembuh diperbolehkan berkeliling memungut barang bekas untuk dijual.
"Ada yang izin ingin jadi pemulung barang bekas, saya perbolehkan. Saya bekali dia semacam kartu nama, untuk jaga-jaga dia tersesat," kata Dadang.
Selain itu ada pula yang hobi bernyanyi, jika ada kesempatan Dadang akan mengajaknya untuk tampil di panggung. "Ada 6 orang yang jago nyanyi, pernah saya ajak manggung di acara seremonial, dapat saweran wah senang mereka. Kalau ada undangan hajatan sempat saya ajak juga untuk manggung," kata Dadang.
(yum/yum)