Terungkapnya Misteri Kematian Bocah Sukabumi yang Sempat Hilang

Terungkapnya Misteri Kematian Bocah Sukabumi yang Sempat Hilang

Siti Fatimah - detikJabar
Kamis, 02 Mei 2024 13:30 WIB
Keluarga menunjukkan foto bocah yang hilang sebelum akhirnya ditemukan meninggal di Sukabumi
Keluarga menunjukkan foto bocah yang hilang sebelum akhirnya ditemukan meninggal di Sukabumi. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Malang nasib MA. Bocah laki-laki berusia 7 tahun ini disodomi, dibunuh, kemudian jasadnya ditemukan di jurang. Sehari-hari ia tinggal bersama nenek-kakeknya lantaran kedua orang tuanya telah berpisah (cerai) sejak MA berumur 2 tahun.

Jasad MA pertama kali ditemukan oleh keluarga dan warga lainnya dengan posisi meringkuk pada Minggu, 17 Maret 2024. Mulanya warga di Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit berinisiatif untuk melakukan pencarian usai MA dinyatakan hilang pada Sabtu, 16 Maret 2024.

Saat jasad MA ditemukan, keluarga tak menaruh curiga padahal kematiannya sangat janggal. Keluarga menilai, MA meninggal karena penyakit asma yang dideritanya. Atas permintaan keluarga, polisi pun tidak melakukan visum terhadap jasad MA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggak (divisum) sama sekali nggak diperiksa, nggak dibawa ke rumah sakit, nggak visum. Harusnya kan kalau temuan jenazah mau dimanapun, mau di dalam rumah yang nggak ada saksi, harusnya dibawa ke rumah sakit dulu untuk dinyatakan meninggalnya wajar atau tidak wajar. Kalau ini blas nggak ada sama sekali," kata Dokter Forensik Biddokes Polda Jabar dr Nurul Aida Fathya, Kamis (2/5/2024).

Sepekan kemudian, pihaknya menerima permintaan ekshumasi (pengangkatan jenazah) dari ayahnya atas dorongan warga sekitar. "Tahu-tahu keluarga curiga kemudian baru melaporkan, tapi kan itu setelah berapa hari," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Sekian hari berlalu, polisi pun mengungkap hasil ekshumasi. Bocah yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) itu ternyata meninggal dengan cara yang sadis.

Pihaknya menemukan luka di bagian jaringan leher dan di bagian anus. Polisi menyebut, korban sempat disodomi sebelum nyawanya dihilangkan.

"Kita temukan ada luka-luka baik di dubur atau anus dan di leher, jadi kami bisa menyimpulkan itu akibat penganiayaan atau pembunuhan. Jadi pembunuhan itu diawali oleh penganiayaan dari pelaku. Betul kekerasan seksual dan pembunuhan," kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Bagus Panuntun.

Pihaknya sudah memeriksa 17 orang saksi yang di antaranya merupakan keluarga, teman-teman korban hingga orang yang pertama kali menemukan korban di jurang.

"(Keterlibatan orang terdekat) kami masih mendalami karena dari keterangan beberapa saksi itu memang korban keluar rumah jam 7 pagi setelah nenek dan kakeknya berangkat ke kebun. Kepergian korban dari rumah disaksikan oleh pamannya yaitu R dan I," ujarnya.

"Bermain ke temannya, dari temannya ini korban sudah tidak pulang lagi ke rumah. Diduga korban mengalami penganiayaan di luar rumahnya. Namun ini masih kita dalami apakah TKP penganiayaan tersebut masih di rumahnya atau di luar. Kita berkesimpulan korban meninggal diawali oleh penganiayaan dan adanya pelecehan seksual terhadap korban," sambung Bagus.

Pelaku Ditangkap

ABG berinisial S (14) ditetapkan sebagai tersangka atas kasus ini. "Setelah melalui proses yang panjang, kita berhasil mengungkap pelaku saudara S alias A (14) pelajar SMP ditetapkan sebagai tersangka atau anak berhadapan dengan hukum," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo, Kamis (2/5/2024).

Lebih lanjut, S ditangkap di kebun saat sedang memanen sawi di daerah Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Tempat kejadian perkara (TKP) tak jauh dari rumah korban yaitu di sebuah kebun pala.

Ari mengungkapkan, peristiwa penyimpangan seksual terhadap anak itu terjadi pada bulan Ramadan tepatnya pada Sabtu, 16 Maret 2024. Pelaku melakukan kekerasan seksual terhadap korban dengan cara pelaku memaksa korban untuk melakukan perbuatan sodomi.

"Karena korban menolak ajakan pelaku, kemudian pelaku melakukan penganiayaan dengan cara mencekik leher korban menggunakan tangan dan celana korban setelah korban tidak sadarkan diri," ujarnya.

Selanjutnya, perbuatan bejat itu pun terjadi. Pelaku anak dengan sadisnya melakukan perbuatan sodomi kepada korban sebanyak dua kali saat korban tidak sadarkan diri. Setelah melakukan perbuatan tersebut, pelaku pergi meninggalkan TKP dan sempat kembali untuk melihat kondisi korban.

"Beberapa jam berikutnya korban sudah meninggal dunia," kata dia.

(iqk/iqk)


Hide Ads