Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Sukabumi telah mengantongi identitas sejumlah remaja yang terlibat bentrok dan melakukan pembacokan di sekitar PLTU Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Informasi yang diberikan Kapolres Sukabumi AKBP Tony Prasetyo melalui Kasi Humas Polres Sukabumi, Iptu Aah Saepul Rohman para pelaku dalam video sudah teridentifikasi. Beberapa orang saksi juga sudah dimintai keterangan.
"Sudah kita kantongi identitasnya, informasinya mereka berasal dari dua sekolah di Palabuhanratu. Sejumlah saksi juga sudah kita mintai keterangan," kata Aah dalam keterangan yang diterima detikJabar, Rabu (1/5/2024) pagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun ciri-ciri yang sudah teridentifikasi pihak kepolisian, adalah sosok remaja yang mengenakan jaket warna putih dan helm full face warna putih dan satu orang yang mengenakan jaket dan helm hitam.
"Para pelaku yang memegang senjata yang tren disebut 'Sabit Pencabut Nyawa' juga sudah kita identifikasi, begitu juga dengan beberapa orang yang terpantau membawa senjata tajam jenis lainnya, juga yang melakukan pembacokan," ujar Aah.
"Sudah ada beberapa orang yang dimintai keterangan seputar kejadian tersebut, untuk lengkapnya kita tunggu keterangan dari rekan-rekan Satreskrim dalam waktu dekat ini," sambung Aah.
Respons KCD Pendidikan Jabar
Dalam sebuah wawancara dengan detikJabar, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah V Jawa Barat (Jabar) Lima Faudiamar mengaku sudah mendapat informasi terkait adanya bentrok pelajar yang terjadi beberapa waktu lalu di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Lima mengatakan, peristiwa itu melibatkan dua SMK di wilayah Palabuhanratu. Namun menurutnya, pelajar yang menjadi korban dalam peristiwa itu belum sepenuhnya menjadi siswa di salah satu SMK yang terlbat pertikaian.
"Dari informasi yang saya dapat, ada dua kelompok yang saling bertikai dari dua sekolah yang berbeda, yang jatuh korban dari SMK di Palabuhanratu yang mana informasi yang saya dapat anak tersebut belum secara penuh menjadi siswa di sekolah tersebut karena pindahan dari madrasah aliyah," kata Lima dalam keterangan tertulis kepada detikJabar, Selasa (30/4/2024).
Lima menyayangkan kejadian tersebut, ia juga berharap persoalan serupa tidak terulang lagi di kemudian hari. Ia juga menyebut peristiwa itu terjadi di luar jam pelajaran dan jauh dari lingkungan sekolah.
"Walaupun di setiap sekolah sudah ada Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), karena waktu kejadian sore hari sesudah jam pulang sekolah dan berada jauh dari sekolah sehingga pihak sekolah tidak dapat memonitor pergerakan siswa-siswanya tersebut," ujar Lima.
Diberitakan, bentrokan antarpelajar resahkan warga Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kejadian itu terjadi di Jalan Pelita-Cipatuguran, Desa Jayanti, Jumat (26/4) dan videonya viral di media sosial (medsos).
detikJabar sempat mendatangi TKP, keterangan dari warga sekitar insiden bentrokan itu terjadi kala sore hari atau saat jalan tersebut sepi.
Baca juga: Truk Maut Perenggut Nyawa Warga Sukabumi |
Papan bertuliskan 'Bull' yang ada di video viral itu merupakan sebuah warung makan, yang di mana pada saat kejadian warung dalam kondisi tutup, bahkan dari penuturan pegawai warung nasi mengaku tidak tahu dengan adanya kejadian bentrokan itu.
"Tahu-tahu katanya ramai di video, kalau kejadiannya ia di situ di depan, ngeri kalau lihat di videonya" ujar seorang pria yang merupakan pegawai di warung nasi tersebut kepada detikJabar, Senin (29/4).
Dari pantauan detikJabar, situasi jalan itu memang sepi dan sesekali terlihat melintas motor dan mobil. Karena itulah, jalan tersebut dimanfaatkan para remaja seusia pelajar tersebut untuk tawuran.
(sya/sud)