Kasus DBD di Kabupaten Cirebon sepanjang tahun 2024 mengganas. Tercatat ada 496 kasus DBD dan empat orang di antaranya meninggal dunia.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Kerja P2PM Dinkes Kabupaten Cirebon Subhan. Menurutnya, selama periode Januari sampai April 2024 terjadi peningkatan kasus DBD dibandingkan periode sama di tahun lalu.
"Kasus ini tercatat paling tinggi dibandingkan tahun sebelumnya di periode yang sama di tahun sebelumnya," jelasnya kepada detikJabar, Selasa (30/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menegaskan, kenaikan kasus DBD pada tahun ini mengalami kenaikan dua kali lipat di setiap bulannya dibandingkan pada periode yang sama tahun-tahun sebelumnya.
"Kenaikan per bulannya dua kali lipat. Tahun 2023 kemarin, dalam satu tahun 728 kasus DBD. Tahun sekarang, dari Januari sampai April 2024, sudah mencapai 496 kasus. Masih bisa naik lagi di bulan Mei dan Juni 2024, Juli baru mulai menurun," bebernya.
Dari data tersebut, sebaran wilayah yang paling banyak temuan kasus penyakit DBD terjadi di wilayah Kecamatan Susukan Lebak mencapai 33 kasus DBD. Kemudian, tertinggi kedua ada di Kecamatan Astanajapura.
"Kami mencatat dari sekian banyak kasus, ada empat orang meninggal dunia disebabkan DBD," ungkapnya.
Dia menegaskan data tersebut diperoleh dari sejumlah rumah sakit yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon. Kemudian ditindaklanjuti oleh Puskesmas guna melakukan penyelidikan epidemiologi dari data sesuai temuan.
"Kasus ini kita dapatkan dari Rumah Sakit yang sifatnya Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS). Data tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Puskesmas untuk melakukan penyelidikan epidemiologi di rumah penderita DBD," terangnya.
Baca juga: DBD Melonjak di Cianjur, 7 Orang Meninggal |
Selanjutnya, dari hasil data temuan itu dilakukan observasi lingkungan penderita DBD. Hal itu sebagai usaha untuk memastikan apakah ada penyebaran kasus dalam upaya pengambilan keputusan untuk penanganan DBD.
"Kalau ada penyebaran, cukup dengan Penyembuhan, Penyuluhan, dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), bisa juga foging. Kalau penyebaran di tempat lain, tidak perlu foging," tuturnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Cirebon untuk bisa menjaga kebersihan lingkungan agar nyamuk aedes aegypti tidak berkembang.
"Yang harus dilakukan oleh masyarakat Menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air, Menutup rapat tempat-tempat penampungan air, dan Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti," pungkasnya.
(dir/dir)