Mengenal Lebih Dekat Erwin, Bacawalkot Bandung yang Berjiwa Peduli

Mengenal Lebih Dekat Erwin, Bacawalkot Bandung yang Berjiwa Peduli

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Selasa, 30 Apr 2024 17:30 WIB
Erwin, Ketua DPC PKB Kota Bandung sekaligus Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung
Erwin, Ketua DPC PKB Kota Bandung sekaligus Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Jelang Pilwalkot Bandung 2024 pada akhir tahun nanti, muncul satu nama yang mudah diingat dan wajahnya sudah kerap dijumpai di baliho Kota Bandung. Ialah Erwin, Ketua DPC PKB Kota Bandung sekaligus Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung.

Pria asli Bandung, kelahiran 18 Mei 1972 itu mem-branding dirinya berjuluk 'Pemimpin Tanpa Sekat' dengan tagline 'Bandung Butuh Perubahan'. Saat ditemui di kediamannya di daerah Kiaracondong, Erwin menceritakan julukan itu diambil dari istilah para warga.

"Jadi kenapa orang menyebut saya pemimpin tanpa sekat, karena saya sudah punya pengalaman berhubungan masyarakat. Saya anggota dewan sekaligus Ketua RW 10 Kiaracondong itu tiga periode. Rumah saya itu mau subuh, siang, malem, terbuka terus. Datang terus orang yang ijazahnya ditahan, tabrakan, kejerat leasing, bank emok, dan lain-lain," ceritanya pada detikJabar, Selasa (30/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah berbincang, handphone milik Erwin pun tidak henti berdering. Ia pun mengaku bahwa itu salah satu bukti warga begitu dekat dengannya. Kata dia, nomor handphone miliknya pun sudah tersebar luas untuk menangani keluhan-keluhan masyarakat.

Salah satu keluhan yang membuatnya miris ialah di tengah gemerlap Kota Bandung sebagai metropolis, masih banyak warga yang punya permasalahan ekonomi.

ADVERTISEMENT

"Ada yang datang ke sini hanya untuk minta modal, ada yang terjerat pinjol, ada yang nggak punya beras, saya itu ngeri dengernya. Katanya dewan satu-satunya yang rumahnya terbuka mungkin rumah saya. Kebetulan saya membentuk juga tim advokasi, ada tim pendidikan, kesehatan, advokasi, ambulans saya juga ada 2 gratis buat masyarakat," ujar dia.

Ia merasa prihatin sebab masih banyak warga yang tak mampu secara ekonomi dan pengangguran. Dengan tagline 'Bandung butuh perubahan', Erwin menyoroti permasalahan tersebut menjadi skala prioritasnya.

"Banyak korban bank emok, saya ingin hapuskan bank emok dan rentenir, kemudian mendata kaum fakir dan miskin. Mereka akan diberdayakan dengan pelatihan, pengawasan, dan modal. Program saya jelas banyak, zonasi saya juga ingin hapuskan karena saat ini belum pas untuk Kota Bandung," tutur Erwin.

Dari pengalamannya dengan masyarakat dan memegang amanah jabatan di kewilayahan maupun menjadi wakil rakyat Kota Bandung, ia ingin bisa menjadi pemimpin yang mampu menuntaskan permasalahan. Hal ini yang memotivasinya maju mencalonkan sebagai orang nomor satu di Kota Bandung.

"Saya punya keinginan menjadi pemimpin, karena sangat tau problem masyarakat dan pemerintahan di Kota Bandung. Saya di DPRD sudah biasa di bamus, banggar, dan saya ingin bisa memberi keadilan bagi masyarakat Kota Bandung," ucapnya.

Hal pertama yang akan ia lakukan yakni bukan hanya sekedar memberi makan atau kebutuhan yang diperlukan warga. Erwin menganalogikan dengan bukan memberi ikan tapi memberi pancing.

Ia pun menceritakan saat menemui warga yang kesusahan, Erwin tak sekedar memberikan bantuan. Namun, ia memberikan dengan akad perjanjian yakni modal uang yang kemudian dimanfaatkan untuk berbisnis.

"Saya juga akan memastikan bahwa warga tidak kekurangan air bersih dan tidak ada lagi rumah dan gang kumuh. Masalah sampah ini juga mudah sekali, pasti secepat mungkin diatasi. Kita bisa bangun TPST seperti di Banyumas. Target saya lima tahun ke depan sudah zero waste," harapnya.

"Kemacetan itu jelas, saya juga akan tegas dengan parkir liar di pinggir jalan. Lebih baik buat satu gedung atau tempat khusus untuk parkir, salah satunya seperti di Yogyakarta. Bandung jangan lagi ada jalan yang bolong sampai ke jalan lingkungannya. Trotoar dan drainase kota dipastikan tetata supaya tidak ada lagi banjir cileuncang," lanjut dia.

Melihat Jejak Erwin di Dunia Politik

Pria berusia 51 tahun itu, sudah berkiprah di dunia politik sejak tahun 1996. Ia mengenang masa mudanya mengenal dunia politik saat orang tuanya menjadi partisipan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Erwin muda memutuskan untuk merapat menjadi pendukung Mega-Bintang pada pemilu 1997.

"Saya simpati pada Megawati dan masuk menjadi pengurus PDIP, tapi tidak lama mungkin hanya setahun karena saya sudah fokus di usaha saya. Singkat cerita, tahun 2010 saya ditelpon teman dan sodara-sodara untuk memegang jabatan karena mungkin Fikroh saya Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah, Amaliah Aswaja, jadi siasah harokahnya ke PKB. Tahun itu saya terpilih sebagai Ketua DPC PKB Bandung," kenangnya.

Saat itu, ia didaulat mengurus PKB yang masih 0 kursi di Kota Bandung, dan bahkan belum memiliki kantor cabang. Tujuan Erwin di PKB yakni membawa politik sebagai usaha perbaikan manusia, untuk menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.

Perlahan tapi pasti, Erwin membawa PKB terus beranjak mendapat kepercayaan masyarakat. Hingga pada tahun ini, partainya mendapat lima kursi di DPRD Kota Bandung.

"Jadi tujuannya kemaslahatan umat. Pemimpin itu yang mengatur, me-manage masyarakat menuju kemaslahatan umat. Alhamdulillah dari 0 kursi jadi 1 kursi, jadi 2 kursi, alhamdulillah sekarang di periode ketiga PKB mendapat 5 kursi. Jadi dulu 18 ribu suara, sekarang 120 ribu suara. Berarti naiknya hampir 900%, alhamdulillah berkah karena PKB adalah partai yang didirikan para ulama dan kyai," ceritanya.

Menurutnya, masyarakat kota Bandung harus punya kriteria dalam memilih pemimpin. Erwin menyebut ia dirinya berusaha untuk menjadi pemimpin yang ke kriteria sahabat rasul, yakni berpatokan dengan sifat-sifat Rasulullah sebagai pemimpin.

Ialah Fathonah atau cerdas, hal ini membuatnya termotivasi untuk menyelesaikan studi S3 di tahun ini. Kemudian tabligh atau menyampaikan, maka Erwin pun senang bertausiyah.

Ada pun kriteria sahabat rasul lainnya yakni amanah atau bisa dipercaya, sidiq atau benar, itidal atau harus adil, tasamuh yakni toleran, dan tawajun yakni berimbang.

"Saya mengusahakan delapan sifat-sifat itu. Sebab pemimpin yang adil itu masuk dalam tujuh golongan yang dinaungi Allah. Saya punya pemikiran, apa yang saya punya itu tujuannya surga Allah. Semata-mata untuk ibadah pada Allah. Hidup saya harus manfaat, saya ingin jadi orang yang berguna dan manfaat," harapnya.

"Intinya pemimpin itu harus tau dasar agama. Agar tidak tergoda oleh syaitan. Manajemen pemerintahan harus amanah, kan ada anggota dewan dan sekda jadi tersangka korupsi. Pengawasan internal itu harus diperkuat, sistem tender diperkuat dengan electronic procurement dan semua pelayanan jadikan online," lanjut dia.

Mewariskan Semangat Berniaga, Mendalami Agama, dan Berpolitik

Ayah dari enam orang anak itu mengenang masa kecilnya yang dekat dengan dunia berniaga. Ayah Erwin adalah seorang tentara veteran yang kemudian menjadi pengusaha toko besi. Erwin kecil pun mengikuti jejak ayahnya.

"Saya SMP di Santa Maria, sambil sekolah sambil dagang bantu bapak di toko besi. Naik ke SMA Yodhatama saya juga masih dagang. Menurut saya, ridho Allah itu juga ridho kedua orang tua, murkanya Allah itu murkanya orang tua. Hingga akhirnya saya kuliah di Unpas S1 Manajemen Ekonomi, sambil saya buka usaha toko besi sampai sekarang masih dan diteruskan oleh saudara serta karyawan," kenangnya.

Saat menempuh pendidikan S2, Erwin tertarik mendalami ilmu agama. Ia memilih Magister Pendidikan Agama Islam (PAI) di UNINUS Bandung. Namun rupanya ia belum puas belajar, hingga akhirnya menempuh Program Doktoral lImu Pendidikan masih di UNINUS.

Sejak kecil, Erwin sudah pandai berdagang sambil menyelesaikan studi pendidikannya. Saat mulai dewasa, Erwin mulai menyelami ilmu agama dan politiknya. Rupanya jejak hidupnya ini menjadi warisan yang diturunkan pada keenam putra putrinya.

Putra sulungnya, Muhamad Syahlevi Erwin Apandi terpilih sebagai anggota DPRD Kota Bandung periode 2024-2029. Levi, begitu sapaannya, berhasil mengantongi 6.328 suara dari dapil II Batununggal, Lengkong, Kiaracondong Kota Bandung.

Sementara putra keduanya, M Syahlutfi Erwin Apandi merupakan mahasiswa UPI Bandung jurusan Ekonomi Syariah. Lutfi mewarisi darah berdagang kakek dan ayahnya, yakni membuka usaha foto Snaptation dan kue cubit.

"Anak yang pertama lulusan Ponpes Gontor, sekarang kuliah di UIN Gunung Jati Fakultas Dakwah dan Unpas Fakultas Ekonomi. Anak kedua saya juga lulusan Gontor. Anak ketiga saya, Syifa Ramadhani Erwin Apandi baru masuk di Ponpes Qurani tahfidz quran. Anak keempat dan kelima masih sekolah di SD Assalam, dan yang terakhir masih 10 bulan, belum sekolah," ceritanya.

Ia mengaku bersyukur dengan pilihan pendidikan dan karir putra putrinya yang mulai mengikuti jejaknya. "Sekarang anak saya di dewan, saya fokus ingin menjadi pemimpin, mengejar takdir muallaq atau takdir melalui ikhtiar. Saya merasa dengan pengalaman dari 0, saya ingin bisa mengubah kondisi Kota Bandung. Kondisi yang baik menjadi lebih baik, yang buruknya kita ubah jadi baik," harap Erwin.

Pendidikan dan Karir Erwin

Pendidikan Formal

- SD Cikutra V Kota Bandung

- SLTP Santa Maria

- SMA Yodhatama

- S1 Manajemen Ekonomi Universitas Pasundan

- S2 Magister Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Nusantara

- S3 Program Doktoral lImu Pendidikan Universitas Islam Nusantara

Pendidikan Non Formal

- Kaderisasi PKPNU (Pendidikan Kader Penggerak NU) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Musri Cianjur

- Madrasah kader Nahdlatul Ulama (MKNU) di PBNU

- Kuliah Harokah Fikroh dan Amaliah Aswaja An-nahdliyah di kampus UNINUS Bandung

- Pendidikan dan Pelatihan Kader Muballigh di Yayasan Assyakur

Pekerjaan

- Anggota DPRD Kota Bandung, Komisi D meliputi beberapa bidang di Kesejahteraan Rakyat

- Anggota Badan Musyawarah

- Anggota Badan Anggaran

Organisasi

- Ketua DPC PKB Kota Bandung (2010-2025)

- Dewan Penasehat FKPPI Kota Bandung (2023-2028)

- Sekretaris Umum Garda Bangsa Jawa Barat (2017-2022)

- Bendahara IKA FE UNPAS (2016-2019)

- Wakil Ketua HPN Jawa Barat (Sekarang)

- Ketua Pagar Nusa Kota Bandung (Sekarang)

- Ketua Forum RW Kecamatan Kiaracondong (Sekarang)

- Ketua RW 10 Kelurahan Babakansari (sekarang)

- Pembina Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia

(aau/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads