Kenapa Bau Badan Anak Berbeda dengan Remaja? Ini Penyebabnya

Kenapa Bau Badan Anak Berbeda dengan Remaja? Ini Penyebabnya

Tim detikEdu - detikJabar
Minggu, 28 Apr 2024 04:30 WIB
Ilustrasi Ibu dan Bayi
Ilustrasi (Foto: iStockphoto/Getty Images/Jomkwan)
Bandung -

Banyak orang menganggap jika bau badan anak-anak dan remaja berbeda padahal saat kecil memiliki aroma harum. Ternyata, perbedaan ini tidak hanya sekadar perasaan, tetapi telah dibuktikan oleh sebuah penelitian dari Friedrich Alexander University di Jerman.

Helene Loos, seorang peneliti aroma, telah mengungkap bagaimana bau badan anak-anak dan remaja yang sudah pubertas bisa berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan memeriksa senyawa kimia dari sampel bau badan anak-anak dan remaja menggunakan metode kromatografi gas.

Dilansir detikEdu, hasil penelitian menunjukkan bahwa bau badan anak-anak terkesan berbau manis, berbeda dengan remaja yang berbau kurang menyenangkan, seperti salah satunya bau kambing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Live Science, Loos dan rekan-rekannya melibatkan 18 anak kecil yang berusia 0 hingga 3 tahun dan 18 remaja usia 14 hingga 18 tahun.

Dalam penelitian itu, anak-anak dan remaja yang terlibat diberi kaos dengan bantalan kapas pada ketiak yang dikenakan selama satu malam. Zat-zat yang meresap kemudian diambil untuk melihat kandungan senyawa kimianya.

ADVERTISEMENT

Sampel zat tersebut dideteksi menggunakan teknik kromatografi gas untuk memisahkan bahan kimia dengan sifat yang berbeda. Bahan kimia yang sudah terpisah tersebut kemudian diidentifikasi dengan mencium dan mendeskripsikan masing-masing bahan kimia oleh sukarelawan.

Dalam uji coba ini, para peneliti sangat ketat dalam pemberian pengharum pada badan dan pemberian makanan tertentu kepada peserta.

Oleh karena itu, Loos meminta kepada orang tua bayi dan remaja untuk menghindari makanan berbau seperti rempah-rempah sebelum penelitian. Selain itu, peneliti juga menyediakan sabun mandi bebas parfum dan deterjen tanpa pewangi.

"Kami sangat berhati-hati dalam mempertimbangkan segala macam potensi kontaminasi," ucap Loos.

Loos mengatakan bahwa dari teknik pemisahan tersebut diketahui empat puluh dua senyawa kimia terdeteksi. Setiap bau memiliki pola aktivitas yang unik dan kompleks sehingga mempengaruhi apakah aromanya baik atau buruk bagi pengendus.

"Kami tidak terkejut dengan temuan keseluruhan, tetapi sangat menarik untuk melihat variasi senyawa yang kaya," kata Loos tentang bau yang terdeteksi.

Adapun senyawa kimia dari sampel bau badan pada anak-anak dan remaja adalah sebagai berikut.

1. Aldehida

Aldehid adalah senyawa kimia yang mempunyai rumus umum R-CHO, dan dalam penelitian ini ditemukan pada sampel bau badan. Berdasarkan penciuman yang telah dilakukan, Aldehid pada sampel mengeluarkan aroma seperti gorengan dan kacang.

2. Asam Karboksilat

Asam karboksilat merupakan senyawa organik yang ditemukan pada bau badan, baik pada anak-anak maupun pada remaja.

Untuk anak-anak, asam karboksilat yang dikeluarkan memiliki konsentrasi yang lebih rendah ketimbang asam karboksilat pada remaja. Diketahui bahwa masa pubertas meningkatkan konsentrasi asam karboksilat pada remaja.

Aroma yang dihasilkan oleh karboksilat di antaranya terdapat aroma menyenangkan pada anak-anak seperti aroma buah atau buah prem kering. Sementara aroma kurang menyenangkan pada remaja berbau keju, apak, atau seperti kambing.

3. Steroid

Dua senyawa kimia Steroid juga dihasilkan oleh sampel bau badan hanya pada remaja. Satu berbau kayu cendana, atau aroma yang umum digunakan dalam parfum, sementara lainnya berbau seperti keringat.

Terdapat 42 bau yang terdeteksi, namun peneliti sadar bahwa kapas yang digunakan dapat menyerap pengharum di udara, sehingga tidak diketahui dengan jelas apakah 42 bau ini murni dari partisipan atau sumber lain.

Mengapa Ada Perbedaan Aroma pada Anak-anak dan Remaja?

Perubahan aroma pada remaja dapat terjadi ketika seseorang pubertas, hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu:

- Perubahan kulit
- Perubahan hormon
- Perbedaan mikrobioma kulit
- Aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebum

Loos dan rekan-rekannya berencana untuk menggunakan pendekatan lain untuk menangkap lebih banyak variasi bau, serta mengeksplorasi bagaimana bau badan berubah pada kelompok usia lain, termasuk orang tua.

Ke depan, peneliti juga ingin mempelajari bau badan yang lebih intens, setelah berolahraga atau tidur beberapa malam.

Artikel ini telah tayang di detikEdu. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)


Hide Ads