Disdukcapil Catat 120 'Warga' Baru ke Kota Bandung

Disdukcapil Catat 120 'Warga' Baru ke Kota Bandung

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Rabu, 17 Apr 2024 01:30 WIB
Operasi Simpatik.
Operasi Simpatik. Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar
Bandung -

Pascalibur Lebaran, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung mencatat 120 warga pendatang baru ke Kota Bandung. Hal ini tercatat dalam Operasi Simpatik di sejumlah pintu kedatangan ke Kota Bandung pada 15-16 April 2024.

Jumlah data tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Disdukcapil Kota Bandung, Moh Arif Budiman. Operasi pendataan warga baru tersebut telah dilaksanakan di Terminal Leuwipanjang, Stasiun Kiaracondong, dan Terminal Cicaheum.

"Disdukcapil ini rutin untuk kegiatan imbauan simpatik atau Sadar Administrasi Kependudukan, pasca-Hari Raya. Kota Bandung pasti akan menjadi tujuan-tujuan untuk pendidikan dan pekerjaan. Dari tiga tempat, estimasinya sejak kemarin ada 120-an. Kita masih menjaring sampai nanti pukul 14.00 WIB dan kita juga akan menerapkan IKD bagi yang warga kota Bandung, Identitas Kependudukan Digital," kata Arif di Terminal Cicaheum, Selasa (16/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini, tercatat pendatang paling banyak untuk keperluan pendidikan dan pekerjaan. Selain itu untuk mencegah kependudukan ganda, kata Arif, penduduk non permanen itu nantinya dipastikan belum masuk ke KK kota Bandung.

Arif menyampaikan tujuan operasi Simpatik untuk mendata penduduk nonpermanen, atau yang secara fisik ada di kota Bandung tetapi administrasi kependudukannya masih di luar kota Bandung.

ADVERTISEMENT

"Paling tidak mereka itu akan membutuhkan air bersih, membuang sampah, mencari sandang, papan, pangan, di Kota Bandung. Itu harus tercatat dulu, sebagai perencanaan pembangunan di kota Bandung. Kemudian tujuannya apa? Harus jelas jangan sampai memberatkan APBD," ucapnya.

Di lain sisi, jumlah pendatang di musim arus balik tak terlihat pada Terminal Cicaheum. Arief mengatakan, selanjutnya pendataan keseluruhan akan ditindaklanjuti di tingkat kewilayaan.

"Jadi setelah ini kita akan tindak lanjuti di kewilayaan-kewilayaan. Kemarin yang datang sudah semuanya di data, tetapi tidak akan 100% terjaring di terminal sih. Sebab kan bis itu sudah ada pool-pool masing-masing, tidak semua ke terminal, jadi selanjutnya akan di kewilayahan masing-masing," ucapnya.

Dalam operasi ini, para pendatang akan dicatat apakah kedatangan untuk tinggal sementara atau menetap di Kota Bandung. Termasuk kelengkapan dokumen identitas penduduk pendatang serta maksud kedatangannya ke Kota Bandung.

Penduduk yang ber-KTP di luar Kota Bandung (nonpermanen) cukup memperlihatkan KTP-el kepada petugas dan mengisi formulir yang telah disediakan beserta alamat email.

"Kami turut mengimbau agar penduduk pendatang yang akan tinggal dan tidak akan mengurus kepindahannya dari domisili asal ke Kota Bandung, untuk melakukan pendaftaran penduduk non permanen. Ini dapat dilakukan melalui aplikasi Salaman (Selesai dalam Genggaman) ataupun melalui alamat laman berikut https://penduduknonpermanen.kemendagri.go.id," tutur Arief.

Sejumlah pemudik yang datang setelah diturunkan dari bus, langsung diimbau untuk melapor ke Posko Simpatik. Seperti Kiki (35), guru honorer yang memutuskan untuk pindah ke Kota Bandung.

"Saya tinggal di Bandung sekarang, jadi tadi ngurus. Asalnya dari Temanggung, kemarin berangkat jam 9 malam sampai barusan. Saya menetap untuk bekerja dan anak sekolah di Bandung. Ya betah tinggal di Bandung, setelah mencatat ini kami akan mengurus kepindahan dari Jawa, jadi sambil proses," ucapnya.

(aau/sud)


Hide Ads