Pemkab Sukabumi bakal menggelar Salat Idul Fitri pada Rabu (10/4/2024) di Alun-alun Masjid Agung Palabuhanratu. Rencananya, Bupati Sukabumi Marwan Hamami akan hadir bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Informasi yang diberikan U Abdullah Mu'min, Wakil Ketua sekaligus Ketua Harian Masjid Agung Palabuhanratu, pelaksanaan salat Idul Fitri 1445 hijriah dipusatkan di Alun-alun Palabuhanratu.
Abdullah menyebut imam Salat Idul Fitri besok adalah KH Useh Ahmad Achwasy. Useh diketahui menjabat sebagai Dewan Imam Masjid Palabuhanratu yang juga pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Asy Syathibiyyah Palabuhanratu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu Ketua Baznas Kabupaten Sukabumi, KH Unang Sudarma akan menjadi khotib pada salat Idulfitri. Pak Bupati Sukabumi, Marwan Hamami juga akan hadir,"kata Abdullah kepada detikJabar, Selasa (9/4/2024).
Abdullah menjelaskan Setiap pelaksanaan Salat Idul Fitri memang dilakukan alun-alun yang merupakan jantung Kota Palabuhanratu. "Setiap tahun juga digelar di alun-alun," tuturnya.
"Untuk lokasi parkir mobil di dalam komplek perkantoran Sekretariat Daerah (Setda) sementara untuk motor di area parkir Masjid Agung," sambung Abdullah.
Sekadar informasi sepanjang Ramadan kemarin, Alun-alun Palabuhanratu adalah tempat favorit ngabuburit alias menunggu waktu berbuka. Sebab di sana banyak sajian kuliner berbagai jenis dijajakan. Ternyata kebiasaan itu sudah ada sejak jaman kolonial Belanda.
"Masyarakat menggunakan alun-alun yang berdekatan dengan masjid untuk ngabuburit alias menunggu waktu berbuka. Banyak jajanan yang dijual di sekitar alun-alun yang bisa digunakan untuk berbuka, kemudian sesudah berbuka maka sebagian besar salat di masjid di masjid tersebut Kegentingan masa agresi Belanda tidaklah mengurangi rasa khusyuk beribadah puasa di Palabuhanratu, kala itu" kata Irman Firmansyah, penulis buku Soekaboemi The Untold Story dalam sebuah wawancara dengan detikJabar beberapa waktu lalu.
Dalam laporan De Heerenveensche koerier 25 September 1948, pada masa pendudukan Belanda sempat dilakukan wawancara dengan Wedana Palabuhanratu mengenai suasana Lebaran kala itu.
Menjelang hari Lebaran, banyak masyarakat yang bekerja di luar Palabuhanratu pulang. Ada yang menggunakan mobil, gerobak, dan ada yang berjalan kaki sehingga jalan menuju Pelabuhanratu seringkali ramai.
Sementara di malam menjelang Lebaran, anak-anak menyalakan petasan dan kembang api sehingga suasana malam tidak seperti biasanya. Pada hari Lebaran mereka berkumpul bersama keluarga, makan besar dan saling berkunjung.
"Sebagian kebiasaan ini masih ada dan dilakukan masyarakat hingga sekarang, apalagi semenjak Palabuhanratu menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi maka kegiatan keagamaan difasilitasi sedemikian rupa sehingga masjid agung ramai dengan kegiatan keagamaan," pungkasnya.
(sya/orb)