TPK Sarimukti Tutup Saat Lebaran, Begini Arahan Pemprov Jabar

TPK Sarimukti Tutup Saat Lebaran, Begini Arahan Pemprov Jabar

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 09 Apr 2024 18:30 WIB
Kondisi TPA Sarimukti, Bandung Barat, Kamis (1/2/2024).
TPA Sarimukti tutup saat Lebaran (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar).
Bandung -

Pemprov Jawa Barat meminta pemerintah daerah untuk mempersiapkan upaya pengelolaan sampah saat Lebaran 2024. Ini disampaikan setelah jadwal operasional Tempat Pengelolaan Kompos (TPK) Sarimukti akan ditutup pada Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah.

Kasatgas Pengelolaan Sampah Terpadu Bandung Raya Dedi Taufik mengatakan, Sarimukti terakhir beroperasi pada hari ini, Selasa (9/4/2024) tepat di H-1 Lebaran. Untuk itu, ia meminta pemerintah daerah bisa mengelola sampah secara mandiri tanpa bergantung ke Sarimukti.

"Pada saat Hari Raya Idul Fitri operasionalnya libur dulu. Jadi, pengelolaan sampah dari hulu sangat penting. Kolaborasi dengan masyarakat juga tak kalah pentingnya," kata Dedi Taufik dalam keterangannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski saat ini operasional TPK Sarimukti masih dibuka, Dedi Taufik mengingatkan kuota pengiriman sampah masih berlaku untuk wilayah Bandung Raya. Berdasarkan data yang dirilisnya, sisa kuota pengiriman sampah yang sudah masuk hingga 4 April 2024 yaitu Kota Bandung 5.425 rit, Kota Cimahi 1.751 rit, Kabupaten Bandung 991 rit dan Kabupaten Bandung Barat 881 rit.

Selepas hari Idul Fitri hingga 17 April, Satgas sudah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mengatur ritase pengiriman sampah ke Sarimukti. Untuk Kota Bandung misalnya, dari 11-17 April, ritasenya mencapai 185 perhari dengan tonase di angka 777 per hari.

ADVERTISEMENT

"Nanti ratusan pengangkut sampah ditempatkan di titik keramaian saat malam takbir, pada hari H lebaran fokus di tempat shalat ied dan tempat ziarah. Berikutnya difokuskan di tempat keramaian seperti tempat wisata hingga pasar," jelas dia.

Dedi mengingatkan, sampai sekarang kapasitas TPA Sementara Sarimukti kondisinya sudah mencapai 700 persen dan melebihi daya tampung. Sementara, Tempat Pembuangan Akhir Legok Nangka baru bisa beroperasi pada 2028.

Ia pun menyatakan, penanganan sampah di Bandung Raya perlu dilakukan secara terpadu dan melibatkan para pemangku kepentingan. Satgas sudah melakukan sejumlah langkah untuk mengurangi dan menangani sampah. Di antaranya, optimalisasi pengelolaan sampah organik rumah tangga dan gerakan Eco Office Pilah dan Olah Sampah oleh Perkantoran Pemerintah serta swasta.

Selain itu dilakukan juga beberapa upaya seperti pemanfaatan hasil pengelolaan pasar dengan program Nabung Sampah, Kerja sama dengan Waste Of Change, edukasi dan pemberdayaan masyarakat, pengembangan data informasi dan kehumasan, perencanaan dan kerja sama dengan CSR perusahaan.

(ral/mso)


Hide Ads