Kecelakaan mengerikan di Tol Jakarta-Cikampek (Japek) KM 58 sepertinya akan terus terngiang di benak Heri. Sopir bus Primajasa itu menjadi saksi saat kendaraannya ditabrak dari depan dan belakang hingga akhirnya memakan korban sebanyak 12 orang.
Sekedar diketahui, kecelakaan maut di Tol Japek KM 58 terjadi sekitar pukul 07.00 WIB saat conftraflow diberlakukan kepolisian. Tabrakan beruntun ini melibatkan bus yang dikemudikan Heri, mobil Gran Max dan Daihatsu Terios.
Mobil Gran Max dan Terios itu terbakar saat kecelakaan maut tersebut. Nahasnya, total 12 penumpang dinyatakan tewas itu berasal dari seluruh penumpang Gran Max, dan kini sedang diidentifikasi polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heri, sang sopir bus pun menuturkan kesaksiannya saat kecelakaan maut ini terjadi. Saat itu, ia mengaku kendaraannya tiba-tiba ditabrak dari arah depan oleh mobil Gran Max dan arah belakang oleh Daihatsu Terios.
"Saya datang dari timur (arah Bandung) kaget aja tiba-tiba ada Gran Max nabrak kepala (bagian depan bus) terus saya menepi ke kiri," ucap Heri di sela proses evakuasi kendaraan oleh Jasamarga.
Saat Heri berusaha menepikan bus ke kiri bahu jalan, ia juga tak mampu mengontrol bus yang dikendarainya. Sebab di belakang ditabrak oleh Daihatsu Terios
"Kondisi (lalu lintas) memang ramai, saya coba menghindar ke kiri tapi di belakang seperti ada yang menabrak juga, jadi gak ke kontrol," imbuhnya.
Setelah itu, Heri tak tahu persis kejadian apa yang terjadi selanjutnya. Kepanikan pun melanda dan saat itu ia melihat kepulan asap dari mobil yang terlibat tabrakan. Heri refleks langsung keluar dari bus untuk menyelamatkan diri.
"Panik lihat asap hitam, kita semua turun, ada yang luka 2 orang kita bantu keluarkan dari bus," ucap Heri.
Berdasarkan hasil identifikasi sementara, petugas menyebut kecelakaan maut ini telah menewaskan 12 orang. Korban tewas terdiri dari 7 pria dan 5 wanita.
Kecelakaan maut ini pun mendatangkan duka bagi berbagai kalangan. Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Kapolda Jabar Irjen Akhmad Wiyagus, Kakorlantas Polri Irjen Aan Suhanan hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan duga mendalam bagi korban yang dinyatakan meninggal.
Dalam pernyataannya, Kapolri kemudian menyampaikan perkembangan terbaru terkait identifikasi korban kecelakaan di Km 58 B, jalan Tol Jakarta-Cikampek. Jenderal Sigit mengatakan saat ini sudah ada empat keluarga yang menjalani proses antemortem atau pengumpulan data korban.
"Jadi saat ini sedang berlangsung. Sudah ada empat keluarga yang saat ini sudah melaksanakan kegiatan ante mortem," kata Sigit kepada wartawan di RSUD Karawang.
Selain itu, saat ini pihaknya tengah menunggu keluarga lainnya. Pihaknya juga akan aktif menghubungi keluarga korban. "Dan sisanya tentunya sedang kamu tunggu. Kami juga berupaya untuk menghubungi pihak keluarga korban," katanya.
Selanjutnya, Kapolri mengatakan terdapat dua kartu tanda penduduk (KTP) yang ditemukan dari korban kecelakaan maut tersebut. Dua KTP itu berasal dari Ciamis dan Bogor.
Kapolri lalu menerangkan upaya kepolisian selanjutnya terhadap korban tewas, yakni melakukan proses identifikasi dengan antemortem. Kemudian, memberikan pelayanan saat proses serah terima jenazah dari rumah sakit kepada pihak keluarga.
"Kemudian saat ini untuk upaya selanjutnya adalah melakukan pemberian pelayanan terkait dengan proses antemortem, yaitu pengambilan jenazah, yang nanti akan diambil oleh keluarga," jelas dia.
Kemudian, karena mayoritas kondisi jasad korban tidak utuh, pihaknya menempuh langkah pemeriksaan kesehatan jeroan dan karkas atau post mortem yang dilakukan oleh petugas berwenang. "Perlu dilakukan langkah-langkah post mortem, dari 12 jenazah terdiri dari 7 laki-laki dan 5 wanita saat ini sedang dalam proses post mortem untuk mengambil jaringan tubuh, kemudian juga proferti yang mungkin masih bisa didapat di dalam tubuh," kata dia.
Saat ini, pihaknya tengah melakukan upaya ante mortem terhadap jenazah dan juga keluarga korban, jika ditemukan kesesuaian akan diserahkan kepada keluarga korban.
"Saat ini kita sedang proses ante mortem, kita melalukan pengecekan terkait dengan DNA sehingga pada saat nanti match akan kita serahkan kepada keluarga, saat ini sedang berlangsung sudah ada 4 keluarga, dan sisanya sedang kami tunggu," papar Sigit.
Sementara mengenai penyebab terjadinya kecelakaan pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut, karena akan mendalaminya dengan tim gabungan bersama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Saat ini untuk penyebab laka sedang dilakukan pendalaman, ini akan didalami oleh tim gabungan dadi Polri, Kementerian Perhubungan dan dari KNKT," ucapnya.
Dari hasil identifikasi, satu korban kecelakaan tersebut diketahui merupakan warga Ciamis. Berdasarkan keterangan yang didapat detikJabar dari tim Dokkes Polres Karawang, satu korban teridentifikasi yakni, Rizki Prastya (22), warga Dusun Karanganyar, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis.
Keterangan tersebut selaras dengan pernyataan Menko PMK Muhadjir Effendy yang juga mengunjungi RSUD Karawang tempat korban dievakuasi pada Senin (8/4/2024). Menurut Muhadjir, berdasarkan hasil pemeriksaan dan autopsi tim inafis, diketahui bahwa dua orang jenazah sudah teridentifikasi berkat tanda pengenal yang melekat pada jasad korban.
"Untuk identitas sementara yang bisa diketemukan ada 2, yaitu ada KTP korban dari Ciamis. Kemudian berdasarkan verifikasi dari wajahnya yang bisa dikenali ada korban dari Kudus," ujar Muhadjir.
Muhadjir turut menjelaskan kronologi singkat insiden bus vs Gran Max itu terjadi. Menurutnya, peristiwa horor itu berlangsung saat contraflow dilakukan.
"Hari ini terjadi kecelakaan di kilometer 58 tol Jakarta-Cikampek yang melibatkan 3 kendaraan yah. Perkiraan sementara hasil penyelidikan kemungkinan ini Gran Max yang melaju ke arah timur ini cenderung ke arah kanan karena ini jalurnya contraflow," ujar Muhadjir.
Akibat melaju terlalu kanan di jalur contraflow, kata Muhadjir, Daihatsu Gran Max kemudian menabrak bus dan Daihatsu Terios yang ada di belakang bus.
"Setelah bertabrakan, kemudian Gran Max dan Terios mengalami kebakaran, sedangkan bus tidak ada kerusakan yang berarti," kata dia.
Kemudian untuk jumlah korban meninggal dunia dipastikan 12 orang yang seluruhnya adalah penumpang Gran Max. Sedangkan 3 korban lain mengalami luka ringan dan berat.
"Kemudian mengenai korban, yang luka ringan satu dan luka berat satu yang berada di dalam bus yaitu kondektur dan penumpang dan satu penumpang Terios juga mengalami luka berat, kemudian untuk Gran Max sudah dipastikan semuanya meninggal," kata Muhadjir.
Lebih lanjut, Muhadjir juga mengimbau agar masyarakat yang merasa anggota keluarganya jadi korban segera melapor ke posko maupun pihak kepolisian terdekat.
"Kemudian untuk mempercepat peneuman ide korban, saya meminta tolong teman-teman wartawan untuk menyampaikan informasi terkait siapa yang merapa anggota keluarganya jadi korban agar segera melapor ke posko atau pihak kepolisian terdekat," pungkasnya.
Simak Video '9 Korban Insiden Maut Tol Japek Terkonfirmasi Keluarga, Ada dari Ciamis-Bogor':
Saksikan Live DetikSore: