Toilet 'Sultan' di SPBU Sukabumi yang Bikin Betah Pemudik

Toilet 'Sultan' di SPBU Sukabumi yang Bikin Betah Pemudik

Siti Fatimah - detikJabar
Senin, 08 Apr 2024 18:30 WIB
Pemudik di toilet sultan Sukabumi
Pemudik di toilet sultan Sukabumi (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berlokasi di Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi jadi spot pengisian BBM favorit bagi pemudik motor. Toilet di SPBU tersebut viral lantaran memiliki tampilan interior dan bersuasana estetik hingga mendapat titel 'mewah' dari pengunjung.

Salah satunya Andi Lenardi (30). Dia memboyong istri dan anaknya mudik dari Bogor menggunakan sepeda motor. Perjalanan dari Bogor ke Sukabumi menghabiskan waktu sekitar tiga jam.

"Saya sih sering isi bensin di sini, cukup memuaskan mulai dari pelayanannya ataupun fasilitas-fasilitasnya, dibandingin di tempat lain di sini bagus. Toiletnya juga mewah," kata Andi kepada detikJabar, Senin (8/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andi menyebut, sengaja mudik H-2 lebaran. Dari jauh-jauh hari, dia sudah memperhitungkan arus lalu lintas akan lenggang saat mendekati hari raya Idul Fitri. Rencananya dia akan mudik selama dua pekan.

"Dari Bogor, sehari-hari tinggal di sana, sekarang mau mudik ke Sukabumi. Kalau hari ini lumayan nggak begitu macet ya, sudah diperhitungkan. Jadi kan kalau berangkat dua hari kemarin sebelum hari Senin ini biasanya macet, kita hitungannya gitu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Makanya kita pantau dulu di sosial media atau di berita-berita lainnya kayanya hari ini tepat gitu karena kalau lihat kondisi orang-orang yang mudik kemarin setelah libur kerja sudah pada nyampe rumah jadi ada kemungkinan jalanan longsong," sambungnya.

Hal serupa dikatakan pemudik dari Bekasi Timur, Rizal Azis (24). Tujuan mudik Rizal ke Desa Mangkalaya, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.

"Iya sih check point-nya di sini terus, isi bensin di sini, kalau dari Sukabumi juga ke sini soalnya toiletnya nyaman, sudah tahu lah. Enak, wangi juga, nyaman lah. Beda lihat saja itu lampunya wah gitu kan," kata Rizal.

Sales Brunch Manager PT Pertamina Patra Niaga wilayah Sukabumi Hary Prasetyo menambahkan, SPBU 34-43303 ini merupakan SPBU pertama yang dilewati pemudik setelah keluar dari GT Cigombong. Usai longsor di KM 64+600 A Tol Bocimi, pihaknya mengalihkan titik fokus dari SPBU Ongkrak ke SPBU Benda.

Pemudik di toilet sultan SukabumiPemudik di toilet sultan Sukabumi Foto: Siti Fatimah/detikJabar

"Saat ini kan terjadi accident di tol Parungkuda sehingga yang awalnya menjadi titik fokus kami di SPBU Ongkrak sekarang kita geser ke SPBU Benda di mana SPBU ini yang pertama ketika masuk ke Kabupaten Sukabumi setelah dari exit tol Cigombong," kata Hary.

Selama musim mudik lebaran, SPBU tersebut beroperasi 24 jam. Beberapa layanan bagi pemudik pun disiapkan mulai dari fasilitas mushola, toilet, mobil storage berkapasitas 8.000 liter hingga motor untuk mengantarkan BBM dalam kondisi darurat.

"Di sini kan padatnya luar biasa, ada Pasar Cibadak, Pasar Cicurug dan Pasar Parungkuda. Jadi ketika ada mobil storage ini saat SPBU stock nya kritis kita bisa bongkar BBM-nya entah dari SPBU ini atau SPBU terdekat. Tentunya fasilitas tambahan di sini ada SPBU yang fasilitas toiletnya lumayan mewah," ujarnya.

Konsumsi BBM Naik Selama Mudik Lebaran

Hary mengatakan, sejak dibentuknya Satuan Tugas (Satgas) RAFI (Ramadan dan Idulfitri), kebutuhan stock di SPBU yang ada di wilayah Kabupaten Sukabumi meningkat. Bahkan peningkatan itu mencapai 70 persen dari pelayanan BBM normal.

"Jadi secara pantauan kami kita memasuki H-2 lebaran ini di Kabupaten Sukabumi sudah meningkat konsumsi BBM nya. Yang awalnya di rata-rata sekitar 450 kiloliter untuk gasoline, ini kita sudah mencapai di titik 600-700 kiloliter. Naik sekitar 70 persen," katanya.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan Fuel Terminal Padalarang apabila stock BBM menipis. Selain itu, mereka juga memastikan kebutuhan BBM bagi pemudik akan terpenuhi.

"Kita memang selalu intens dengan fuel terminal Padalarang untuk berkoordinasi setiap hari bagaimana SPBU-SPBU yang mendekati kritis ini harus kita suplai secara cepat, artinya ada percepatan dan pengaturan suplainya. Kita mulai biasanya H-1 supaya ketika ada SPBU kritis itu bisa kita antisipasi," jelasnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads