Bayang-bayang Bahaya di Tol Bocimi Jelang Difungsionalkan untuk Lebaran

Round-Up

Bayang-bayang Bahaya di Tol Bocimi Jelang Difungsionalkan untuk Lebaran

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 05 Apr 2024 05:45 WIB
Penampakan longsor di Tol Bocimi KM 64.
Penampakan longsor Tol Bocimi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Bandung -

Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) menjadi salah satu ruas tol yang bakal difungsionalkan untuk keperluan Lebaran 2024. Tol sepanjang 54 kilometer itu diproyeksikan bisa mengurai kemacetan di jalur Jawa Barat Selatan, khususnya untuk keperluan arus wisata saat libur Lebaran.

Meski belum terhubung seluruhnya, Tol Bocimi sudah mulai dioperasikan. Seksi 1 dari Ciawi-Cigombong sepanjang 15,35 kilometer dan seksi 2 dari Cigombong-Cibadak, kini sudah mulai dilalui kendaraan. Sementara seksi 3 Cibadak - Sukabumi Barat sepanjang 13,70 kilometer dan Seksi 4 Sukabumi Barat - Sukabumi Timur sepanjang 13,05 km, diketahui masih dalam proses pengerjaan.

Namun sebelum ruas tol itu difungsionalkan untuk Lebaran, bencana tiba-tiba datang menerjang. Tol Bocimi di KM 64+600 mengalami longsor pada Rabu (3/4/2024) malam. Akibatnya, 2 mobil MPV dan 1 truk langsung terperosok masuk ke jurang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Polisi kemudian melakukan rekayasa lalu lintas, dan memutuskan untuk menutup sementara operasional Tol Bocimi setelah longsor datang menerjang.

Dalam keterangannya, Manajemen PT Trans Jabar Tol (TJT) mengungkapkan dugaan penyebab longsor di Tol Bocimi. Salah satunya terjadi karena diakibatkan faktor curah hujan yang tinggi.

ADVERTISEMENT

"Dapat kami sampaikan bahwa kejadian longsor ini diduga disebabkan kondisi force majeure alam, akibat tingginya intensitas hujan," kata manajemen dalam keterangan tertulis, Kamis (4/4/2024).

"Saat ini TJT masih dalam proses mengidentifikasi dampak akibat longsor atas lajur lainnya dan melakukan tindakan agar lajur yang longsor dapat segera diperbaiki dan digunakan kembali. Sehubungan dengan kejadian ini, TJT memohon maaf atas ketidaknyamanannya kepada seluruh pengguna jalan," sambungnya.

Sementara, ada dua korban yang mengalami luka-luka setelah terperosok masuk ke jurang. Keduanya lalu dirujuk ke RSUD Sekarwangi Sukabumi untuk mendapat perawatan.

Setelah longsor itu terjadi, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jawa Barat menyiapkan jalur arteri yang bisa digunakan untuk dilalui pemudik Kepala DBMPR Jabar Bambang Tirtoyuliono mengatakan, jalur arteri itu disiapkan sebagai jalur darurat saat arus mudik nanti.

"Pagi ini sedang lakukan identifikasi, kemudian saya perintahkan juga ke kepala UPTD yang ada di wilayah Sukabumi, persiapkan jalan arteri yang merupakan kewenangan provinsi itu akan dijadikan akses digunakan," kata Bambang di Bandung.

Namun menurut Bambang, Pemprov Jabar tetap berharap Tol Bocimi bisa digunakan pada arus mudik dan balik Lebaran 2024. Dia juga telah mewanti-wanti hal serupa kembali terjadi. "Saya yakin Tol Bocimi bisa (dipakai), dan saya minta jalan tol itu harus bisa digunakan (untuk mudik)," ucapnya.

Berdasarkan Analisa Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, longsor di Tol Bocimi terjadi akibat lokasi tersebut berada di wilayah perbukitan dengan kemiringan lereng yang agak curam. Kemudian, terjadi tanah pelapukan cukup tebal dari endapan batuan gunung api.

"Secara umum lokasi bencana merupakan perbukitan bergelombang dengan kemiringan lereng landai sampai agak curam. Ketinggian lokasi gerakan tanah berada di 465 meter di atas permukaan laut. (Dan) terdapat sungai Ci Leuleuy di sebelah tenggara dari lokasi bencana," tulis Kepala PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawan dalam keterangan resminya sebagaimana dikutip detikJabar, Kamis (4/4/2024).

"Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa (A.C. Effendi, dkk, 2011), daerah bencana diperkirakan merupakan batas satuan batuan endapan Batuan Gunungapi Gunung Pangrango (Qvpy) yang merupakan endapan lebih muda, lahar, bersusunan andesit," ucapnya menambahkan.

PVMBG juga menyatakan, berdasarkan Peta Prakiraan Terjadi Gerakan Tanah pada April 2024 di Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Ciambar termasuk dalam zona potensi gerakan tanah dengan skala menengah-tinggi.

"Artinya, daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," ungkapnya.

PVMBG pun memberikan rekomendasi untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan di Tol Bocimi. Warga yang bermukim di sekitar lokasi kejadian hingga pengguna jalan, diminta waspada jika terjadi hujan dengan intensitas yang lama.

"Warga, aparat maupun tim yang bertugas untuk penanganan material longsoran maupun perbaikan jalan, agar senantiasa waspada dan antisipasi terhadap potensi longsoran susulan mengingat daerah tersebut masih rawan longsor terutama jika turun hujan," kata Hendra.

Selanjutnya, PVMBG merekomendasikan pembenahan saluran air permukaan supaya lebih kedap dan mampu menampung air jika debit hujan meningkat. Yang paling utama, PVMBG memberikan rekomendasi supaya memasang rambu rawan bencana longsor di lokasi itu, dan tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kestabilan lereng.

"Jika muncul retakan di sekitar lereng tersebut agar segera ditutup dengan tanah dan dipadatkan untuk mengurangi peresapan air ke dalam tanah, serta mengarahkan aliran air menjauh dari retakan. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah. Masyarakat agar selalu mengikuti arahan dari aparat pemerintah setempat dan BPBD," pungkasnya.

(ral/mso)


Hide Ads