Longsor menerjang Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) KM 64.600 di Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi. Bencana ini terjadi pada Rabu (3/4/2024) malam setelah hujan dengan intensitas tinggi datang menerjang.
Berdasarkan Analisa Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, longsor di Tol Bocimi terjadi akibat lokasi tersebut berada di wilayah perbukitan dengan kemiringan lereng yang agak curam. Kemudian, terjadi tanah pelapukan cukup tebal dari endapan batuan gunung api.
"Secara umum lokasi bencana merupakan perbukitan bergelombang dengan kemiringan lereng landai sampai agak curam. Ketinggian lokasi gerakan tanah berada di 465 meter di atas permukaan laut. (Dan) terdapat sungai Ci Leuleuy di sebelah tenggara dari lokasi bencana," tulis Kepala PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawan dalam keterangan resminya sebagaimana dikutip detikJabar, Kamis (4/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa (A.C. Effendi, dkk, 2011), daerah bencana diperkirakan merupakan batas satuan batuan endapan Batuan Gunungapi Gunung Pangrango (Qvpy) yang merupakan endapan lebih muda, lahar, bersusunan andesit," ucapnya menambahkan.
PVMBG juga menyatakan, berdasarkan Peta Prakiraan Terjadi Gerakan Tanah pada April 2024 di Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Ciambar termasuk dalam zona potensi gerakan tanah dengan skala menengah-tinggi.
"Artinya, daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," ungkapnya.
PVMBG pun memberikan rekomendasi untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan di Tol Bocimi. Warga yang bermukim di sekitar lokasi kejadian hingga pengguna jalan, diminta waspada jika terjadi hujan dengan intensitas yang lama.
"Warga, aparat maupun tim yang bertugas untuk penanganan material longsoran maupun perbaikan jalan, agar senantiasa waspada dan antisipasi terhadap potensi longsoran susulan mengingat daerah tersebut masih rawan longsor terutama jika turuh hujan," kata Hendra.
Selanjutnya, PVMBG merekomendasikan pembenahan saluran air permukaan supaya lebih kedap dan mampu menampung air jika debit hujan meningkat. Yang paling utama, PVMBG memberikan rekomendasi supaya memasang rambu rawan bencana longsor di lokasi itu, dan tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kestabilan lereng.
"Jika muncul retakan di sekitar lereng tersebut agar segera ditutup dengan tanah dan dipadatkan untuk mengurangi peresapan air ke dalam tanah, serta mengarahkan aliran air menjauh dari retakan. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah. Masyarakat agar selalu mengikuti arahan dari aparat pemerintah setempat dan BPBD," pungkasnya.
(ral/mso)