Emak-emak di Kota Cimahi rela antre sejak pagi hingga disengat terik matahari demi berburu sembako murah. Hal itu benar-benar dimanfaatkan terutama mendekat Idul Fitri.
Antrean emak-emak itu mengular di dalam area Bulog Cimahi, Jalan Mahar Martanegara, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Senin (1/4/2024).
Salah satunya Sukaesih (59), yang menunggu sejak pagi demi membeli beras. Namun sayang, ia tak kebagian kupon antrean, akhirnya ia membeli komoditas lain yang juga dijual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enggal kebagian kupon berasnya, jadi saya cuma beli minyak goreng sama telur. Ya lumayan buat kebutuhan sehari-hari sama lebaran nanti," ujar Sukaesih saat ditemui, Senin (1/4/2024).
Meski bertajuk pasar murah, namun kata Sukaesih tak semua komoditas yang dijual kali ini lebih murah ketimbang yang dijual di tempat lain. Seperti telur, yang harganya sama dengan di supermarket.
"Ya enggak terlalu jauh, telur di sini saya beli Rp28 ribu per kilogram, di supermarket juga saya beli minggu kemarin Rp28 ribu. Mungkin kalau beras iya lebih murah, terus minyak Rp14 ribu per liter, kalau harga lain memang lebih murah," kata Sukaesih.
Warga lain yang juga apes tak kebagian komoditas yang diincar yakni Rini (43). Ia datang ke pasar murah dengan niatan membeli gula putih. Namun ia tak kebagian sehingga membeli barang lainnya.
"Enggak kebagian, cuma beberapa menit sudah ludes. Kalau pasar murah gini, harusnya stok barangnya itu dibanyakin. Jadi saya cuma beli telur sama daging. Mau beli beras malas antrenya, panjang banget," kata Rini.
Harga Beras Berangsur Turun
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, Mohamad Arifin Soedjayana mengatakan kebutuhan beras masyarakat diakuinya sangat tinggi. Sehingga gerakan pasar murah diharapkan bisa memenuhi kebutuhan tersebut di tengah mahalnya harga beras.
"Kalau kita lihat tadi, posisi kebutuhan beras juga cukup tinggi dan nanti teman-teman Bulog bakal menyediakan sesuai dengan stok yang ada," kata Arifin.
Arifin menyebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini harga beras bisa turun seiring dengan turunnya harga gabah di tingkat petani.
"Terkait harga di pasaran berdasarkan data dari BPS menyebut harganya sudah turun. Tadi teman-teman dari Biro Ekonomi melakukan monitoring harga gabah, sekarang sekitar Rp6 ribu per kilogram. Artinya sudah mulai turun lagi dari Rp8 ribu, sekarang Rp6 ribu," kata Arifin.
Salah satu faktor yang menyebabkan harga beras berangsur turun, kata Arifin, yakni mulai ads beberapa daerah pemasok beras yang panen.
"Mulai ada yang panen, tapi teman-teman DPPH menyampaikan puncaknya di April, Mei, dan Juni. Secara nasional, ketersediaan pangan kata Pak Mentan aman. Kemudian juga kita melihat di Jabar stok di Bulog juga ada," kata Arifin.
(dir/dir)