Enung tinggal di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), tepatnya di Kampung Salak Datar, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak. Suara gemuruh mulai terdengaar selepas ia menjalankan salat magrib.
"Kena dapur hancur dan ruang tengah, saya mendengar suara batu menggelinding. Posisi saya saat itu baru habis salat magrib. Lalu ada suara gemuruh. Material longsor turun, kandang domba hancur dan longsor langsung menjebol tembok," kata Enung setengah terisak, terlihat di sampingnya Encih, sang adik terus berusaha menenangkannya, Selasa (26/3/2024).
Enung menceritakan firasatnya sudah tidak enak saat berbuka puasa, suara batu-batu kecil terus turun menerpa rumahnya. Jarak waktu antara suara batu hingga longsor datang menerjang sekitar dua jam.
"Sejak buka puasa sudah ada suara batu menggelinding, lalu gemuruh. Saya pikir guludug (halilintar) karena situasi memang hujan. Saat habis salat saya buru-buru keluar rumah dengan suami sama anak, lalu kejadian longsor," tuturnya.
Sementara itu Encih, adik dari Enung mengatakan saat ini sejumlah warga yang tinggal di kawasan lereng bukit yang longsor terpaksa mengungsi di kerabat mereka.
"Dua jam berselang, langsung kumpul dan dievakuasi ke rumah warga lainnya. Saat ini yang paling dibutuhkan itu pakaian, makanan dan minuman. Kalau ada bantuan tempat tidur," tutur Encih.
Menurut Encih, kakaknya saat ini kebingungan untuk pulang kemana karena situasi sebentar lagi menjelang lebaran dan anak-anaknya yang berada di luar kota akan segera pulang. Rumah Enung memang terdampak paling parah, namun beruntung meskipun saat kejadian dia bersama suami dan dua anaknya berada di rumah, ia lolos dari maut. Material longsor hanya menjebol ruang tamu dan dapur rumahnya.
"Saya juga kakak saya belum tau mau bermalam nanti dimana, apalagi kakak saya anaknya yang besar 4 orang. Anak-anak pulangnya kemana, mana dekat ke lebaran makanya nangis terus," pungkasnya.
Diketahui longsor menerjang Kampung Salak Datar RT 001 RW 008, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak. Kades Cimaja R Wahyu Cakraningrat memperbaharui data warganya yang terdampak.
"Ada dua rumah yang terdampak langsung oleh longsor, tiga lainnya terancam karena sampai saat ini masih ada guguran longsor. Untuk jiwa ada sebanyak 30 jiwa dari 10 Kepala Keluarga (KK). Untuk bangunan lain ada musala yang hacur diterjang longsor, ternak yang tertimbun ada sebanyak 20 ekor ternak kambing," jelas Wahyu (sya/sud)