Perang Sarung Terakhir Hilman yang Berakhir di Rumah Duka

Round-up

Perang Sarung Terakhir Hilman yang Berakhir di Rumah Duka

Mohamad Taufik - detikJabar
Senin, 10 Mar 2025 04:00 WIB
Ilustrasi kematian mendadak
Ilustrasi kematian (Foto: Shutterstock)
Kuningan -

Nasib pilu menimpa Muhammad Hilman Herdian. Pelajar SMP di Kabupaten Kuningan yang masih berusia 14 tahun itu ditemukan sudah tak bernyawa di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Caringin Kurung, Kelurahan Cirendang, Kecamatan Kuningan pada Kamis, 6 Maret 2025.

Awalnya korban diduga menjadi korban aksi perang sarung yang terjadi di wilayah tersebut. Namun untuk mengetahui penyebab kematian korban, penyidik Polres Kuningan melakukan autopsi terhadap jenazah korban dan disimpulkan penyebab kematiannya bukan akibat penganiayaan.

Serangkaian penyelidikan termasuk membongkar kuburan korban dan membawa jenazahnya ke RS Bhayangkara Losarang, Indramayu, untuk dilakukan autopsi dilakukan Polres Kuningan. Polisi juga memanggil teman-teman korban yang jumlahnya 20 orang untuk dimintai keterangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Diperoleh informasi, ternyata awal mulanya memang sempat terjadi perang sarung antara anak RT 01 dan 09, hingga ada salah satu kelompok yang kalah dan melarikan diri hingga tercerai berai. Kemudian kelompok yang kalah ini kembali berkumpul dan ternyata tidak mendapati korban, sehingga bersama-sama mereka melakukan pencarian. Ternyata pada Kamis pagi korban ditemukan di area pemakaman sudah dalam keadaan meninggal dunia," kata Kapolres Kuningan AKBP Willy Andrian Willy kepada awak media di Mapolres Kuningan, Jumat (7/3).

Willy mengungkapkan, dari hasil otopsi ditemukan sejumlah luka di antaranya di bagian dahi, lecet di pipi dan luka lengan.

ADVERTISEMENT

"Tapi hasil keterangan dari dokter forensik menyimpulkan luka tersebut tidak menyebabkan kematian. Dan, kami juga sudah menanyakan apakah ada luka memar di bagian wajah, kepala dan di badan, dinyatakan oleh dokter forensik tidak ada. Sehingga bisa diartikan korban ini meninggal bukan akibat penganiayaan," ungkap Willy.

Willy menjelaskan, diduga kuat korban tewas akibat terjatuh saat dalam upaya pelarian dari perang sarung tadi. "Karena dari hasil autopsi menyatakan bahwa luka di bagian dahi, wajah dan lengan korban bukan menyebabkan kematian dan tidak ada bekas luka memar di bagian kepala, wajah dan badan korban. Mungkin saat korban melarikan diri ini terjatuh sehingga langsung meninggal dunia," jelasnya.

Punya Penyakit Bawaan

Willy juga mendapatkan informasi dari pihak keluarga jika korban ini ternyata juga punya riwayat penyakit bawaan yang kerap kambuh. "Bahkan di saat mengalami kelelahan bisa membuatnya pingsan. Mungkin penyakit bawaan ini juga sebagai salah satu pemicunya," terang Willy.

Kasus meninggalnya Hilman menjadi atensinya dan anggota Satreskrim Polres Kuningan termasuk melakukan pemeriksaan terhadap anak-anak yang terlibat dalam perang sarung yang menjadi pemicu kejadian tersebut. Menurutnya, keterlibatan anak-anak yang masih di bawah umur, dibutuhkan keterlibatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan instansi terkait.

"Ini patut menjadi perhatian bersama tidak hanya kepolisian, namun juga pemerintah daerah, tenaga pendidik, pemerintah desa dan kecamatan terutama para orang tua untuk mengawasi para remaja yang masih duduk di bangku SMP dan SMA agar jangan sampai kejadian ini terulang lagi," tuturnya.

Willy juga meminta kepada seluruh pihak agar mengarahkan anak-anaknya melakukan kegiatan positif di bulan ramadan ini. "Di bulan Ramadan ini, sebaiknya anak-anak bisa diarahkan untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti mengaji, pesantren kilat dan lainnya. Anak-anak jangan dibiarkan keluar rumah pada malam hari sehingga mereka bisa melakukan kegiatan negatif yang dapat meresahkan masyarakat," pungkas Willy.

(yum/yum)


Hide Ads