RSUD Sagaranten Sukabumi Kena Sentil Netizen

RSUD Sagaranten Sukabumi Kena Sentil Netizen

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Minggu, 24 Mar 2024 06:30 WIB
Poster
Ilustrasi media sosial. (Foto: Edi Wahyono/detikcom)
Sukabumi -

RSUD Sagaranten, Kabupaten Sukabumi disentil warganet di media sosial. Mereka mengeluhkan pelayanan di rumah sakit tersebut.

Penelusuran detikJabar, unggahan itu berbentuk flyer berisi keluhan soal pelayanan saat kondisi pasien dalam keadaan darurat. Diketahui unggahan itu dibuat Sabtu (23/3/2024). Namun setelah viral, pemilik akun menghapus unggahannya.

Namun, beberapa warganet kembali mengunggah ulang flyer itu di beberapa grup media sosial Facebook.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gak rekomen!!!
Pelayanan buruk tidak cepat tanggap.
Bibi saya dibawa ke RSUD sagaranten pdhl kondisi terlihat sudah parah, bukannya lgsg di tangani dulu malah cuma di usap2 sambil nanya ini BPJS apa umum??? Sama sekali gak dikasih bantuan alat atau obat apapun, saking lamanya nunggu sampe keluar busa dari mulut dan ngorok jadi keburu pecah pembuluh darahnya dan setruk.

Pihak RS nyuruh di bawa ke Sukabumi, kita minta ambulan malah jawab pake mobil pribadi aja.
Bagi yang membaca ini, tolong dibantu untuk report kualitas pelayanan dan kinerja petugas RSUD Sagaranten supaya segalanya diperbaiki agar tidak semakin banyak korban.
Kalo liat review dan denger2 pengalaman orang katanya memang RSUD Sagaranten pelayanannya sangat buruk.

ADVERTISEMENT

Gimana ini? Gak bisa didiemin.
Harus ada yg bergerak. Tolong dibantu A," kutip detikJabar dari unggahan yang viral tersebut, Sabtu (23/3/2024).

Diklarifikasi detikJabar, Direktur RSUD Sagaranten Hikmat Gumelar meluruskan kabar tersebut. Menurutnya peristiwa itu terjadi pada Jumat (22/3/2024). Ia menyebut pasien sempat ditangani tim medis di Unit Gawat Darurat (UGD).

"Kejadian kemarin kata Kasi Pelayanan, kemarin Magrib. Pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan yang memang sudah agak repot. Diperiksa dokter jaga UGD itu terdiagnosa ke arah struk, karena Rumah Sakit Sagaranten masih Tipe D belum punya spesialis Neurologi, jadi dokter UGD menyarankan harus dirujuk ke kota karena di kita belum punya dokter neurologi untuk menangani pasien itu," kata Hikmat.

Hikmat juga menjawab soal adanya kalimat pihaknya menanyakan status administrasi BPJS dan umum. Menurutnya itu adalah prosedur yang biasa dilakukan di rumah sakit. Namun ia menyebut posisi pasien sudah dalam penanganan dokter.

"Itu kan prosedur di awal daftar seperi itu, ditanya mau BPJS atau umum begitu, biasanya seperti itu, kalau pelayanan sama enggak dibeda-beda. Pasien masuk dibawa ke ruangan pemeriksaan, biasanya keluarga pasien mendaftar kan ke kasir ke pendaftaran, pasti ditanya mau pakai umum atau BPJS kalau pendaftaran. kalau pasien ditangani sama dokternya di UGD di ruang tindakan," ujarnya.

Soal ambulans, Hikmat mengatakan di rumah sakitnya hanya ada satu unit. Saat pasien tersebut datang dan mendapat rujukan, ambulans tersebut tengah membawa pasien lain.

"Masalahnya tadi harus dirujuk ke RS lain ke rumah sakit yang ada dokter neurologinya. Ambulans RSUD Sagaranten cuma satu, itupun lagi (dipakai) ngerujuk ke kota. Merujuk pasien itu aja sih masalahnya," jawab Hikmat.

"Ambulansnya sedang nggak ada merujuk pasien ke kota, sama perawat mungkin (saat itu) daripada kalau menunggu lama, kalau berkenan keluarga pasien bisa pakai mobil pribadi saja, daripada menunggu lama, kasian sama pasiennya. Cuma mungkin tanggapan keluarga lagi panik atau apa, yan buat postingan juga keluargaanya yang di Bandung, lagi nggak ada di UGD," pungkas Hikmat menjelaskan.




(sya/orb)


Hide Ads