Jabar Hari Ini: Sahur Berdarah Sopyan, Tewas Dibacok Tukang Ngutang

Jabar Hari Ini: Sahur Berdarah Sopyan, Tewas Dibacok Tukang Ngutang

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 12 Mar 2024 22:00 WIB
Lokasi rumah pelaku pembacokan penagih utang
Lokasi rumah pelaku pembacokan penagih utang. Foto: Ikbal Selamet/detikJabar
Bandung -

Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (12/3/2024). Mulai dari kasus terbunuhnya Sopyan dibacok SR (50) di Cianjur setelah mencoba menagih utang, hingga penganiayaan yang dialami tukang makeup pengantin atau make-up artist (MUA) berinisial FF (31) warga Kabupaten Sukabumi.

Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:

Sahur Berdarah Sopyan

Sopyan (45), pria asal Kecamatan Sukaluyu, Cianjur tewas dibacok saat menagih utang kepada SR (50), Selasa (12/3/2024) dini hari. Korban dibacok bertubi-tubi menggunakan golok saat diminta datang ke rumahnya, sebab pelaku menjanjikan akan membayar utangnya sebelum sahur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi yang dihimpun detikJabar, kejadian nahas itu terjadi di Kampung Babakanbandung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, sekitar pukul 02.00 WIB.

Awalnya korban bersama keponakannya datang menagih utang kepada pelaku pada Senin (11/3) sore. Namun pelaku beralasan belum punya uang.

ADVERTISEMENT

"Korban ini sebenarnya sudah beberapa kali datang untuk menagih utang. Karena kan sering ke warung saya kalau gagal menagih. Kemarin sore datang lagi, katanya belum cair, dijanjikannya malam akan bayar utangnya," ujar Daniel (39), saksi mata saat ditemui di sekitar lokasi kejadian, Selasa (12/3).

Setelah lewat tengah malam, korban kemudian diminta pelaku masuk ke dalam rumahnya dengan alasan akan membayar utangnya.

"Korban masuk ke dalam rumah, sedangkan keponakannya menunggu di luar. Tapi tidak lama terdengar teriakan minta tolong, ternyata korban dibacok pelaku. Keponakan korban juga dikejar oleh pelaku yang membawa golok," ucapnya.

Menurutnya keponakan korban berhasil selamat usai masuk ke dalam warung miliknya.

"Iya dia masuk ke warung. Saya kira korban begal. Setelah tenang keponakan korban menceritakan semuanya dan meminta pertolongan warga untuk menyelamatkan pamannya," kata dia.

Namun nahas, korban ditemukan tewas dengan posisi terkapar penuh luka bacok di halaman rumah pelaku. "Ketika warga sudah berkumpul dan mendatangi rumah pelaku, korban sudah meninggal dunia. Luka bacoknya di kepala dan wajah," kata dia.

Kapolsek Karangtengah Kompol Toha, mengatakan pelaku yang sudah berhasil dikantongi identitasnya itu langsung kabur setelah membacok korban.

"Setelah kejadian, anggota langsung ke lokasi. Tapi pelaku sudah kabur, ditemukan korban tergeletak tak bernyawa di halaman rumah pelaku. Kemungkinan korban berusaha keluar rumah mencari pertolongan sebelum akhirnya meninggal," kata dia.

Menurut dia, jenazah korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi. "Segera diautopsi untuk memastikan penyebab kematian dan luka-luka yang dialami korban," kata dia.

Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto menjelaskan, kejadian itu diduga disebabkan masalah piutang. "Menurut keterangan keponakan korban, tujuan datang ke kediaman S untuk menagih utang Rp3,5 juta," kata dia.

Dia menambahkan anggota Polres Cianjur saat ini tengah melakukan penyelidikan untuk mencari keberadaan pelaku. "Kami bersama jajaran Polsek Karangtengah sedang mencari keberadaan pelaku. Secepatnya kami tangkap," pungkasnya.

Gelombang Tinggi Terjang Tasikmalaya-Sukabumi

Gelombang tinggi terjadi di pesisir pantai selatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya pada Jawa Barat, Selasa (12/3/24). Gelombang tinggi juga membuat air pasang menyentuh daratan. Air laut masuk warung di pinggir pantai.

Akibatnya, sebuah perahu yang akan bersandar menuju dermaga Pamayangsari dihantam gelombang tinggi hingga terbalik. Beruntung, nelayan berhasil lolos dari maut. Dia berhasil berdiri di bagian geladak perahu yang terbalik.

Namun upaya penyelamatan nelayan terkendala gelombang tinggi. Perahu motor gagal mendekat hingga akhirnya perahu yang terbalik terseret ke pinggir dermaga. Korban melompat dan langsung diselamatkan sesama nelayan.

"Betul, ada satu perahu nelayan terbalik. Korbannya selamat, nelayanya diselamatkan sesama nelayan, petugas Pol AIRUD dan warga," kata AKP Hari Sakti, Kasatpol AIRUD Polres Tasikmalaya pada detikjabar Selasa sore (12/3/24).

"Air pasang terjadi juga. Air laut masuk warung warung pinggir pantai. Tapi tidak sampai merusak," kata Hari Sakti.

Begitu juga gelombang tinggi menerjang kawasan pesisir Sukabumi. Di wilayah Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap sejumlah perahu nelayan mengalami kerusakan, sementara di Palabuhanratu, Bale Warung Wisata terancam roboh.

Asep JK, tokoh nelayan Ujunggenteng mengabarkan kondisi ombak tinggi sudah terjadi sejak malam tadi. Puncaknya, pagi tadi sejumlah perahu yang tertambat di pesisir mengalami kerusakan akibat dihantam gelombang.

"Kalau ombak besar sudah mulai dari malam, puncaknya saat bangun langsung mengecek kondisi perairan sekitar pukul 05.30 WIB, gelombang tinggi perahu nelayan terombang-ambing dan ada yang rusak," kata Asep JK kepada detikJabar, Selasa (12/3/2024).

Terkait jumlah kerusakan, Asep JK menyebut belum mengecek secara keseluruhan. Saat ini menurutnya sejumlah nelayan masih melakukan evakuasi perahu mereka.

"Untuk jumlah perahu yang rusak belum kami cek karena kondisi laut masih besar. Nelayan masih evakuasi perahunya, pada hancur belum dicek semua. Posisinya mulai dari Kelapa Condong, Cibuaya sampai ke arah TPI tempat pelelangan ikan," ujarnya.

Sementara itu, di wilayah Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu gelombang tinggi atau pasang banjir rob juga menerjang pesisir terutama di kawasan warung wisata. Menurut warga, peristiwa itu sudah terjadi dalam waktu 5 hari terakhir.

"Ini hari kelima pasang banjir rob, jam 20.30 WIB tadi malam tertinggi sampai naik ke warung. Ada gazebo yang mengalami kerusakan, dampak air pasang juga mengikis pasir pantai, kerusakan di beberapa titik," kata Asep Edom Saepulloh, salah seorang pemilik warung wisata di kawasan Citepus.

Asep Edom yang juga anggota Balawista tersebut juga mengaku sudah menyebar imbauan ke setiap grup perpesanan.

"Kondisi sekarang hampir tidak ada pesisir yang kering, dari bangunan ke air langsung masuk ke bangunan sepanjang pantai, 50 meter dari pasang air tertinggi sampai ke darat. Sekarang sudah tidak ada daratan, jam 03.00 WIB sampai jam 04.00 WIB yang di sebut air sudah surut saja posisinya naik ke pinggir, apalagi nanti siang waktu pasang, yang dikhawatirkan pasangnya malam hari," bebernya.

"Ini hari ke 5 sudah lumayan besar , dikhawatirkan besok lebih besar lagi. Kami sudah mengimbau ke warga RT 1 RW 3 sampai ke RW 4 untuk berhati-hati, terutama pemilik warung di pinggir pantai. Kalau terjadinya sampai besok ini warung di pinggir pantai pasti roboh karena air yang datang menarik pasir di bibir pantai. Saat ini sudah terlihat berkurang sekitar 1 meter kedalaman pasir terkikis oleh ombak," pungkas Asep Edom menambahkan.

Beringin Raksasa Timpa 3 Rumah Warga di Kuningan

Pohon beringin berukuran besar roboh dan menimpa tiga rumah warga Dusun Mulya Asih, Desa Puncak, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, pada Selasa (12/3) pagi. Akibatnya dua rumah mengalami rusak berat dan satu lainnya rusak ringan.

Berdasarkan informasi dihimpun, peristiwa pohon tumbang tersebut terjadi pada Selasa pagi sekitar pukul 04.10 WIB, saat warga baru saja melaksanakan sahur. Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada Selasa dini hari menyebabkan pohon beringin berusia ratusan tahun tiba-tiba roboh dan menimpa rumah warga di bawahnya.

"Diperkirakan pohon beringin sudah berusia ratusan tahun, tumbang karena angin kencang pada Selasa pagi sekitar pukul 04.10 WIB. Menimpa tiga tumah warga, dua rusak berat dan satu lagi rusak ringan, " ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Indra Bayu kepada detikJabar di lokasi kejadian.

Indra menyebutkan, dua rumah rusak berat yaitu milik kluarga Dede Agus (33) dan Parli (62) dengan kondisi bagian atap ambruk. Sementara satu rumah mengalami rusak ringan milik keluarga Alhari (50) hanya terkena bagian atap depan menyebabkan beberapa genting dan plafon berjatuhan.

"Yang terparah rumah Pak Agus dan Pak Parli, pohon beringin menimpa atap rumah hingga hancur dan ada beberapa tembok ikut roboh. Akibat kejadian ini, penghuni rumah yang baru saja melaksanakan sahur mengalami luka-luka akibat tertimpa material bangunan rumah dan batang pohon. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, hanya luka ringan seperti benjol di kepala dan lecet akibat tertimpa material bangunan dan sekarang sudah ditangai di RS Sekarkamulyan Cigugur, " ungkap Ibe panggilan akrab Kalak BPBD Kuningan.

Pohon tumbang ini, lanjut Ibe, tengah ditangani tim dari BPBD dan Damkar Kuningan dengan dibantu warga sekitar lokasi kejadian. Selain mengupayakan pembersihan material pohon beringin yang menimpa rumah, petugas juga berusaha mengamankan barang-barang dan perabotan milik korban.

"Untuk penghuni rumah sekarang masih dalam penanganan medis di rumah sakit, mudah-mudahan bisa segera pulang dan untuk sementara diungsikan ke rumah orang tua atau keluarganya. Untuk saat ini kami fokus penanganan material pohon beringin yang menimpa rumah dan mengamankan barang milik korban, di antaranya ada empat motor, dua di antaranya sudah berhasil dikeluarkan dan sisa dua lagi masih di dalam, " ungkap Ibe.

Rumah Warga Rusak-Pohon Tumbang Akibat Angin Kencang di Garut

Angin kencang melanda hampir seluruh wilayah Kabupaten Garut hari ini, Selasa (12/3/2024). Angin merusak rumah warga, hingga menumbangkan pohon.

Angin kencang ini terjadi di sepanjang hari Selasa ini. Jika diamati secara kasat mata, angin kencang ini bertiup dengan arah yang sama. Yakni dari selatan menuju Utara.

Angin berembus kencang, hingga membuat atap rumah warga bergoyang dan mengeluarkan bunyi. Di beberapa lokasi, angin bahkan dikabarkan merusak rumah warga.

Seperti di kawasan Cireungit, Tarogong Kidul, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan ringan diterjang angin yang bertiup kencang. Sebuah rumah milik Rahma (22) mengalami kerusakan di bagian depan.

"Penghalang teras jebol karena angin yang kencang," kata Rahma kepada detikJabar, Selasa sore.

Di kawasan Cipanas, Tarogong Kaler, sejumlah pohon dilaporkan tumbang usai 'diserang' angin kencang. Pohon bahkan dilaporkan tumbang dan menimpa sejumlah kendaraan di sana.

Kejadian angin kencang ini, terjadi hampir di seluruh wilayah di Kabupaten Garut. Di beberapa daerah, angin juga dilaporkan merusak atap pabrik hingga balai milik masyarakat.

Kepala BPBD Garut Aah Anwar mengatakan, angin kencang yang melanda daerah Garut ini disebabkan gelombang pasang yang terjadi di pantai selatan.

"Terjadi gelombang tinggi di perairan selatan Garut. Menyebabkan kecepatan angin bertiup dari dengan kecepatan 24-28 kilometer per jam," kata Aah kepada detikJabar, Selasa sore.

Di kawasan pantai selatan, angin kencang merusak gazebo hingga sejumlah perahu pribadi milik nelayan setempat. Angin kencang ini diprediksi akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. "Informasi yang kami himpun sejauh ini kami pastikan tidak ada korban jiwa," ucap Aah.

MUA di Sukabumi Dianiaya Ortu Pengantin Usai Tagih Utang Rp 8,4 Juta

Seorang tukang makeup pengantin atau make-up artist (MUA) berinisial FF (31) warga Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi dianiaya. Akibat peristiwa itu, dia mengalami luka-luka di bagian tubuhnya.

Peristiwa penganiayaan itu terjadi usai FF menagih utang kepada terduga pelaku yang tak lain merupakan orang tua dari pengantin baru di Jalan Ciaul Pasir, Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. FF menagih sisa pembayaran yang belum dilunasi terduga pelaku sebesar Rp 8,4 juta.

"Korban datang ke rumah pelaku bermaksud menagih utang biaya rias pengantin, sesampainya di rumah pelaku, pelapor (orang tua korban) dan korban langsung menanyakan terkait uang jasa rias pengantin sebesar Rp 8.450.000," kata Kapolsek Cikole Resor Sukabumi Kota Kompol Cepi Hermawan saat dikonfirmasi detikJabar, Selasa (12/3/2024).

Cepi mengatakan pelaku tak terima ditagih utang dan menyuruh keluarganya untuk mengambil golok. Permintaan itu tak dipenuhi, akhirnya pelaku mengambil gelas berisi air dan memukulkan ke arah kepala korban. Korban pun mengalami luka hingga bersimbah darah.

"Selanjutnya korban dibawa ke rumah sakit R Syamsudin, SH untuk mendapatkan penanganan medis. Hasil penanganan medis bahwa korban mengalami luka robek di bagian pelipis kepala," ujarnya.

Usai kejadian tersebut, pelaku pun melarikan diri. "Kejadian hari Minggu (10/3) kita sedang melakukan pencarian pelaku inisial HD dan tidak terlepas minta bantuan Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota," ujarnya.

Menurut pengakuan korban, tepat pada Minggu (10/3/2024) malam, dia bersama ayah dan kakaknya berniat untuk menagih utang. Pasalnya sudah lewat hari H acara pernikahan, pembayaran jasa wedding tersebut belum dilunasi pelaku.

"Sampai di janji hari H mau pelunasan juga nggak. Habis selesai acara dia menjanjikan lagi sampai bikin pernyataan seminggu mau pelunasan ternyata tidak, cuman ngasih Rp 1,5 juta terus gadai motor Rp 3 juta terus nambah lagi Rp 1 juta," kata ayah korban inisial S (49) kepada detikJabar, Selasa (12/3/2024).

"Pas hari itu, malamnya kejadian, kan mau ngambil uang yang sisa Rp 8.450.000 datang sama saya sebagai orang tuanya. Tapi anak saya (korban) datang ke rumah pelaku duluan. Katanya mau dilihat dulu ada tamu atau tidak, biasanya kalau kita yang datang pasti ngumpet," sambungnya.

Setelah dicek, ternyata kedua orang tua pengantin baru itu terlihat ada di dalam rumah. Sekitar 10 menit kemudian, salah satu keluarga pelaku keluar dan berbincang dengan korban dan berbohong jika orang tua pengantin tidak ada di rumah.

"Bincang-bincang sebentar, anak saya bilang 'nggak usah diumpet-umpetin soalnya saya tahu abah sama bunda ada. Kita ngobrol aja, musyawarah sama abah saya gimana baiknya, solusi jalan terbaiknya'. Lama 15 menit si pelaku datang, masuk ruang tamu," ucapnya.

Saat bertemu korban, pelaku berinisial HD (58) tiba-tiba menarik korban sambil menyuruh agar berbicara halus dan mengancam akan memukul menggunakan asbak rokok. Beruntung peristiwa itu dapat dicegah oleh orang tua korban.

Perbincangan persoalan utang piutang pun berlanjut. Dari total pembiayaan Rp 21 juta, sisa utang yang belum dilunasi sebesar Rp 8,4 juta. Terduga pelaku, kata S, berkomitmen akan melunasi utangnya dalam kurun waktu 15 hari.

Namun hal itu tidak disetujui oleh E (30) yang merupakan menantu sekaligus pemilik jasa wedding. E menginginkan uangnya untuk dilunasi dalam waktu sepekan.

Suasana pun semakin memanas. S mengatakan, sempat terjadi percekcokan hingga terduga pelaku HD beberapa kali berupaya melakukan pemukulan.

"Terakhir pas E ngomong itu si pelaku panas, ngambil gelas besar yang ada airnya, mungkin mau disiramin ke E, tiba-tiba sebelum disiramin nggak jadi, terus masuk anak saya (korban) dia nanya ada apa? Pas bilang gitu si pelaku nyamperin dan langsung mukul pakai gelas itu," katanya.

Melihat kondisi itu, S langsung menyelamatkan kedua anaknya karena khawatir pelaku akan melakukan penyerangan kedua. Terlebih, di tangannya masih ada serpihan beling dari gelas yang dipukul kepada kepala korban.

"Begitu kejadian (pemukulan menggunakan gelas kaca) darah keluar terus, anak langsung dibawa ke RS mau bikin visum. Saat itu juga kita buat laporan polisi," sambungnya.

Hingga saat ini, terduga pelaku HD (58) masih melarikan diri. S berharap, pelaku segera ditangkap dan dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Pengen pelaku ditangkap dulu. Dia orang tua dari mempelai pengantin laki-laki," tutupnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads