Drama Sopir Ngesot Ungkap Tragedi yang Tewaskan 21 Orang di Sukabumi

Jabar X-Files

Drama Sopir Ngesot Ungkap Tragedi yang Tewaskan 21 Orang di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Sabtu, 09 Mar 2024 09:00 WIB
Kecelakaan maut yang menewaskan 21 orang di Sukabumi pada 2018 silam
Kecelakaan maut yang menewaskan 21 orang di Sukabumi pada 2018 silam (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

21 orang tewas, 18 lainnya luka-luka setelah bus yang mereka tumpangi terjun di jurang pinggir jalan Jalur Alternatif Cikidang - Palabuhanratu tepatnya di kelokan tajam berbentuk S, sekitar pukul 12.14 WIB, pada Sabtu (8/9/2018) silam.

Di tengah riuh kejadian mengerikan itu, seorang pria mengaku bernama Adam ditemukan tergeletak dalam kondisi luka sekitar 2 kilometer dari lokasi kecelakaan bus maut di jalan alternatif Cikidang -Palabuhanratu, Sukabumi. Saat itu Adam mengaku sebagai kondektur bus maut.

"Pria itu ditemukan tergeletak di pinggiran sungai oleh guide arung jeram, guide itu lalu memberi tahu ke warga. Lokasi ditemukan sekitar 2 kilometer dari lokasi," kata Abdul Gani, warga di sekitar lokasi kepada detikcom, kabar itu diterima detikcom pada Minggu (9/9/2018) sehari setelah kecelakaan terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditemukan kondisi korban terluka di bagian tangan dan kaki kanannya sehingga menyulitkannya untuk berjalan, belum diketahui bagaimana Adam bisa berada di tempat tersebut.

Warga menyebut pria tersebut sempat dicari warga sejak Sabtu (8/9/2018) Hal itu diungkap Usman, warga yang pertama kali merekam video dan mengevakuasi pria diduga kondektur bus.

ADVERTISEMENT

"Dia yang di video, yang ngesot-ngesot dari lokasi kecelakaan. Warga sempat nyari sampai jam 03.00 WIB pagi tapi tidak ditemukan, ternyata dia ada di pinggir sungai katanya haus," ungkap Usman.

"Kalau dia kondektur kenapa dia kabur, saya yakin dia bersembunyi karena takut. Tapi karena kondisinya terluka dia tidak bisa lari jauh," menambahkan.

Kasatlantas Polres Sukabumi, yang saat itu dijabat oleh AKP Galih Bayu membenarkan informasi tersebut. Namun dia belum bisa menyimpulkan latar belakang dan status pria yang mengenakan pakaian dalam berwarna hitam tersebut.

"Kami belum bisa menyimpulkan siapa dia, tapi memang saya mendapat laporan dari anggota dia ditemukan di pinggir sungai. Masih kita selidiki," ujar Galih.

Setelah beberapa waktu kemudian, status pria yang ditemukan warga tergeletak di pinggir sungai dan mengaku sebagai kondektur terungkap, dia adalah sopir bus maut yang mengalami kecelakaan di jalan alternatif Cikidang, Sukabumi.

Kondektur Ngesot

Pria berkaus singlet itu bernama lengkap Muhammad Adam. Dia diduga kabur untuk berusaha menghilangkan jejak sesaat setelah bus yang dia kemudikan mengalami kecelakaan.

Hasil keterangan dari saksi, Adam menggantikan supir Jahidi saat bus memasuki jalan alternatif Cikidang. Nahas bus kehilangan kendali saat menghindari motor yang melintas hingga terperosok ke dalam jurang. Jahidi sang sopir tewas.

"Saat di turunan letter S dia mengaku bus mengalami kendala rem, dia berusaha menghentikan rem dengan paksa. Menarik rem dan pindah gigi dari 6 ke 1. Mengetahui mobil tidak bisa dikendalikan dia berusaha menepi namun ada motor, saat dia menghindar bus masuk ke jurang," kata Kapolres Sukabumi yang saat itu dijabat AKBP Nasriadi, pada Minggu (9/9/2018) malam.

Sesaat setelah bus masuk jurang, Adam diduga berusaha melarikan diri. Rekaman video saat Adam ngesot menghindari bus terekam video warganet dan viral di media sosial. Penuturan warga di lokasi Adam berusaha menghindari warga yang bermaksud menolongnya.

"Dia tidak mau dibantu, masyarakat sengaja menghampirinya bahkan ada yang mau menggendong dengan maksud untuk mempermudah evakuasi tapi dia menolak, berarti indikasinya dia ingin menghilangkan jejak," lanjutnya.

Kecelakaan maut yang menewaskan 21 orang di Sukabumi pada 2018 silamKecelakaan maut yang menewaskan 21 orang di Sukabumi pada 2018 silam Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

Bebeberapa jam sebelum Adam ditemukan, baru diketahui ternyata penumpang bus tersebut adalah rombongan pegawai PT Catur Putra Group (CGP) Bogor yang kabarnya akan berwisata ke kawasan pesisir Pantai Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

Total Korban Tewas 21 Orang

Evakuasi korban terus dilakukan, mereka dibawa menggunakan truk dan pickup ke RSUD Palabuhanratu. Enam orang tewas dalam kejadian ini. Korban diangkut bergantian hingga ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palabuhanratu yang berjarak sekitar 30 kilometer dari lokasi kejadian.

Mereka diangkut secara bergelombang dari lokasi kejadian ke Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Palabuhanratu yang berjarak kurang lebih sekitar 30 Km. Pada umumnya, korban mengalami luka-luka pada bagian kepala dan lengan.

Jumlah korban tewas akibat kecelakaan bus pariwisata di tikungan maut jalan alternatif Cikidang - Palabuhanratu bertambah jadi 21 orang. Seluruh korban berada di Instalasi Kamar Jenazah RSUD Palabuhanratu.

Hal ini dibenarkan Kasatlantas Polres Sukabumi, yang saat itu dijabat AKP Galih Bayu kepada detikcom, Sabtu (8/9/2018). "Hingga sekitar pukul 18.30 WIB jumlah korban meninggal dunia 21 orang," kata Galih.

Berikut nama-nama korban meninggal dunia ;

1. Ai Jubaedah
2. Syahrudin
3. Nurul
4. Dadan
5. Masikun Rochman
6. Galih Nurhadi
7. Agus Syamsudin
8. Dony Andi Pradana
9. Fachtudin
10. Romli
11. Remon
12. Budi Supriadi
13. Ahmad Darwis
14. Sri
15. Santi Ropika Sitorus
16. Tagrit Daulat
17. Kustiawati
18. M Asari Sibolga
19. Arman Hermawan
20. Prayitno
21. Fajaruloh

"Korban saat ini masih berada di ruang jenazah, untuk korban luka masih mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit. Untuk penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan," tandas Galih.

Jalur Cikidang Bukan Untuk Bus dan Truk

Jalur alternatif Cikidang memang kerap dilalui wisatawan dari arah Jakarta - Bogor yang ingin menuju Palabuhanratu. Selain mempersingkat waktu jalur tersebut terkenal relatif sepi kendaraan meskipun di akhir pekan.

Kasatlantas Polres Sukabumi AKP Galih Bayu kala itu menyebut jalur Cikidang memang tidak diperuntukan bagi kendaraan berukuran besar seperti bus dan truk. Namun kenyataan di lapangan banyak pengendara kendaraan tersebut tetap nekat melintas meskipun sudah diberi imbauan oleh petugas.

"Ada Pos Elang di simpang Cikidang, petugas juga berjaga di titik tersebut terlebih ketika memasuki akhir pekan. Imbauan sering kita lakukan agar kendaraan besar mengarah ke Simpangratu (Cibadak) kemudian Warungkiara untuk ke Palabuhanratu, namun ternyata banyak pengemudi yang abai dan tetap menempuh perjalanan lewat Cikidang," kata Galih kepada detikcom.

Disebut Galih, jalur alternatif Cikidang memang berbahaya bagi pengemudi yang belum terbiasa melalui jalan tersebut. Dia juga meminta kendaraan bus atau truk untuk memeriksa kondisi kelaikan kendaraan sebelum melalui jalur tersebut.

"Utamanya periksa rem, kemudian ban karena selain licin jalan alternatif Cikidang juga banyak terdapat tanjakan dan turunan curam. Mayoritas kecelakaan terjadi karena rem blong," tambah dia.

Bus Terbang Lalu Terperosok Jurang

Pendi (36) salah seorang korban selamat dari kecelakaan maut tersebut mengaku bus yang dia tumpangi mengalami rem blong beberapa saat sebelum akhirnya terjun ke jurang sedalam kurang lebih 30 meter.

Pendi mengalami patah pada tangan kanannya, selain itu dia juga mengaku mengalami luka pada organ dalamnya.

"Posisi saya di barisan bangku keempat dari depan, saya merasakan bagaimana saat bus melesat terbang sampai akhirnya terperosok ke dalam jurang," ungkapnya.

Pendi mengetahui jelas supir bus beberapa kali menginjak rem namun tidak berfungsi dengan baik, penumpang bus berisi 38 orang berteriak panik. Tangan pendi berpegangan ke tiang besi.

"Beberapa saat sebelum masuk jurang bus mulai terasa oleng, semua penumpang berteriak. Sampai akhirnya bus seperti melayang lalu menghantam tanah," tuturnya.

Tubuh Pendi tertindih penumpang lainya. Dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya hingga akhirnya sejumlah warga mulai mengevakuasi dirinya. "Kepala saya pusing, saya tidak ingat siapa yang menyelamatkan saya. Yang pasti begitu saya berhasil keluar dari bus, banyak warga yang menolong," lanjut dia.

Pendi mengaku berasal dari Kampung Sudimampir RT 03 RW 02 Kelurahan Cimanggis Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor. "Keluarga belum ada yang datang menengok, saya belum sempat memberi kabar karena ponsel saya hilang," tandas dia.

Sopir Bus Tersangka

Polisi akhirnya menetapkan M Adam sebagai tersangka kasus kecelakaan bus maut yang mengakibatkan 21 orang tewas dan 18 lainnya luka-luka.

Sementara itu dilihat dari halaman daring SIPP Pengadilan Negeri Cibadak, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi pada Rabu (16/2/2019) menuntut Adam dengan hukuman 7 tahun.

Ia dijerat sederet pasal 310 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

"karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan Lalu Lintas dengan korban meninggal dunia, mengalami luka-luka berat, luka ringan dan kerusakan kendaraan" kutip detikJabar, Kamis (7/3/2024).

JPU kala itu menuntut Adam dengan pidana penjara selama 7 Tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara, dan denda sebesar Rp 10 Juta, Subsidiair 6 (enam) bulan kurungan, dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan.

Namun dalam putusannya pada Selasa (12/2/2019), majelis hakim menghukum Adama dengan penjara selama 5 tahun.

"Menyatakan Terdakwa Muhammad Adam Bin Muhammad Ali telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : Karena kelalaiannya menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu-lintas yang mengakibatkan korban meninggal dunia, luka berat dan kerusakan kendaraan," kutip detikJabar dari laman SIPP.

"Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama : 5 (lima) tahun dan pidana denda sejumlah Rp 10.000.000, - (sepuluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila Terdakwa tidak membayar pidana denda tersebut maka diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) Bulan," tulis halaman tersebut.

(sya/yum)


Hide Ads