Pilu Siswa SD Indramayu Ditelanjangi dan Dikeroyok Teman

Round-up

Pilu Siswa SD Indramayu Ditelanjangi dan Dikeroyok Teman

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Kamis, 07 Mar 2024 09:30 WIB
Lokasi perundungan di Indramayu
Lokasi perundungan di Indramayu (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Pilu dirasakan HA, siswa SD yang baru berusia 12 tahun asal Indramayu, Jawa Barat menjadi korban perundungan yang dilakukan teman-temannya.

Dalam kejadian ini, HA dibully, ditelanjangi hingga ditendang oleh siswa lainnya. Video kejadian ini, viral di media sosial (medsos). Aksi ini terjadi ruangan madrasah yang ada di salah satu SD di Kabupaten Indramayu, Sabtu (24/3) lalu.

Aksi tak terpuji itu, terekam dalam sebuah video berdurasi 2 menit 14 detik. Dalam kejadian ini, korban yang sudah tidak mengenakan pakaian dipojokkan, didorong hingga ditendang oleh anak laki-laki yang memakai seragam olahraga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban sudah tak berdaya dan meminta kepada temannya untuk keluar ruangan. Saat keluar, korban mengenakan celana pendeknya dan menenteng sepatunya.

Dalam kejadian ini, awalnya Fatimah (40) yang merupakan ibu korban tidak mengetahui kejadian yang dialami putra keduanya tersebut.

ADVERTISEMENT

Namun, ketika itu ia melihat tingkah anaknya yang tidak biasa. Sesampainya di rumah di jam istirahat, anaknya ngamuk dan sempat memukul adik dan kakaknya.

"Anaknya nggak ngasih tahu dia dibully kayak gitu tuh, diam aja. Cuma ngamuknya aja dia tuh, pulang, saya waktu itu kan lagi sakit, tahu-tahu dia ngamuk-ngamuk pukuli adik kembarnya apa, nggak berani sama teman-temannya jadi emosinya di rumah, ya saya diam aja. Habis itu, setelah satu jam dia diem terus tidur," kata Fatimah kepada wartawan, saat ditemui di rumahnya, Rabu (6/3).

Empat hari berlalu, Fatimah dipanggil oleh pihak sekolah, dia mengaku masih belum mengetahui adanya aksi bullying yang menimpa putranya. Dia juga sempat bersalaman dengan pihak terduga pelaku saat bertemu di sekolah.

"Ketemu (sama pihak pelaku) waktu belum dikasih video pembullyan nya tuh, salaman kirain biasa aja, waktu itu kan belum dikasih tahu kalau dibully kayak gitu, ditelanjangi dipukul sana pukul sini. Saya tuh nggak tahu," ungkapnya.

Pada hari itu juga, Fatimah mengaku melakukan mediasi dan dia mengaku terkejut usai ditunjukkan rekaman video bullying itu. Bahkan, sebagai seorang ibu, ia merasa terpukul.

Fatimah mengungkapkan, jika dirinya harus menahan tangis melihat anaknya mendapatkan perlakuan tersebut. Setelah mengetahui kejadian ini, dia beserta paman korban melaporkan peristiwa itu ke polisi.

"Iya dilaporkan ke polisi. Biar anaknya jera kata om sih karena ini bukan kasus biasa katanya. Ini kasus pembullyan. Senakal-nakalnya anak biasanya nggak kayak gini. Masa ditelanjangin ditendang sana sini," ungkapnya.

Lokasi yang diduga menjadi tempat bullying siswa  SD di Indramayu.Lokasi yang diduga menjadi tempat bullying siswa SD di Indramayu. Foto: Sudedi Rasmadi

Terpisah, Faisal yang merupakan paman korban menyebut, pelaporan dilakukan karena peristiwa tersebut sudah merusak psikologis keponakannya hingga mengakibatkan beberapa bagian tubuh bengkak.

"Sudah dilaporkan hari ini. Visumnya juga baru jadi hari ini, cuma dari sana (Polres Indramayu) minta bawa ibu korban disuruh ke Polres," terang Faisal.

Faisal menuturkan, keponakannya tidak mau sekolah setelah mengalami kejadian itu. Rencananya, korban yang sekarang duduk di bangku kelas 5 SD akan dipindahkan.

"Sebentar lagi kelas 6 kan, jadi ya udah saya lapor ke Polres terus habis itu dipindahkan sekolahnya," ucapnya.

Dalam kejadian ini, pihak sekolah angkat bicara jika pelaku sakit hati dengan perkataan korban, sehingga aksi perundungan inipun terjadi. Tia yang merupakan wali kelas mengatakan, sebelum video itu viral pihak korban dan pelaku sudah dilakukan pemanggilan.

"Viral kan hari ini. Setelah tahu saya langsung manggil kedua anak itu yang membully. Saya tanya gimana sebenarnya, kronologinya, kejadiannya. Setelah itu dari pada keluar dulu kami intern dulu jadi memanggil semuanya anak beserta orang tuanya yang korban sama pembully juga," terangnya.

Menurut Tia, kejadian itu dipicu rasa sakit hati di mana korban sempat mengejek pelaku yang sepedanya telah dijual. Selain itu, aksi tersebut terjadi karena emosi anak-anak belum stabil.

"Karena awalnya, korban mengejek pelaku, ya je sepede e di dol (ya sepedanya di jual) ngomong begitu korbannya. Karena namanya anak kan masih labil ya tapi sepedanya memang dijual tapi karena anak masih labil jadi seperti itu," tuturnya.

Pihak kepolisian saat ini masih mengecek kebenaran dari video tersebut. "Tim sedang turun untuk mengecek kebenaran video tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Indramayu AKP Hillal Adi Imawan dihubungi detikJabar.

(yum/yum)


Hide Ads