Gaji minim tak membuat seorang guru honorer di MA Riyadlul Jannah, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, Alvi Noviardi (56) putus asa menjalani profesi mulianya. Di tengah kesibukannya mengajar, Alvi sapaan akrabnya mencari nafkah menjadi pengepul barang bekas.
Saban hari Alvi selalu berangkat lebih awal lantaran jarak dari tempat tinggal ke sekolahnya mengajar membutuhkan waktu sekitar satu jam. Setidaknya dia harus naik turun angkutan kota sebanyak tiga kali.
Alvi tercatat sebagai warga kampung Bintang muncang RT 03/07 Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Dia sudah mengabdikan diri di dunia pendidikan selama 36 tahun sebagai guru mata pelajaran IPS dan sejarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai mengajar, Alvi mengeluarkan sebuah karung yang ada di dalam tasnya. Kemudian langkahnya menyusuri tiap-tiap tempat pembuangan sampah.
Tanpa menghiraukan orang lain, Alvi terus berjalan di bawah teriknya matahari. Sesekali dia memasukkan botol bekas minuman air mineral ke dalam karung.
Pekerjaan itu ia lakukan terpaksa lantaran penghasilannya sebagai guru honorer tak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, dan membiayai kedua anaknya. Upahnya sebagai guru honorer hanya Rp 10 ribu per jam.
"Iya karena kekurangan ekonomi makanya saya inisiatif mencari rongsokan. Bagi saya tidak berat, karena ada yang mendukung saya yaitu keluarga, istri dan anak, dan dukungan dari pihak-pihak tertentu," kata Alvi kepada detikJabar beberapa waktu lalu ditulis Rabu (6/3/2024).
"Saya anggap ambil yang positifnya saja, karena pekerjaan mulung dan mengajar adalah pekerjaan mulia. Dukungan keluarga memberi semangat, istri sudah meninggal tiga tahun yang lalu, saya juga punya dua orang anak, jadi saya harus semangat untuk menghidupi kedua anak saya," sambungnya.
Dari perjalanan hidupnya, Alvi ingin membagikan pesan bagi anak-anak muda agar tidak mudah menyerah menghadapi kenyataan hidup. Dia berharap, generasi muda dapat semangat berjuang, mengejar cita-cita demi masa depan bangsa.
"Bagi anak-anak terus berjuang karena negara sangat membutuhkan generasi seperti kalian," katanya.
Sosok Alvi Noviardi sangat melekat sebagai ayah yang bertanggung jawab di mata anak keduanya, Rajib Alfian Tsani (18). Rajib mengaku bangga dengan ayahnya tersebut.
"Ayah pekerja keras, selain menafkahi keluarga juga memberikan kami kasih sayang. Waktu ulang tahun, suka diajak ke Pantai Palabuhanratu. Sangat bangga karena ayah tidak seperti orang tua lain, pemulung juga pekerjaan yang mulia," katanya.
Tetangga Alvi, Eneng Febi (33) juga turut merasakan kebaikan guru honorer tersebut. Di tengah kesibukannya mengajar dan mengepul sampah, Alvi ternyata sosok yang mampu bersosialisasi dengan masyarakat. Bahkan, Alvi juga beberapa kali ikut aktif dalam kegiatan gotong royong.
"Masih bersosialisasi kepada masyarakat, suka ke masjid kalau ada kegiatan gotong royong, suka ikut serta," kata Eneng.
Warga berharap, sikap Alvi bisa menjadi contoh bagi anak-anak muda. "Harapannya untuk Pak Alvi, semoga Pak Alvi terus diberikan kesehatan, terus bisa menjadi contoh buat anak-anak muda, nggak usah malu," tutupnya.
(sud/sud)