Neneng Sempat Cekcok dengan Suami Sebelum Jatuh ke Sungai Cicatih

Neneng Sempat Cekcok dengan Suami Sebelum Jatuh ke Sungai Cicatih

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 05 Mar 2024 11:18 WIB
Erwin (baju merah) melihat pencarian Neneng, istrinya yang jatuh ke sungai.
Erwin (baju merah) melihat pencarian Neneng, istrinya yang jatuh ke sungai (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Sukabumi -

Erwin Sugara (32) terlihat bolak-balik ke bantaran Sungai Cicatih, di Kampung Bojong Koneng, Kelurahan/Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Ia melihat proses pencarian Neneng Susilowati (35), istrinya yang dikabarkan jatuh ke sungai.

Kepada detikJabar, Erwin menceritakan, detik-detik terakhir sebelum istrinya itu pergi dari rumah ke sungai dan akhirnya dikabarkan terjatuh. Erwin menceritakan, dirinya berprofesi sebagai tukang ojek di kawasan Cibadak.

"Sehari-hari bekerja jadi tukang ojek, penghasilan kalau bagus bisa sampai Rp 130 ribu sehari, kalau kurang bagus Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu. Kadang pulang malah nggak bawa apa-apa," kata Erwin saat ditemui di bantaran Sungai Cicatih, Selasa (5/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erwin bercerita, sesaat sebelum kejadian, ia sempat terlibat cekcok dengan istrinya. Saat itu, sekitar pukul 09.00 WIB, pembahasan yang terungkap adalah persoalan ekonomi.

"Hari itu sempat cekcok, pasea (bertikai) namanya juga rumah tangga, cekcok karena ekonomi. Banyak kebutuhan, abdi ngelehan langsung indit teu ngomong nanaon (Saya mengalah langsung pergi tanpa bicara apa-apa). Kan istri saya juga ditanya diam saja sekitar jam 09.00 WIB lalu pulang lohor ngopi istirahat, berduaan dengan dia, tidak lama dia pamit katanya arek ka lebak heula (mau ke bawah dulu)," ujar Erwin seraya menjelaskan istrinya ke bawah karena mau ke sungai.

ADVERTISEMENT

"Kata saya ngapain ke sungai di rumah air ada, mau apa juga bisa. Mau mandi mau apa ada air dia itu nggak menjawab kang. Saya diam saat itu sambil ngopi, karena nggak enak perasaan saya ikutin, saya tunggu benar nggak di sungai. Ternyata benar dia di bawah dengan anak saya yang kecil, melamun di batu, dengan anak yang usia 6 tahun," tambah Erwin.

Erwin lantas mendekati istrinya itu dan memintanya pulang, namun Neneng tak bergeming. Ia malah meminta anak yang bersamanya untuk pulang dengan Erwin.

"Saya nyamperin, sedang apa ayo pulang, nggak menjawab malah nyuruh ke anak buat ikut pulang, akhirnya saya tinggal. Sampai di atas di warung ada yang bilang katanya istri saya tigejebur (jatuh ke sungai). Sepertinya awalnya dari Pak Ebet (warga) memanggil mengetahui istri saya di sungai, dia sedang mandi," tutur Erwin.

Erwin sedikit meragukan kabar istrinya itu terjatuh tidak sengaja ke sungai. Karena ia melihat posisinya antara batu tempat istrinya berada dengan sungai deras cukup jauh.

"Kalau felling saya sepertinya bukan terpeleset karena jaraknya jauh dari batu ke sungai jauh. Nggak mungkin juga langsung hanyut, tapi saya nggak menduga lebih jauh," ungkap Erwin.

Erwin mengingat-ingat berapa tahun dia menikah dengan Neneng, cekcok soal ekonomi memang kerap terjadi. Meskipun ia sudah beberapa kali berusaha menuruti keinginan istrinya itu termasuk untuk tinggal mengontrak.

"Saya punya anak 3 , laki-laki semua. Soal ekonomi memang berat, selalu jadi pikiran dia. Asalnya tinggal di rumah sendiri lalu, istri ingin ngontrak. Awalnya saya mikir dua kali, motor nggak punya ketambah ngontrak, tapi ya akhirnya saya turutin. Motor setoran punya kakak Rp 20 ribu sehari, kontrakan Rp 20 ribu sehari," pungkasnya.

(sya/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads