Perjuangan Sugiem Berburu Cuan Kala Hujan Mengguyur Bandung

Senja menyapa dengan rintik hujan di depan Bandung Creative Hub (BCH). Matahari yang perlahan pamit dan Bandung yang basah tak menyurutkan tekad perempuan berpakaian lusuh mencari cuan.

Perempuan itu bernama Sugiem (59). Ia tertatih-tatih menawarkan dagangannya kepada pengendara di perempatan lampu merah BCH. Sugiem menjual tisu dan air mineral.

Sugiem berjualan mulai pukul 06.00 WIB dan beristirahat pukul 12.00 WIB. Usai istirahat, ia melanjutkan berjualan hingga pukul 17.00 WIB. Penghasilannya tak menanti. Kadang laris, kadang juga sepi.

"Terkadang banyak yang beli, kadang juga sepi seperti itulah kalau jualan. Nggak menentu penghasilannya," ucap sugiem kepada detik Jabar sore itu.

Untuk modal usahanya ini terkadang sugiem harus juga meminjam, karena terkadang tak cukup untuk menghidupi kehidupan sehari-harinya. Sugiem tinggal sendirian. Sebab, anak-anak Sugiem sudah berkeluarga. Sesekali anaknya menengok Sugiem, kadang seminggu sekali.

"Uda pada nikah anak saya semuanya, sekarang sendiri saja ngontraknya. Soalnya mantan suami juga nikah lagi," ujarnya.

Sugiem bercerita dia sudah ditinggal nikah oleh suaminya sejak dua tahun lalu, sekarang dia cuma hidup sendiri di kontrakan sepetak dengan harga 300 ribu per bulan.

"Sekarang saya ngontrak di belakang Trans Studio Bandung nyari yang murah saja 300 ribu per bulan itu juga terkadang telat bayarnya," pungkasnya.

Walaupun penghasilan yang tidak seberapa, Sugiem tetap mensyukuri rezeki yang diberikan kepadanya, terkadang juga dia membantu anak-anaknya jika sedang kesulitan juga.

"Iya terkadang anak suka minjam uang juga, kalau saya punya ya dikasih kalau nggak ada mah saya juga nggak bisa bantu," ucapnya.

Dengan keadaan yang pas-pasan ini, Sugieum terus berusaha untuk mencari uang dan tak pernah mengeluh akan apa yang diberikan kepadanya.