Kasus kematian Dodih (60), warga Cipamokolan, Kota Bandung menyedot perhatian publik. Dia tewas usai terjerat kabel yang menjuntai saat melintas di Jalan Peta, Kota Bandung pada Minggu (25/6/2024) malam.
Kepolisian sendiri masih bekerja mengungkap peristiwa tersebut. Olah TKP bahkan sudah digelar untuk menemukan siapa pemilik kabel yang menyebabkan hilangnya nyawa Dodih.
Senin (26/2/2024), Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Bandung AKP Arif Saepul Haris menuturkan, kecelakaan tersebut terjadi di perempatan Jalan Peta-Jalan Kopo, Minggu malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat melintas, Arif menyebut, korban yang mengendarai sepeda motor bernomor polisi D 2069 GM tidak menyadari ada kabel yang menjuntai di tengah jalan.
"Sepeda motor Yamaha Jupiter Z yang dikendarai Dodih melaju dari arah timur ke barat di Jalan Peta Bandung, di lokasi kejadian tersangkut kabel (sling) yang membentang turun menghalangi Jalan Peta dari arah timur ke barat," kata Arif dalam keterangan tertulisnya.
Akibat kecelakaan tersebut, Arif menuturkan korban meninggal dunia di lokasi kejadian. Jenazah korban kemudian dievakuasi dan dibawa ke RSHS Bandung.
"Korban meninggal di lokasi kejadian dan langsung dibawa ke RSHS Bandung," ungkapnya.
Sementara Kapolsek Bojongloa Kidul Kompol Ari Purwantono menambahkan, korban terjatuh dari sepeda motornya karena leher yang tersangkut kabel. Korban pun, kata di,a meninggal dunia di lokasi kejadian.
"Korban tersangkut kabel ke bagian leher sehingga terjatuh dan meninggal dunia di tempat," singkat Ari.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bandung Yayan Ahmad Brilyana mengungkap pihaknya telah meninjau ke TKP. Ia mengatakan kecelakaan tersebut disebabkan oleh kabel sling yang menjuntai.
"Di sana itu ada kabel sling yang turun ke bawah, kemudian ada juga kabel FO. Cuma kan kita tidak tahu yang menyebabkannya itu sling atau FO gitu. Nanti (menunggu) polisi dari hasil penyelidikan ya," ucap Yayan saat dihubungi detikJabar, Senin (26/2/2024).
Ia menjelaskan, sejauh ini Pemkot Bandung terus melakukan upaya perapihan kabel bersama Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) Pusat. Guna antisipasi agar tidak ada lagi kasus serupa, Yayan memastikan perapihan kabel terus dikerjakan.
Namun, soal ranah perapihan kabel sling, kata dia, bukan menjadi ranah penertiban Pemkot Bandung. Sekedar diketahui, sling merupakan kabel dari besi yang mengikat, memperkuat antara tiang satu ke tiang lainnya.
"Ini saya dengan Apjatel, tiap hari kita keliling merapikan kabel. Kemarin di Jalan Gatot Subroto, besok di Jalan PHH Mustafa, terus gitu kita lakukan itu. Diskominfo juga tidak sendiri. Namun perapihan hanya pada kabel-kabel FO. Kabel listrik dan sling bukan dari bagian perhatian dan penertiban," lanjutnya.
Terkait musibah yang terjadi, ia saat ini menyerahkan penelitian pada pihak berwajib. Termasuk kemungkinan sanksi pada pihak yang bertanggung jawab atas kerapihan kabel sling.
"Belum ketahuan (siapa yang punya). Karena yang punya sling itu ada Telkom, ada PLN gitu. Karena ranahnya bukan di kita ya, apalagi sling. Kemudian kalau izin penarikan kabel FO itu pun bukan di kita. Dari pusat," tuturnya.
"Kita itu dalam Perwalnya hanya perapihan kabel saja. Jadi kabel itu SOP harus tingginya 6-9 meter. Kalau ada yang menggelayut ke bawah, saya informasikan ke para operator dan Apjatel. Karena sementara ijin itu bukan dari kita, dari pusat, Kominfo," lanjut Yayan.
Polisi kemudian turun tangan menyelidiki penyebab kecelakaan tunggal yang dialami Dodih (60). Ia diketahui tewas usai terkena jeratan kabel yang menjuntai saat melintas di Jalan Peta.
"Lagi diselidiki kabelnya punya siapa," kata Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Bandung AKP Arif Saepul Haris saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (27/2/2024).
Menurut Arif, pihaknya akan melibatkan Satreskrim untuk mengusut penyebab kecelakaan tersebut. Sebab, ada dugaan unsur kelalaian dari pemilik kabel hingga mengakibatkan Dodih tewas di lokasi kejadian.
"Karena ini kelalaian pihak yang punya kabel, kita libatkan Reskrim. Kepemilikan kabel masih kita lidik, kita tangani soal lakanya aja," pungkasnya.
Sementara itu, dari lokasi kejadian muncul kesaksian bagaimana Dodih bisa tewas usai lehernya terjerat kabel. Salah satu saksi yakni Wartono (34) mengakut tak menyangka, malam itu ia melihat seorang pemotor mengalami kecelakaan yang tragis.
Pada Minggu (25/2/2024) malam, Dodih yang mengendarai motornya, melaju kencang melintas dari arah Jalan Peta-BKR menuju Jalan Peta-Jamika, Kota Bandung.
Wartono melihat langsung detik-detik Dodih mengejar lampu lalu lintas yang tengah berwarna hijau. Tak disangka, kabel kembali menggelayut dan menyangkut leher Dodih yang diduga tak melihat keberadaan kabel itu.
"Kabel itu teh pada pabalatak (berantakan) di jalan, udah saya coba gantungin ke tiang. Nggak tahunya mudun deui (turun lagi kabelnya), ya udah kabel ngait kena leher orangnya, ijo waktu itu teh lampunya. Nggak ngelihat saya habis itu, sieun (takut) saya juga," cerita Wartono, Selasa (27/2/2024).
"Saya nggak tahu habis itu meninggal atau nggak, besoknya denger kata anak-anak yang lain itu yang kecelakaan meninggal. Habis kejadian itu saya pulang aja. Habis itu teh saya juga nggak bisa tidur soalnya kaget, sieun," ucapnya.
"Saya cuma lihat ada tiang kecil di situ patah, kabelnya ngait ke situ. Terus kabelnya udah dipotong sama polisi, untuk barang bukti mungkin," sahut rekan Wartono yang tak jauh dari TKP.
Sementara itu pantauan detikJabar pada Selasa (27/2) siang, terlihat kabel yang dimaksud saksi mata telah dirapikan. Namun, di sepanjang trotoar masih terlihat sejumlah kabel yang menjuntai.
Beberapa kabel menjuntai pun nampak hanya digulung di tiang-tiang jalan tersebut. Hingga saat ini, pihak kepolisian pun masih menyelidiki kemungkinan adanya unsur kelalaian dari kecelakaan tersebut.
Sementara itu Pihak PLN menegaskan kabel yang berada di TKP bukan miliknya. Pantauan detikJabar pada Selasa (27/2/2024) siang di TKP, kabel menjuntai yang memakan korban itu telah dibereskan.
Menurut keterangan saksi mata di sekitar lokasi, kabel tersebut telah dibereskan oleh pihak kepolisian beserta tiang yang patah. Namun, di sepanjang trotoar Jalan Peta menuju Jalan Raya Kopo, masih terlihat sejumlah kabel yang menjuntai. Beberapa kabel juga nampak hanya digulung di tiang-tiang Jalan Peta.
Terlihat tiga orang petugas PLN tengah memeriksa lokasi. Asisten Manager Jaringan PLN UP3 Bandung, Malvin Somba mengatakan pihaknya memastikan bahwa tidak ada kabel PLN yang menyebabkan insiden nahas dua hari lalu.
"Kejadian itu hari Minggu malam sekitar jam setengah 10, call center PLN mendapatkan informasi bahwa terjadi kecelakaan masyarakat di perempatan Jalan Peta. Jam 21.30 petugas PLN sampai dan menyatakan bahwa tidak ada utilitas PLN yang crossing atau yang melintang antar jalan," kata Malvin ditemui di TKP.
Sembari menunjukkan sisa kabel yang menjuntai, ia pun menjelaskan bahwa kabel-kabel yang terlihat berantakan melintang di perempatan Jalan Peta itu bukan milik PLN.
Malvin juga menunjukkan satu-satunya tiang PLN hanya di trotoar jalan Peta menuju jalan Raya Kopo. Padahal, di trotoar tersebut terlihat ada lebih dari satu tiang dengan kabel-kabel yang terkesan semrawut dan melintang jalanan. Ia menekankan bahwa selain satu tiang besar dengan stainless dan kabel dipilin, bukanlah tiang milik PLN.
"Sejak kemarin pun kita investigasi, kesimpulannya hari ini saya berani pegang ini semua, tidak ada kabel PLN yang crossing jalan. Sedangkan korban itu kecelakaannya dari arah Tegallega ke Leuwipanjang lah bahasa saya. Di jalur itu tidak ada kabel PLN, tidak ada aset PLN yang putus, dan tidak ada aset PLN di jalan crossing," ucapnya menegaskan.
Malvin sadar, terkadang persepsi orang saat mendengar kabel akan langsung mengira kabel dan tiang listrik. Namun kenyataan di lapangan memperlihatkan tidak ada kabel listrik pada tiang dan kabel yang menjuntai.
Sejauh ini, hasil investigasi pihak PLN menyimpulkan kabel yang crossing jalan adalah fiber optik dan sling baja untuk dudukan fiber optik.
"Kabel PLN itu besar yang melingkar, berwarna hitam dan dipilin. Selebihnya itu bukan punya PLN dan PLN itu tidak ada kabel yang satuan. Ciri kabel PLN itu di dalamnya ada alumunium dan nyetrum, kalau fiberoptik dalamnya kaca dan tidak nyetrum," ujarnya.
"Saat ini kami memastikan tidak ada aset PLN yang terdampak, tidak ada pelanggan yang terdampak, dan tidak ada kecelakaan diakibatkan oleh utilitas PLN. Selanjutnya investigasi kami serahkan ke yang berwenang. Mungkin tetap akan dilakukan investigasi tuh terhadap fiber-fiber ini, itu bukan ranah kami," lanjut dia.
Kasus terus berlanjut, polisi berencana memanggil pihak pemilik kabel untuk dimintai keterangan. Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Bandung AKP Arif Saepul Haris mengatakan, kepolisian belum mendapat data-data tentang pemilik kabel tersebut.
Rencananya, mereka akan berkoordinasi dengan Pemkot Bandung supaya bisa mengetahui siapa pemilik dari kabel yang terpasang di lokasi kejadian.
"Anggota sudah ke TKP lagi, cuman untuk melihat kode kode tiang harus naik ke atas. Rencana kita kordinasi dengan orang Pemkot bagian perizinan, mudah-mudahan ada data datanya, tiang siapa aja yang ada di situ," katanya, Rabu (28/2/2024).
Setelah menemukan data yang dimaksud, polisi bakal melayangkan surat pemanggilan kepada para pemilik kabel di lokasi kejadian. Keterangan mereka akan digali untuk mengetahui siapa pemilik sebenarnya dari kabel yang menjuntai dan telah menewaskan Dodih tersebut.
"Nanti kalau ada datanya enak, saya bikin surat panggilan langsung," pungkasnya.
Setelah sekian waku, polisi akhirnya menyelesaikan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi tewasnya Dodih (60), warga Cipamokolan, Kota Bandung akibat kabel yang menjuntai di jalan. Hasilnya, petugas menemukan kabel sling penyebab kematian itu merupakan milik Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Bandung AKP Arif Saepul Haris mengatakan, saat olah TKP, kabel tersebut memilik panjang 20 meteran. Kabel itu kemudian putus yang disinyalir akibat termakan usia.
"Setelah tim Lakalantas Polrestabes melakukan olah TKP di Jalan Peta, itu memang didapat kabel Sling yang putus dari titik tiangnya punya PLN. Putus karena usang termakan waktu," katanya, Kamis (29/2/2024).
Arif mengatakan, kabel sling yang putus dan membuat Dodih tewas itu difungsikan sebagai penahan untuk kabel optik. Setelah olah TKP, polisi berencana memanggil sejumlah pihak untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
"Kalau dilihat dari fungsinya memang untuk menahan kabel optik, jadi dari satu tiang ke tiang ditahan oleh kabel Sling tersebut dan dikaitkan dengan tiang PLN," ucapnya.
"Langkah selanjutnya kami akan melakukan pemanggilan, mungkin terkait dengan pemeliharaan tiang-tiang yang ada di lokasi terkait kabel sling maupun kabel lain. Sementara tiga pihak dulu, PLN Diskominfo ketiganya dari Telkom," pungkasnya.
Dari sisi keluarga korban, suasana duka masih menyelimuti keluarga besar almarhum Dodih (60) yang meninggal dunia karena terjerat kabel di Jalan Peta, Kota Bandung, Minggu (25/2) lalu. Kepergian ayah dengan satu istri dan dua anak itu masih dirasakan berat oleh keluarga. Meski demikian, keluarga telah ikhlas melepas kepergian sang ayah.
detikJabar berkesempatan bertakziah ke rumah duka yang berada di Kampung Lio, Gang Sayuran, Kelurahan Cipamokolan, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Kamis (29/2/2024).
Kedatangan detikJabar disambut baik oleh keluarga besar almarhum Dodih. Di hari keempat kepergian almarhum, seluruh keluarga masih berkumpul di rumah duka di antaranya kedua anak almarhum yakni Jajang Hadian dan Iis Suryani, serta sang istri Nenih (56).
Anak Sulung almarhum, yakni Jajang Hadian mengatakan, pada malam itu, sang ayah hendak ke Pasar Ciroyom untuk membeli sayuran yang akan dijualnya kembali di esok hari.
Seperti diketahui, profesi sang ayah merupakan penjual sayur keliling di kawasan Margahayu Raya dengan menggunakan sepeda motor.
"Kronologinya, jam 7 malam berangkat dari rumah mau belanja ke Pasar Ciroyom. Kejadian tahu dari polisi yang piket, jam 8, kata polisi ada kabel menjuntai menjerat leher. Almarhum bapak meninggal di TKP, saya dapat info jam 10 malam," kata Jajang kepada detikJabar.
Mengetahui kabar tersebut, Jajang dan keluarganya langsung ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
"Jam 10 malam langsung ke RSHS dan sudah di ruangan forensik," ujarnya.
Menurut Jajang, bisanya sang ayah pukul 21.00 WIB sudah pulang ke rumah, namun pada malam itu hingga pukul 21.00 WIB tak ada kabar dan dapat kabar duka pada pukul 22.00 WIB.
"Aktivitas sehari-hari, berangkat dari rumah jam 7 malam, biasanya jam 9 sudah pulang lagi, ini belum, coba hubungi nomor telepon enggak diangkat, sejaman dapat informasi dari polisi bahwa bapak kecelakaan dan sudah dibawa ke rumahsakit," ucap Jajang.
Sementara itu, Nenih (56) sang istri mengatakan luka yang ada di tubuh suaminya ada di bagian leher.
"Di sini, kejeratnya di leher," kata Nenih sambil menunjuk ke arah lehernya.
Nenih tak menyangka jika sang suami meninggalkan dia, anak dan cucu-cucunya. Menurutnya, almarhum merupakan sosok ayah yang baik bagi anak, istri dan cucunya.
Penyelidikan kasus kematian Dodih (60), warga Cipamokolan, Kota Bandung akibat kabel sling yang menjuntai di jalan masih terus berlanjut. Polisi rencananya akan memanggil pihak PLN dan Diskominfo Kota Bandung pada Sabtu (2/3/2024) besok untuk dimintai keterangan.
"Surat pemanggilan sudah kami kirim, sementara yang dipanggil PLN dan Diskominfo," kata Kanit Penegakan Hukum (Gakkum) Satlantas Polrestabes Bandung AKP Arif Saepul Haris saat dikonfirmasi detikJabar via pesan singkat WhatsApp, Jumat (1/3/2024).
Arif mengatakan, pemanggilan itu dilakukan untuk meminta keterangan dari PLN dan Diskominfo soal kepemilikan kabel yang telah menewaskan Dodih. Sebab dari hasil olah TKP, petugas menemukan kabel sling penyebab kematian itu merupakan milik PLN.
"Kita lihat perkembangannya besok, yah," singkatnya.