Keberadaan tikus di dalam rumah memang kerap mengganggu. Terlebih, jika hewan pengerat itu ada di dalam pesawat komersial. Efeknya bisa berbahaya!
Cerita itu dialami oleh sebuah maskapai penerbangan di Sri Lanka. Perburuan tikus telah berlangsung selama tiga hari di dalam pesawat SriLankan Airlines. Pertama kali tikus ditemukan tepatnya pada Sabtu (24/2/2024).
Melansir Daily News Sri Lanka, Rabu (28/2/2024), pimpinan SriLankan Airlines, Ashok Pathirage, menyebut manajemen maskapai sampai menghubungi produsen pesawat Airbus untuk meminta saran. Maskapai diberi saran untuk menyemprotkan bahan kimia dan tetap mengandangkannya selama dua hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus itu terjadi setelah penumpang mendeteksi adanya tikus. Staf saat itu juga memasang beberapa perangkap tikus untuk menangkapnya.
"Memiliki tikus di dalam pesawat adalah risiko besar karena tikus dapat menggigit kabel yang bahkan dapat menyebabkan bencana besar dalam penerbangan, jadi kami harus memastikan bahwa penerbangan lepas landas tanpa tikus," ujarnya.
Ketika ditanya terkait apakah kasus tersebut dapat dihindari di masa depan, pimpinan maskapai tersebut menyebut akan mengambil langkah-langkah tambahan agar masalah tikus di dalam pesawat tidak terulang.
Adapun Sri Lanka hanya memiliki 16 pesawat. Selain pesawat ini, ada masalah lainnya di satu pesawat yang mesti di-grounded karena masalah mesin.
"Setelah pandemi Covid-19, semua maskapai penerbangan menghadapi masalah ini karena permintaan yang tinggi. Karena Sri Lanka hanya memiliki 16 pesawat, kehilangan dua pesawat menyebabkan penundaan besar," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki apakah ada masalah staf di loket dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Mengutip Hirunews, Selasa (27/2/2024), menanggapi penundaan tersebut, Menteri Pelabuhan, Perkapalan, dan Penerbangan, Nirmal Siripala de Silva, mengaitkan hal tersebut sebagai kegagalan administratif dalam maskapai.
Ia bahkan merekomendasikan pemberhentian 13 karyawan yang sedang cuti selama penundaan tersebut. Ia juga meminta pertanggungjawaban pihak yang menyetujui cuti meskipun hal itu sedang terjadi.
Nirmal menekankan bahwa selama masa krisis bagi maskapai, sangat penting bagi semua pihak berkontribusi terhadap pemulihannya. Kegagalan melakukan ini dapat mengakibatkan maskapai penerbangan tersebut harus dijual lebih cepat.
Artikel ini telah tayang di detikTravel dengan judul Ada Tikus di Kabin, Penerbangan Ditunda 3 Hari
(wkn/yum)