Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Rabu, 28 Februari 2024 dari mulai sandiwara pembunuhan waria di Kuningan terungkap dalam rekonstruksi hingga kawanan monyet liar masuk ke permukiman warga di Kota Bandung.
Sandiwara Pembunuhan Waria di Kuningan Terungkap saat Rekonstruksi
Pembunuhan waria berinisial D alias Gadis (30) di kamar kos dilakukan rekonstruksi oleh Polres Kuningan. Rekonstruksi ini menghadirkan pelaku SN (43) pacar sesama jenisnya, hari ini.
Kepada polisi, SN memeragakan 24 adegan, mulai dari pembunuhan hingga menyusun sandiwara menutupi kejahatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekonstruksi di tempat kos Gang Delima, Kelurahan Awirarangan, Kecamatan Kuningan, ini pun menarik perhatian warga sekitar hingga menimbulkan kerumunan.
"Ada beberapa saksi ikut dihadirkan, diantaranya dua teman korban yang dihubungi pelaku untuk memberitahukan bahwa korban tidak merespons saat dibangunkan. Ini dilakukan pelaku untuk meyakinkan dua saksi tersebut bahwa Gadis meninggal dunia karena bunuh diri," ujar Kasat Reskrim Polres Kuningan AKP I Putu Ika Prabhawa.
Dalam reka adegan juga diperagakan cara pelaku menghabisi Gadis yang sedang tertidur dengan menjerat lehernya menggunakan selendang warna pink.
Termasuk rekayasa pelaku mengaburkan penyebab kematian Gadis dengan cara menyimpan beberapa obat keras di dekat jasadnya serta menuliskan surat wasiat palsu seolah korban meninggal karena bunuh diri.
"Namun semua sandiwara pelaku ini berhasil kami bongkar. Saat proses autopsi di kamar mayat, kami menemukan ada kejanggalan. Terdapat bekas jeratan di leher korban, yang berarti kematiannya tidak wajar. Kemudian kami lakukan pendalaman hingga akhirnya disimpulkan bahwa korban dibunuh oleh pacarnya sendiri," ungkap Putu.
Ada pun motif pembunuhan ini, Putu mengatakan, masih seperti pengakuan pelaku yaitu cemburu buta. Pelaku yang sudah tiga bulan tinggal bersama di tempat kos tersebut cemburu dengan keseharian korban yang setiap malam mangkal menawarkan kencan singkat dengan pria lain.
"Rekonstruksi ini untuk membuat terang kasus pembunuhan di kamar kos dengan korban D alias Gadis oleh tersangka SN sebelum dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Kuningan. Total ada 24 adegan diperagakan pelaku dengan menghadirkan beberapa saksi dan barang bukti seperti selendang pink, obat-obatan hingga surat wasiat palsu yang dibuat pelaku," jelasnya.
Sekedar diketahui, peristiwa dugaan pembunuhan ini terjadi pada hari Rabu tanggal 30 Januari 2024 lalu. Bermula dari kehebohan di Gang Delima bahwa salah satu penghuni kos berinisial D alias Gadis ditemukan meninggal dunia karena over dosis obat keras. Namun, setelah penyelidikan diketahui Gadis dibunuh pacarnya.
4 Wanita Jabar Alami Perlakuan Kejam di Abu Dhabi
Kurniyati Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Sukabumi berharap bisa pulang ke Tanah Air karena kerap mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari pihak agen yang menyalurkan kerja secara ilegal di Abu Dhabi.
Ternyata selain Kurniyati, ada tiga PMI lainnya yang juga mendapat perlakuan serupa di abu Dhabi. Selain Kurniyati, ada dua wanita asal Sukabumi dan satu lainnya dari Purwakarta.
"Ada empat orang termasuk saya yang mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari agen. Mereka semua ingin pulang ke Tanah Air," kata Kurniyati melalui pesan suara kepada detikJabar hari ini.
Kurniyati lalu menuliskan beberapa wanita yang disebut mendapatkan perlakuan serupa. Korban asal Sukabumi lainnya dari Cibadak dan Selabintana, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi.
"Karena kerja dianggap enggak bagus kami dikembalikan ke kantor, majikan enggak mau tahu sampai akhirnya kita dihukum pihak kantor berdiri dari jam 5 sore sampai tutup kantor," kata Kurniyati.
"Agen di sini tidak baik, ada satu TKW yang dikirim uang bekal, sama agen enggak dikasih, diperlakukan tidak baik pendarahan dan meninggal entah dikubur di mana. Intinya ada 4 orang yang mau pulang karena merasa tertipu dan diperlakukan tidak baik di sini," tambahnya.
Sementara itu, Zulkiffli teman pria Kurniyati mengatakan saat ini pihak keluarga sudah membuat laporan di Polres Sukabumi.
"Benar saya ikut mendampingi keluarga membuat laporan, tadi sudah diperiksa dan tandatangan," kata pria yang akrab disapa Zul itu.
Zul berharap semua yang terlibat dalam perkara tersebut secepatnya bisa diamankan, dia juga berharap proses itu diiringi dengan kepulangan Kurniyati.
"Ya harapan saya bisa diproses cepat, dan saya juga berharap Kurniyati bisa pulang juga karena jujur saja kami di sini khawatir dengan kondisinya," pungkas dia.
Pemilik Kabel Tewaskan Pemotor Akan Dipanggil Polisi
Polisi berencana memanggil pihak pemilik kabel buntut kematian Dodih (60), warga Cipamokolan, Kota Bandung akibat kabel yang menjuntai di jalan.
Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Bandung AKP Arif Saepul Haris mengatakan, kepolisian belum mendapat data-data tentang pemilik kabel tersebut. Rencananya, mereka akan berkoordinasi dengan Pemkot Bandung supaya bisa mengetahui siapa pemilik dari kabel yang terpasang di lokasi kejadian.
"Anggota sudah ke TKP lagi, cuman untuk melihat kode kode tiang harus naik ke atas. Rencana kita kordinasi dengan orang Pemkot bagian perizinan, mudah-mudahan ada data datanya, tiang siapa aja yang ada di situ," katanya hari ini.
Setelah menemukan data yang dimaksud, polisi bakal melayangkan surat pemanggilan kepada para pemilik kabel di lokasi kejadian. Keterangan mereka akan digali untuk mengetahui siapa pemilik sebenarnya dari kabel yang menjuntai dan telah menewaskan Dodih tersebut.
"Nanti kalau ada datanya enak, saya bikin surat panggilan langsung," pungkasnya.
Sebelum diberitakan, kasus kecelakaan ini telah dikonfirmasi pihak PLN. PLN menegaskan kabel yang berada di TKP bukan miliknya.
Asisten Manager Jaringan PLN UP3 Bandung, Malvin Somba mengatakan pihaknya memastikan bahwa tidak ada kabel PLN yang menyebabkan insiden nahas dua hari lalu. Hasil investigasi pihak PLN menyimpulkan kabel yang crossing jalan adalah fiber optik dan sling baja untuk dudukan fiber optik.
"Kabel PLN itu besar yang melingkar, berwarna hitam dan dipilin. Selebihnya itu bukan punya PLN dan PLN itu tidak ada kabel yang satuan. Ciri kabel PLN itu di dalamnya ada alumunium dan nyetrum, kalau fiberoptik dalamnya kaca dan tidak nyetrum," ujarnya.
"Saat ini kami memastikan tidak ada aset PLN yang terdampak, tidak ada pelanggan yang terdampak, dan tidak ada kecelakaan diakibatkan oleh utilitas PLN. Selanjutnya investigasi kami serahkan ke yang berwenang. Mungkin tetap akan dilakukan investigasi tuh terhadap fiber-fiber ini, itu bukan ranah kami," lanjut dia.
Kawanan Monyet Gegerkan Warga Kota Bandung
Kawanan monyet ekor panjang turun ke permukiman warga di Kota Bandung, Jawa Barat. Belum diketahui asal usul kawanan primata tersebut.
Dari informasi yang diterima detikJabar, kawanan monyet liar itu turun dari wilayah Dago Atas dan didokumentasikan warga Sekeloa, Kecamatan Coblong, pagi tadi.
Kawanan monyet liar itu berpindah tempat dan ditemukan di wilayah Jalan Batik Halus, Kelurahan Sukaluyu, Kecamatan Coblong. Informasi tersebut dibenarkan oleh warga sekitar bernama Rizki.
"Betul tadi ada, di sana (menunjuk ke Gedung Unisba)," kata Rizki.
"Monyetnya banyak, ada enam sampai delapan ekor," tambah Rizki.
Rizki membenarkan jika kawanan monyet liar itu berpindah-pindah. "Pergi lagi, ke arah Jalan Batik Agung," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, sekuriti Gedung Unisba Kampus III Sukaluyu Riyan membenarkan informasi tersebut. "Benar, kalau lihat jumlah tadi ada tujuh ekor, yang enam ukuran besar, satu masih kecil," katanya.
Riyan menyebut, tidak diketahui asal usul kawanan monyet liar itu. "Nggak tahu dari mana, dari atas atap gedung ini lalu pindah lagi, ke arah atas (kawasan Cikutra)," ucapnya.
Riyan juga menambahkan, tidak ada dampak kerusakan dari turunnya kawanan monyet liar tersebut.
Pilu Lansia Garut Tewas Ditabrak Kereta Api
Wanita lanjut usia (lansia) 81 tahun, bernama Mak Empon tewas tertabrak kereta api di kawasan Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jabar.
Kejadian ini terjadi saat Empon sedang berjalan di bantaran rel kereta api setempat. Kabar tersebut dibenarkan Kapolsek Cibatu AKP Misno Winoto.
"Kejadiannya di KM 213+210 petak Cibatu Karangsari, Kecamatan Cibatu," ujar Misno kepada detikJabar hari ini.
Misno mengungkapkan, saksi menyebut sesaat sebelum kejadian Empon terlihat berjalan di bantaran rel. Di waktu yang bersamaan, datang kereta api (KA) Malabar jurusan Malang-Bandung.
"Saksi mendengar kereta api membunyikan klakson. Tapi, diduga korban tidak mendengarnya," katanya.
Korban kemudian tertabrak dan tewas seketika di lokasi kejadian. Korban terpental beberapa meter dari tempatnya tertabrak. Menurut Misno, korban ditemukan dalam keadaan mengenaskan.
"Jenazah langsung kami bawa dan diantarkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan," katanya.
Lokasi kejadian ini sendiri berada di tengah-tengah kawasan perkebunan yang jarang dilintasi masyarakat. Namun, warga setempat diketahui kerap melintas di jalur tersebut sebagai jalur alternatif.
(wip/yum)