Pilu Bocah 2 Tahun di Subang Idap Skabies, Kulitnya Mengelupas

Pilu Bocah 2 Tahun di Subang Idap Skabies, Kulitnya Mengelupas

Dwiky Maulana Vellayati - detikJabar
Rabu, 28 Feb 2024 14:58 WIB
Kondisi bocah pengidap Skabies di Subang.
Kondisi bocah pengidap Skabies di Subang. (Foto: Istimewa)
Subang -

Seorang bocah bernama Rayna (2) asal Kampung Mande RT 025/009, Desa Sagalaherang Kaler, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengidap penyakit Skabies atau kudis. Kini bocah tersebut membutuhkan uluran tangan.

Anak yang merupakan pasangan dari Widia Ningsih (42) dan Eman Efendi (50) ini telah mengidap penyakit kulit itu sejak masih berusia 4 bulan. Menurut Widia, ia sempat membawa sang anak ke klinik terdekat dari kediamannya. Namun, saat itu, dokter klinik menyarankan agar sang buah hatinya itu dibawa ke rumah sakit besar untuk mendeteksi penyakitnya.

"Awal mula sejak umur 4 bulan Rayna sudah mengalami gejala bentol kemerahan, saya berinisiatif membawa anaknya ke klinik, terus dokter menyarankan anak harus di bawa ke Rumah Sakit Ciereng agar penyakit anak saya terdeteksi," ujar Widia, Rabu (28/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita baru bisa membawa Raina ke Rumah Sakit pas usianya 6 bulan, soalnya perlu menunggu dua bulan untuk mengumpulkan biaya," sambungnya.

Meski sempat dibawa ke rumah sakit, Rayna yang kini hanya berbobot 6,7 kilogram tersebut dinyatakan mengidap penyakit Skabies dan dokter menyarankan untuk mengecek paru-paru serta jantungnya. Sebab, dari saran dokter tersebut terdeteksi juga terdapat kelainan pada jantung dari sang anak.

ADVERTISEMENT

"Dari hasil pemeriksaan dokter di rumah sakit Ciereng katanya Rayna mengidap penyakit Skabies, dan harus melakukan berbagai tes kesehatan untuk mastikan penyebab penyakit anak saya, terus dokter menyarankan anak saya buat diperiksa paru dan jantungnya, karena menurut dokter dari rumah sakit terdeteksi ada kelainan pada jantung Rayna," katanya.

Meski telah disarankan untuk mengecek paru-paru serta jantungnya itu, kendala dari Widia dan suaminya pun muncul. Mereka tidak menindaklanjuti saran dokter karena terbentur oleh biaya.

"Walaupun dokter dari rumah sakit menyarankan harus cek paru dan jantung Rayna, sampai saat ini saya dan suami belum bisa melakukannya karena keterbatasan biaya. Suami saya kebetulan cuman kuli bangunan penghasilannya tidak pasti terus saya cuman bantu-bantu tetangga jadi terkendala biaya," ucapnya.

Mereka kini hanya mengandalkan BPJS untuk pengobatan. Namun, dari BPJS tersebut belum bisa menutupi kebutuhan dari sang anak.

"Sekarang ini pengobatan Raina berjalan dengan bantuan BPJS namun kami kesulitan untuk biaya operasional yang sekali berobat memerlukan uang tidak sedikit," tuturnya.

Pada kesempatan ini, Widia berharap akan pertolongan medis serta kebutuhan sang anak lainnya dari Pemerintah Kabupaten Subang dengan cepat. Sebab, meski sudah berusia dua tahun, pertumbuhan Rayna tidak normal dari anak normal lainnya.

Akibat penyakit yang dideritanya, kulit Rayna terkelupas. Terutama pada bagian kakinya.




(dir/dir)


Hide Ads