Kisah Sakiri Tukang Servis AC, Cuan dari Panasnya Suhu Palabuhanratu

Serba-serbi Warga

Kisah Sakiri Tukang Servis AC, Cuan dari Panasnya Suhu Palabuhanratu

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 21 Feb 2024 12:00 WIB
Sakiri saat melayani pelanggannya di Pelabuhanratu Sukabumi.
Sakiri saat melayani pelanggannya di Pelabuhanratu Sukabumi. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar
Sukabumi -

Panasnya suhu di kawasan pesisir Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi membuat alat pendingin udara sangat dibutuhkan di kawasan ini. Meskipun harganya masih terbilang tinggi, namun benda ini laris manis bak kacang goreng.

Di balik larisnya alat pendingin udara, ada peranan Sakiri (34) dan dua orang temannya Alwi dan Galih. Mereka adalah penyedia jasa pasang dan perbaikan pendingin udara, dalam sehari mereka rata-rata mereka memasang 3 unit alat tersebut, belum lagi untuk jasa perbaikan.

"Sehari rata-rata bisa pasang tiga unit, kalau perbaikan bisa lima sampai tujuh per hari," kata Sakiri, di sela kesibuknnya memasang alat pendingin udara kepada detikJabar, Rabu (21/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sakiri, ia banyak memasang alat pendingin udara di kawasan perumahan dan kos-kosan hingga kawasan perkantoran. Ia dan tiga temannya keroyokan bergantian menggarap pemasangan dan perbaikan pendingin udara tersebut.

"Kadang bertiga, kadang berdua kalau sedang banyak order kita bisa usahakan bergantian. Yang penting kan pekerjaan harus rapi, harus benar-benar mengutamakan kepuasan pelanggan. Kita bekerja sesuai arahan Pak Iman," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Iman yang dimaksud Sakiri adalah pimpinan CV Andalan Teknik, pemilik jasa pasang dan perbaikan pendingin udara di Palabuhanratu. Sakiri sendiri bergabung dengan Iman sudah dua tahun, sebelumnya dia bekerja sebagai tenaga kebersihan di salah satu Toserba di Palabuhanratu.

"Saya baru dua tahun, sebelumnya bekerja sebagai cleaning service di salah satu toserba. Kalau penghasilan ya Alhamdulillah ya, lebih menjanjikan yang sekarang," tuturnya.

Dalam sehari, Sakiri bisa membawa pulang uang hasil keringatnya sebesar Rp 50 ribu, belum lagi penghasilan bulanan yang menurutnya cukup untuk menghidupi istri dan satu orang anaknya.

"Masih keluarga kecil, di rumah tinggal dengan istri sementara anak baru satu. Awalnya saya belajar juga sama Alwi dan Galih, mereka berdua lebih senior. Karena sering ikut dan memperhatikan akhirnya bisa juga, padahal saya hanya lulusan SMP," ungkapnya terkekeh.

Sembari bercerita, mata Sakiri tidak lepas memperhatikan kedua tangannya yang sibuk menautkan kabel di alat pendingin udara. Ia terlihat cekatan, pekerjaannya pun ringkas dan rapi.

"Makin dekat dengan kawasan pantai, suhu udara memang panas. Kalau untuk warga asli mungkin sudah terbiasa, yang jadi persoalan kan banyak juga mereka yang bekerja di sini, akhirnya memilih untuk pasang pendingin udara karena tidak kuat dengan panasnya. Namun tidak sedikit juga warga sini yang pasang, karena pasangannya ngeluh kegerahan ya begitulah sedikit banyak keluhan dari pelanggan yang memilih pasang pendingin udara. Sudah sering banyak yang curhat, katanya Palabuhanratu panas," kisahnya.

Sekitar 1,5 jam, Sakiri dan teman-temannya tuntas memasang pendingin udara. Uji coba kemudian dilakukan. Sekitar 10 menit, udara dingin langsung menyergap ruangan. Melihat pekerjaaan tuntas, Sakiri langsung meneguk segelas kopi yang disiapkan pelanggannya.

"Selesai ini, masih ada dua lagi pasang. Kalau yang perbaikan bisa menunggu lah sebelum petang bisa kita kerjakan," pungkasnya, dengan teliti ia memasukkan kembali peralatan untuk memasang pendingin udara.

(sya/sud)


Hide Ads