94 Anggota PPS di Kota Sukabumi Tumbang, Begini Analisa PPNI

94 Anggota PPS di Kota Sukabumi Tumbang, Begini Analisa PPNI

Siti Fatimah - detikJabar
Minggu, 18 Feb 2024 22:00 WIB
Ilustrasi KPPS Pemilu 2024.
Ilustrasi KPPS (Foto: Istimewa)
Sukabumi -

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) soroti banyaknya petugas Pemilu yang meninggal dunia dan sakit selama musim penghitungan surat suara.

Secara nasional, ada 35 orang meninggal dunia setelah menjalankan tugas proses penghitungan suara. KPU menjabarkan 23 di antaranya anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).

Sementara itu, di Kota Sukabumi ada 94 orang petugas mulai dari PPS, PPK, KPPS, Linmas, saksi termasuk pemilih yang jatuh sakit. Dua di antaranya bahkan dilarikan ke rumah sakit Primaya dan RSUD Syamsudin SH.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua PPNI Kota Sukabumi Irawan Danismaya mengatakan, fenomena ini merupakan tamparan bagi penyelenggara Pemilu. Terlebih, kata dia, sudah dua periode Pemilu yang mengakibatnya gugurnya petugas.

"Kejadian seperti ini dua periode saya lihat, banyak yang gugur. Ya kalau lihat analisa kemungkinan meninggal kan diduga dua, serangan jantung dan masalah perut. Itu berhubungan sekali karena ketika bangun pagi bertugas sebagai pengawas dan petugas Pemilu dia harus punya energi," kata Irawan di Kota Sukabumi, Minggu (18/2/2024).

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan, petugas Pemilu harus teredukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan selama bertugas. Menurutnya, petugas membutuhkan energi lebih untuk berkonsentrasi yang tinggi dan dalam jangka waktu panjang.

"Mungkin energinya cukup tp aktivitasnya panjang. Boleh dicoba, ketika kita sering duduk menghitung, bangun tiba-tiba itu langsung pusing. Itu indikator bahwa tubuh kita kelelahan, konsentrasi butuh energi sehingga itu berkaitan sekali, ini pure masalah kekuatan fisik dan persiapan fisik yang kurang bagus," ujarnya.

Makan pagi atau sarapan serta minum air mineral seringkali dianggap sepele sehingga hal itu menjadi penyebab banyaknya petugas Pemilu yang gugur dalam bertugas. Pihaknya mendorong, agar penyelenggara berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Sukabumi untuk melakukan pencegahan bertambahnya korban.

"Dalam mengantisipasi ini, sejawat kita, teman-teman perawat kita ditugaskan berkeliling dari satu TPS ke TPS lain. Itu ada, yali memang hanya sebatas melakukan tindakan gawat darurat, tidak mampu stand by menjangkau karena itu dalam pencegahan ke depan koordinasi lintas sektor segera dilakukan," katanya.




(dir/dir)


Hide Ads