Saran DPRD Kota Bandung Agar Pemilu Tak Bawa Kabar Duka

Saran DPRD Kota Bandung Agar Pemilu Tak Bawa Kabar Duka

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Sabtu, 17 Feb 2024 23:30 WIB
Suasana rumah duka salah satu petugas KPPS yang meninggal di kota Bandung.
Suasana rumah duka salah satu petugas KPPS yang meninggal di kota Bandung. (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Satu petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kota Bandung meninggal dunia akibat kelelahan. Jajang Safaat, Ketua KPPS 18 Kelurahan Pasir Wangi, Ujung Berung, wafat pada Jumat (16/2) malam pukul 20.00 WIB.

Jajang menjadi satu dari 10 petugas KPPS Kota Bandung yang dirawat di Rumah Sakit. Tercatat hingga hari ketiga pasca Pemilu 2024, terdapat 345 petugas KPPS yang jatuh sakit akibat kelelahan.

Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung, Andri Rusmana pun memantau duka di tengah semarak demokrasi ini. Ia pun mewanti-wanti agar dalam proses screening kesehatan dapat dilakukan dalam kurun waktu yang berturut-turut dan intensif mulai dari sebelum dan hari H Pemilu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"DPRD Kota Bandung menyampaikan turut berduka cita, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Kami tentu menyoroti perihal proses rekrutmen petugas yang harus lebih selektif dan harus secara ketat," katanya saat dihubungi, Sabtu (17/2/2024).

Andri menilai bahwa sudah seharusnya Pemerintah baik Daerah maupun Pusat saling mengkaji sistem Pemilu yang dikhawatirkan memberatkan kesehatan. Meskipun dalam kasus kematian Jajang memang tidak memiliki riwayat penyakit, namun ia merasa screening calon petugas dapat dilakukan juga dengan lebih serius.

ADVERTISEMENT

"Menjadi kewenangan petugas kesehatan untuk tidak meloloskan jika memang ada riwayat penyakit. Kemudian calon yang rawan (sakit) bisa diberi tanda merah, penyakit sedang ditandai kuning, sementara yang sehat diberi tanda hijau. Ini bisa sebagai antisipasi petugas kesehatan dalam skala prioritas penanganan kesehatan," lanjut dia.

Masih soal pemeriksaan kesehatan, menurut Andri seharusnya petugas KPPS betul-betul diperhatikan kondisinya secara rutin, selama seminggu sebelum bertugas.

Hal ini juga sesuai dengan kronologi wafatnya mendiang Jajang, yang diketahui sebelum bertugas sempat bekerja keras mempersiapkan TPS. Belum lagi dengan proses penghitungan suara yang membuatnya harus begadang.

"Pemeriksaan kesehatan lakukan selama seminggu sebelum Pemilu. Termasuk pemberian vitamin, juga harusnya dilakukan selama seminggu sebelum dan sesudah melaksanakan tugas," ujar Andri.

Terakhir, jika ikhtiar untuk monitor kesehatan petugas KPPS sudah dilakukan, Andri pun berharap para petugas KPPS bisa lebih peduli dan segera cek kondisinya. Terlebih pada hari-hari pasca bertugas.

"Bagi yang sudah melaksanakan tugas agar melakukan pemeriksaan kembali ke puskesmas terdekat. Ini untuk memastikan kondisinya setelah bekerja, mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga dapat terdeteksi secara dini," pesannya.

Sebelumnya diberitakan, satu petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kota Bandung meninggal dunia akibat kelelahan. Hal ini diungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian.

Jajang Safaat, Ketua KPPS 18 Kelurahan Pasir Wangi, Ujung Berung, menjadi salah satu dari 345 petugas KPPS yang jatuh sakit akibat kelelahan, di Kota Bandung. Sayangnya, hingga hari ketiga pasca Pemilu 2024 kondisinya terus memburuk.

Hingga akhirnya, nyawa Jajang tak berhasil diselamatkan meski sudah dirawat intensif di Rumah Sakit. Jajang dinyatakan meninggal pada Jumat (16/2) malam pukul 20.00 WIB.

(aau/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads