Petugas KPPS di Ujungberung Bandung Meninggal Dunia!

Petugas KPPS di Ujungberung Bandung Meninggal Dunia!

Rifat Alhamidi - detikJabar
Sabtu, 17 Feb 2024 12:00 WIB
Ilustrasi jenazah
Ilustrasi (Foto: Thinkstock).
Bandung -

Kabar duka usai pemungutan suara Pemilu 2024 terjadi di Kota Bandung, Jawa Barat. Seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (16/2/2024).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban yang gugur itu bernama Jajang Safaat. Ia diketahui bertugas sebagai Ketua KPPS 19 Pasirwangi, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung.

"Iyah betul," kata Ketua KPU Kota Bandung Wenti Frihandianti saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (17/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun demikian, Wenti belum bisa mengungkap penyebab pasti meninggalnya petugas KPPS itu. Ia mengaku akan datang ke rumah duka sekaligus menyampaikan bela sungkawa kepada pihak keluarga.

Sebelumnya diberitakan, KPU Jabar mencatat sejumlah petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) gugur setelah menjalankan tugas dalam proses penghitungan suara.

ADVERTISEMENT

"Meninggal dunia 6 orang," kata Ketua Bidang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Jawa Barat Hedi Ardia di Kantor KPU Jabar, Jalan Garut, Kota Bandung, Jumat (6/2/2024).

Selain ada yang meninggal dunia, Hedi juga menyebut ada petugas KPPS sakit saat perhitungan suara dan setelah perhitungan suara.

"Sakit sejak 14-15 Februari mencapai 1.335 orang," ujar Hedi.

Hedi menambahkan, pihaknya masih menunggu informasi angka pasti anggota KPPS yang meninggal dan sakit dari KPU kabupaten kota. Untuk petugas KPPS yang meninggal dan sakit tersebar di beberapa daerah di Jabar.

"Penyebab rata-rata karena kelelahan. Untuk penyebab pasti, akan dipastikan ke KPU kabupaten kota," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian mengungkap petugas KPPS yang meninggal itu jatuh sakit akibat kelelahan. Kondisinya terus memburuk usai bertugas menjadi KPPS.

"Informasi yang kami dapat belakangan, pada saat sebelum pelaksanaan kegiatan pencoblosan, Pak Jajang sebagai Ketua KPPS kondisinya memang sudah kurang fit. Pada hari H juga begitu, apalagi beliau begadang di tanggal 14-15. Kemudian subuh jam 4, tetap harus ke Kelurahan karena ada berkas yang harus tanda tangan. Tentu saja kondisi badannya jadi tambah memburuk, tidak tidur 24 jam. Penyebabnya terutama itu, kelelahan yang sangat luar biasa," kata Anhar di rumah duka, Sabtu (17/2/2024).

Ia pun menceritakan bahwa kondisi Jajang yang memburuk, membuatnya tak berhasil diselamatkan saat sudah dibawa ke Rumah Sakit. Jajang dinyatakan meninggal pada Jumat (16/2) malam pukul 20.00 WIB.

"Kondisinya sudah kurang bagus, masuk ke Rumah Sakit hari Kamis sore, hari Jumat masuk ke ICU. Jumat malam jam setengah 8 itu meninggal dunia. Itu warning buat kami," ucap Anhar.

Anhar pun menyampaikan ucapan berduka cita dan belasungkawa. Kepergian Jajang tak disangka, sebab Anhar mengaku saat melakukan screening kesehatan petugas KPPS, kondisi Jajang dalam keadaan sehat.

"Ikhtiar sudah dilakukan, tapi takdir seperti itu. Sebenarnya almarhum Pak Jajang ketika screening awal dulu kondisinya bagus, tensi bagus, tekanan darah bagus, diabetes bagus. Tidak ada faktor risiko kalau melihat kondisi badannya," kata Anhar.

(ral/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads