'Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu. Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu. Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu. Dipaksa pecahkan karang, lemah jarimu terkepal'.
Penggalan lirik lagu penyanyi Iwan Fals berjudul Sore Tugu Pancoran itu, tampaknya mewakili kehidupan Nurin Elvani (7) siswi kelas I sekolah dasar di Kota Sukabumi.
Sejak bapaknya terlibat kecelakaan lalu lintas, ia harus menyisihkan waktu bermainnya untuk membantu ibu mencari Rupiah demi menyambung hidup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala matahari mulai terbenam, anak dari pasangan suami istri Eliani Fitradewi (40) dan Ifan Surhalan (40), warga Jalan Gotongroyong, Gang Kecana, Kecamatan Gunungpuyuh ini masih sibuk berkeliling untuk menawarkan makanan ringan seperti kembang goyang dan kerupuk kulit.
Sweater lusuh dan kerudung kuning menghangatkan tubuhnya di saat hujan rintik-rintik turun. Tanpa lelah dan malu, Nurin menawarkan makanan ringan tersebut dengan harga mulai Rp15.000 hingga Rp20.000 kepada orang yang dijumpainya.
"Aku setiap hari jualan keliling bantu ibu karena bapak tidak bisa mencari nafkah setelah kecelakaan ditabrak orang usai pulang bekerja," kata Nurin mengawali perbincangan beberapa waktu lalu.
Sejak Ifan Surhalan kecelakaan tiga tahun lalu, Nurin yang bercita-cita menjadi Polisi Wanita (Polwan) ini menuturkan ibu bersama dirinya harus berusaha mencari Rupiah untuk menghidupi keluarga. "Dari tiga tahun lalu saya sama ibu suka dibawa berjualan, sampai sekarang bantuin ibu. Karena kasian," ucapnya.
Seharinya, Nurin bisa mengantongi uang Rp50.000 sampai Rp100.000. Uang tersebut diberikan kepada ibunya untuk kebutuhan sekolah dan sehari-hari. Nurin tetap semangat demi membantu perekonomian keluarga yang status ekonominya masih banyak kekurangan.
"Harus semangat karena keluarga aku banyak. Ada lima bersaudara, aku anak ke tiga," kata dia.
Eliani Fitradewi (40) ibu kandung Nurin Elvani menuturkan, pada 2021 lalu suaminya yang berprofesi sebagai satpam disalah satu kantor swasta terlibat kecelakaan lalu lintas saat hendak pulang bekerja. Kecelakaan itu menyebabkan dia mengalami gangguan saraf hingga tak bisa lagi menjadi tulang punggung keluarga.
"Sejak saat ini saya harus berusaha bekerja demi menghidupi lima anak saya yang masih kecil," tuturnya.
Eliani pun terpaksa harus bekerja serabutan dengan menjual dagangan dari orang lain. Meski penghasilannya tak seberapa, namun terus menjalani aktivitas berjualannya hingga saat ini.
"Kalau jualan begini kan masih ada waktu buat anak-anak saya. Karena kalau lagi jualan anak (yang masih kecil) bisa dititipkan sama kakanya yang sudah dewasa," kata Eliani.
(mso/mso)