Unik! TPS 25 Liogenteng Bandung Daur Ulang Sampah untuk Dekorasi

Unik! TPS 25 Liogenteng Bandung Daur Ulang Sampah untuk Dekorasi

Bima Bagaskara - detikJabar
Rabu, 14 Feb 2024 09:52 WIB
Sampah dijadikan dekorasi di TPS 25 Liogenteng Bandung.
Sampah dijadikan dekorasi di TPS 25 Liogenteng Bandung. Foto: Bima Bagaskara/detikJabar
Bandung -

Banyak cara unik dilakukan demi meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak suaranya di Pemilu kali ini. Di Kota Bandung, terdapat TPS yang didekorasi menggunakan pernak-pernik dari sampah daur ulang.

Selain untuk meningkatkan minat masyarakat datang ke TPS, hal ini dilakukan juga dalam rangka mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan.

Hal ini dilakukan oleh petugas KPPS TPS 25 Liogenteng, Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung. Mereka mendekor tempat yang dijadikan TPS dengan pernak-pernik dari sampah daur ulang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun sampah yang digunakan mayoritas merupakan sampah botol plastik, bungkus minuman sachet hingga dus bekas.

"TPS 25 ini berkonsep dekorasi dari barang bekas, karena Kota Bandung saat ini kan sudah harus memilah sampah dari rumahnya dan memang di Kelurahan Nyengseret ini kita sudah punya bank sampah," ucap Ketua KPPS TPS 25 Sandi Syarief, Rabu (14/2/2024).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, sampah anorganik yang dikumpulkan warga dipinjam dulu oleh KPPS untuk dibuat dekorasi TPS. Setelah proses pemilu selesai, dia menyebut akan mengembalikan sampah tersebut ke bank sampah.

"Jadi sampah organik dan sampak anorganik sudah terpisah. Makanya ini sampah dari warga kita pinjam, kita angkut kesini untuk dekorasi tps dan nanti kita tabung ke bank sampah," ujarnya.

Syarief menuturkan, hal ini dilakukan juga untuk mengedukasi warga jika sampah memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika bisa diolah menjadi barang daur ulang. Karena itu, TPS 25 yang memiliki DPT sebanyak 269 ini mendekor menggunakan pernak-pernik sampah daur ulang.

"Harapannya selama ini kan warga gak tahu sampah bisa bernilai, kan biasanya dibuang atau dikilo tapi harganya kan murah. Tapi setelah jadi sesuatu kan nilai jualnya jadi lebih mahal," pungkasnya.

(bba/sud)


Hide Ads