Rabu (14/2/2024) pagi hari, jalanan Kota Bandung nampak lengang. Di hari Pemilu 2024 ini, jadi hari libur nasional yang mengharuskan warga menggunakan hak pilih ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Sekitar pukul 07.00 WIB TPS 01 yang terletak di Jalan Otto Iskandar Dinata nomor 435, Kota Bandung jadi salah satu yang sudah bersiap. Para petugas KPPS terlihat berjaga di Gedung KSP Rukun Ikhtiar ini.
Namun, proses pencoblosan baru dapat dilakukan pukul 08.10 WIB. Sekitar pukul 07.11 WIB dilanjut ke sesi pembacaan sumpah dan pengecekan surat suara masih bersegel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semangat menyambut Pemilu tahun ini, jadi kali pertama dirasakan oleh Dani Hamdani (31). Ia mendaftarkan diri dan berkesempatan jadi petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS). Meskipun Pemilu tahun ini bukan yang pertama buatnya, tapi ia mengaku, baru tergugah untuk berpartisipasi menjadi petugas.
"Saya ingin ikut regenerasi petugas KPPS. Setiap kali Pemilu kan punya sistem dan alur yang berbeda. Tahun ini ya saya sadar waktunya untuk regenerasi petugas KPPS, yang biasanya usia sudah tua. Sudah saatnya yang muda ikut andil dalam memperlancar wilayah masing-masing," ucap Dani saat ditemui di lokasi.
Dani mengaku, memori kelam ratusan petugas KPPS yang jatuh sakit hingga meninggal dunia pada lima tahun yang lalu, membuatnya tergerak untuk berubah. Rasa khawatir akan mengalami kelelahan pun sempat ia rasakan.
Tapi ia mencoba optimistis, tekadnya bulat untuk ikut berpartisipasi dalam Pemilu tahun ini. Di TPS 01, ia bertugas menjadi petugas KPPS 6 yang menjaga kotak suara dan mengarahkan warga setelah mencoblos.
"Ada rasa sedikit khawatir (sakit atau kelelahan), tapi sebelumnya kan kami sudah diberi asupan makanan dan vitamin dari kewilayahan. Saya juga fokus jaga kesehatan, jadi semoga nanti penghitungan suara tidak sampai larut malam dan kami tetap sehat karena saat penghitungan suara kan semua petugas dari Ketua KPPS pun ikut andil," ceritanya.
Sementara itu dari kursi pemilih ada Ratna, lansia berusia lebih dari 60 tahun itu jadi orang pertama yang datang ke TPS 01. Ia mengaku antusias datang sepagi mungkin agar tak menunggu giliran terlalu lama.
"Rumah saya di Kebon Coklat, deket sih dari sini. Tapi saya mau dateng pagi lah tahun ini, biar nggak banyak orang terus cepet selesai. Sambil bisa lihat pilihan DPR RI dll, pusing soalnya banyak namanya. Kalau presiden sih sudah punya pilihan," kata dia.
Usia tak menghambat semangatnya untuk menggunakan hak pilih. Ia pun mengungkapkan harapannya agar Pemilu kali ini berjalan dengan lancar dan tertib, siapapun nanti yang terpilih memimpin.
Harapan serupa juga disampaikan oleh Jeihan (24), mojang Bandung yang pertama kali menggunakan hak pilihnya. Ia memutuskan untuk datang lebih siang ke TPS, tapi meski begitu bukan berarti semangatnya melemah.
"Semangat banget hari ini untuk ke TPS, ingin memilih pemimpin yang terbaik. Ini pertama kali nyoblos, periode sebelumnya nggak nyoblos karena merantau dan males ngurus. Kali ini semangat buat milih salah satu yang menurut aku paling tepat untuk memimpin," ceritanya.
"Semoga siapapun yang nanti terpilih jadi pilihan yang terbaik. Abis Pemilu nggak ada lagi benci-bencian karena beda pilihan, itu aja harapannya," lanjut dia.
Dari kursi saksi ada Yuyun (35), salah satu dari belasan saksi yang wajib mengawal buka segel surat suara di TPS. Ia menjadi saksi perwakilan dari Partai PKS.
"Kalau jadi saksi itu lumayan lah capek. Saya kan awalnya daftar gitu sebagai relawan partai. Terus tugas kita hari ini dari awal harus ngelihatin kotak suara, sama engga jumlahnya. Kita rekam dan foto sebagai bukti bahwa masih disegel begitu. Nanti sekitar jam 9, giliran kita yang nyoblos," kata dia.
"Capek tapi antusias, ingin ikut berpartisipasi. Iya ini ditugaskan untuk mengawasi sampai ke penghitungan suara," tambahnya.
(aau/mso)