Warga RT 5 RW 7 Kampung Gunung Karikil Kelurahan Tuguraja, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya terpaksa menyulap WC umum menjadi tempat pemungutan suara (TPS) Pemilu 2024.
Hal itu dilakukan karena di lingkungan mereka tak memiliki tanah lapang atau gedung untuk dijadikan TPS. Alhasil TPS 36 itu didirikan di area WC umum, 4 lokal tempat buang hajat diubah menjadi bilik suara.
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 36 Tuguraja, Hendrayana (43) membenarkan bahwa pemanfaatan WC komunal di lingkungannya akibat tak ada lahan atau area yang memungkinkan untuk mendirikan TPS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami membangun TPS di sini sejak Pemilu 2009. Sebelumnya ada lapang, tapi karena sudah dibangun, tak ada lagi tempat yang bisa dimanfaatkan. Sewa gedung juga tak memungkinkan," kata Hendrayana, Selasa (13/2/2024).
Opsi menjadikan gang sebagai lokasi TPS menurut dia dianggap tak memungkinkan, karena gang berbentuk memanjang. Untuk tata letak TPS, area memanjang dianggap tak memungkinkan. "Kalau di gang susah, layout-nya jadi memanjang," kata Hendrayana.
Dia mengakui menjadikan WC sebagai TPS tidak ideal, namun langkah ini dilakukan karena keadaan yang tak memungkinkan. "Ya memang tak ideal tapi mau bagaimana lagi, tapi kami upayakan agar pemilih tetap nyaman dan aman," kata Hendrayana.
Upaya yang dilakukan oleh KPPS adalah dengan menutup sementara 4 lokal WC umum ini. Penutupan dilakukan sejak hari Minggu lalu. Warga bergotong royong membersihkan WC, mengepel lantainya. Untuk klosetnya ditutup dengan karung berisi pasir lalu diberi bebatuan dan ditaruh pot tanaman. Sementara bagian bak mandi, bagian atasnya diberi rangka kayu, sehingga berubah menjadi meja.
Di bagian muka deretan WC seluas tak lebih dari 1,5 x 1 meter ini, diberi hiasan bentangan kain. Mirip dekorasi di tempat kenduri, tak lupa tulisan 'bilik suara' turut menghiasi.
Namun aroma-aroma tak sedap masih menabrak ujung hidung. Hendrayana mengatakan perlu penanganan khusus untuk menghilangkan bau di tempat buang hajat itu. Panitia sudah menghabiskan berbotol-botol cairan pembersih WC, namun bau masih tercium. Panitia menduga aroma dari selokan yang sulit dihilangkan.
"Iya Wipol sudah habis berbotol-botol, kami sudah pasang pengharum ruangan. Nanti juga rencananya setiap satu atau dua jam sekali akan kita semprot pengharum ruangan," kata Hendrayana.
Mengenai tata letak, 4 lokal WC itu dijadikan bilik suara. Halaman WC dijadikan tempat menyimpan kotak suara dan petugas celup tinta di jari. Sementara meja petugas KPPS lainnya dan saksi berada di gang, bersama area tunggu pemilih.
Besok TPS 36 ini akan didatangi oleh 257 orang pemilih yang akan menyalurkan hak pilihnya.
(sud/sud)